Chasing Your Heart - Bab 367 Masih Ada Kerinduan Dalam Hati

Evelly Mo, wanita ini benar-benar berhati busuk. Ketika mereka berdua tidak bersama, dia akan melakukan segala cara untuk menjatuhkan Regina Mo. Dia tidak berpikir kalau Regina Mo jatuh ke tangannya apa yang akan dia dapatkan.

Saat Billy Gu masih memikirkan cara untuk menghadapi Regina Mo, dia berkata lagi, "Billy Gu, aku sudah memutuskannya hari ini. kamu tidak perlu menghentikanku. Dan juga, walaupun aku ada disini, itu juga tidak baik bagiku. kalau aku tetap dalam keadaan ini, aku seperti sedang duduk santai dan menunggu kematian. Setidaknya kalau aku bertemu Arthur, aku masih bisa merasakan kerinduan dalam hatiku. Selain itu, aku sudah dewasa dan aku dapat bertanggung jawab atas kata-kata dan perbuatanku sendiri. kamu bisa yakin kalau meskipun ada kecelakaan maka aku akan bertanggung jawab atas diriku sendiri. Aku berjanji kalau itu sama sekali tidak ada hubungannya denganmu. "

"Tidak bisa dibilang begitu ..." Dihadapkan pada sikap keras kepala Regina Mo, Billy Gu tiba-tiba menjadi emosi.

Aku benar-benar tidak tahu, bagaimana wanita ini bisa keras seperti ini.

Regina Mo menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Kamu dan Arthur adalah teman, dan aku tidak ingin membuat hubungan kalian menjadi kaku. Aku tidak akan mengatakan lebih banyak lagi. Sekarang beritahu aku di mana Arthur berada. . "

Sekarang sesudah semuanya sampai pada titik ini, Billy Gu tahu kalau dia benar-benar tidak dapat menghentikannya.

Dia juga tahu kalau Regina Mo bertekad untuk menemukan Arthur Sheng.

Kalau dia menghentikannya lagi, aku khawatir itu akan berubah menjadi dirinya.

“Tisno seharusnya belum berangkat,” Billy Gu menarik napas dalam-dalam. “Jangan khawatir, aku akan menghubungi Tisno Wen lagi sekarang dan mencoba untuk menyuruhnya membawamu bersamanya."

“Terima kasih.” Regina Mo menatap dengan sangat tulus.

Billy Gu mengangguk sedikit, lalu menghubungi Tisno Wen.

Telepon terhubung dengan cepat, dan suara Tisno Wen terdengar di sana: "Ada apa? Apakah ada sesuatu?"

Samar-samar, Billy Gu masih bisa mendengar suara seperti "Pesawat akan segera lepas landas".

"Regina Mo juga ingin pergi ke Arthur, bawalah dia bersamamu, aku akan mengantarnya ke bandara sekarang."

Ketika membicarakan hal ini, Billy Gu tanpa sadar kembali menatap Regina Mo. Regina Mo sebenarnya juga sedang menatapnya.

Billy Gu merasa sedikit canggung, dan meneruskan berbicara dengan Tisno Wen.

“Bagaimana bisa Regina Mo tahu tentang Arthur?” Ketika Tisno Wen mengetahui kalau Regina Mo ignin mengikutinya. Dia langsug merasa tegang dan mengerutkan kening. Saat ini, lelucon apa yang kamu buat? "

"Aku tidak bercanda." Billy Gu menghela nafas, "Dia ingin pergi, dan aku tidak bisa menahannya. Mereka memiliki hubungan yang kuat. Aku tidak bisa menjadi orang jahat dan menghentikannya?"

“Lalu bagaimana dia tahu tentang Arthur?” Tanya Tisno Wen.

Sesudah jeda beberapa saat, dia mengatakan dugaannya, "Apakah kamu memberitahunya?"

