Chasing Your Heart - Bab 214 Bagaimana Bisa Pergi Dari Sini.

Ketika Regina Mo sadar, semuanya terasa asing.

Di kamar bernuansa dingin ini, hanya ada sebuah meja, sebuah kursi, kasur yang sangat besar, selain itu tak ada apapun. Dari jendela samar-samar bisa melihat pemandangan di luar, seperti sebuah mansion.

Tapi ini tempat asing baginya.

"Apa ada orang?" Hanya kalimat pendek, tapi Regina Mo merasa tenggorokannya seperti terbakar, sakit sekali.

Pintu berbunyi pelan, Regina Mo ingin melihat apakah itu Arthur Sheng. Tapi dia harus kecewa... belum sempat bangun, tubuhnya terjatuh lagi.

"Jika tak ingin mati, jangan bergerak!" Terdengar suara dari belakang dan itu bukan suara Arthur Sheng. Dari suara itu, bisa didengar aura dingin yang pekat.

"Kaa.. kamu siapa?" Tak lama kemudian Regina Mo melihat seorang pria tampan, sepertinya pria berdarah campuran. Pria itu berdiri di depannya tanpa ekspresi. Matanya seperti air yang tenang, membuat orang ketakutan.

Oki Ye tak menjaab, "Gegar otakmu parah sekali. Jika tidak ada airbag, sepertinya kamu sudah mati. Jika tak mau mati, berbaringlah selama dua hari."

Setelah dirasa tenang, baru Regina Mo merasa kepalanya seperti akan pecah dan seperti ingin muntah, tapi ini tempat asing untuknya.

"Apakah kamu teman Arthur? Dimana Arthur?" Regina Mo masih merasa Arthur Sheng yang menyelamatkannya. Bagaimanapun juga, perasaan saat bertemu pria ini dan perasaan saat bertemu dengan Arthur Sheng mirip, sama-sama dingin!

Oki Ye seperti mendengar lelucon, "Arthur? Aku tak kenal. Karena kebaikan hatiku saat itu, aku menyelamatkanmu."

Raut muka Regina Mo berubah pucat, matanya mendadak kosong. Setelah sadar apa yang terjadi, hatinya langsung bergejolak dan langsung mencabut infus yang menempel di tangan.

"Siapa kamu? Saat itu tak ada siapapun di jalan. Kapan kamu muncul? Aku ingat, aku menabrakmu." Regina Mo ingat saat itu dirinya melihat pria ini.

Oki Ye menatapnya sekilas, otak wanita itu ternyata tak bodoh. Tapi sekarang sudah tahu pun tak berguna. Tidak ada yang bisa menghentikan apapun yang dia ingin lakukan, termasuk wanita ini.

Mata Oki Ye menatap dalam Regina Mo, "Kamu tak perlu tahu siapa aku. Semakin banyak kamu tahu, semakin cepat kamu mati!"

Regina Mo masih ingin memberontak, tiba-tiba masuk beberapa petugas medis yang kembali menyuntik Regina Mo.

Regina Mo ingin memberontak, tapi dibawah tatapan Oki Ye yang dingin, Regina Mo tak berani bersuara.

Setelah petugas medis pergi, Oki Ye seperti mengapresiasi Regina Mo yang beradaptasi dengan keadaan. Tanpa bersikap dingin lagi, Oki Ye membicarakan rencana ke depannya dengan nada suaranya yang biasa.

"Berdasarkan tugasku, perjalananmu selanjutnya aku yang akan bertanggung jawab. Setelah lukamu diobati dan gegar otaknya tak parah, aku akan membawamu ke Eropa."

Regina Mo berusaha keras membuat dirinya tetap duduk, sakit di tubuhnya tak bisa dibandingkan dengan kepanikan di hatinya, "Siapa yang sebenarnya memerintahkanmu? Apakah Shanon?"

Wajah Oki Ye langsung berubah. Teringat cara membalas budi pada ayah dan anak itu, perasaan Oki Ye menjadi tak nyaman, "Tak ada yang memerintahkanku. Baguslah kamu tahu hal ini, tak boleh dan jangan bertanya lagi!"

Kepanikan di hati Regina Mo bertambah. Orang di depannya membuat dirinya merasakan aura kematian. Pasti dia orang yang berbahaya. Regina Mo panik menginginkan sesuatu untuk kabur, dia ingin hidup dan bertemu Rizky. Bagaimana bisa dia