"Yeah." Billy Gu mengangguk. "Aku tidak bisa menahannya. Dia terus bertanya padaku--"

Di tengah kata-katanya, Regina Mo berjalan mendekati saat ini, menggunakan volume yang bisa didengar Tisno Wen, dan berkata dengan tegas, "Aku yang memutuskan, dan kamu tidak perlu menghentikanku. Ini penting bagiku, danyang mengkhawatirkan Arthur bukan hanya kamu. Sebagai istrinya, aku harus berbagi suka dan duka bersamanya. "

Dia tahu kalau karena Billy Gu akan menghentikannya, itu berarti dia pasti sudah membicarakannya dengan Tisno Wen.

Kalau dia tidak bicara, Tisno Wen pasti akan menolak permintaannya dan menyuruh Billy Gu untuk menghentikannya.

Daripada melakukan ini, lebih baik ekspresikan diri kamu di awal dan lihat seperti apa sikap mereka.

Tisno Wen tentu saja mendengar kata-katanya dengan jelas.

Di sisi lain telepon, dia terdiam beberapa saat, lalu perlahan mengucapkan satu kata, "Oke."

Dia lebih tenang daripada Billy Gu, dan dia juga tahu kalau karena Billy Gu tidak bisa menghentikan Regina Mo, maka bisa dibayangkan bagaimana sikap Regina Mo saat menghadapinya.

Sejujurnya, selain menghentikannya demi kebaikan Regina Mo, mereka benar-benar tidak punya alasan lain untuk menghentikannya.

Mereka adalah suami dan istri, terus terang saja, hati mereka berdua terhubung.

Sebagai orang luar, mereka hanya bisa mengatakan kalau mereka sudah memenuhi kewajiban mereka sampai akhir, sedangkan yang lain, mereka benar-benar tidak bisa mengurusinya sebanyak itu.

Billy Gu berkata tanpa daya, "Kamu juga tahu situasiku disni, kalau begitu aku akan membawa Regina Mo untuk mencarimu sekarang. Kalian cepatlah kembali."

"Oke." Tisno Wen berjanji, lalu mendesak: "Hati-hati di jalan dan lihat apakah ada kendaraan yang mengikuti."

Evelly Mo dan yang lainnya bertindak keterlaluan akhir-akhir ini, bagaimanapun, lebih baik berhati-hati.

Akhirnya ketika hendak menutup telepon, Tisno Wen mendengar suara yang sangat samar dari Regina Mo: "Terima kasih."

Setelah mengucapkan kata itu, Regina Mo juga menghela nafas lega.

Setelah Tisno Wen menyetujui permintaannya, dia terlihat jauh lebih tenang daripada saat mendengar kabar tersebut.

Bagimanapun, dirinya akhirnya memiliki lebih banyak kesempatan untuk melihat Arthur Sheng, daripada hanya khawatir dan bersembunyi di rumah, bukan?

Ketika Billy Gu meletakkan telepon, dia ingat bahwa Tisno Wen sudah terburu-buru untuk pergi, dan berkata kepadanya, "Sudah terlambat untuk berkemas. Aku akan mengantarmu ke bandara dulu. Kalian seharusnya hanya beberaapa hari disana. Dalam beberapa hari, jiak membutuhkan sesuatu beli disana saja. "

Karena terlalu mendesak, dia terdengar sangat tegang.

Regina Mo ingin menyelesaikan masalah ini secepat mungkin, jadi dia menyetujuinya.

"Oke, kalau begitu tolong."

Setelah berkata, keduanya pergi bersama.

Di tengah perjalanan, karena terburu-buru Billy Gu mengemudikan mobil dengan cepat, melewati beberapa lampu merah di sepanjang jalan.

Regina Mo mau tidak mau memikirkan adegan di mana dia hampir dibawa pergi oleh Denny hari itu. Tentu, dia merasa panik.

Tetapi ketika dia berpikir kalau dia akan bertemu dengan Arthur Sheng, dia tiba-tiba merasa tidak ada apa-apa di depannya.

Yang terpenting, dia bisa pergi ke sisinya.

Regina Mo melihat ke depan dengan cemas, ingin melihat semuanya.

Setelah beberapa lama, akhirnya dia sampai di bandara, Tisno Wen pun sudah menunggu keduanya.

Melihat mereka datang, dia buru-buru berkata, "Aku sudah mendapat boarding pass. Oke, ayo langsung pergi sekarang."

"Kalau begitu, hati-hati."

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu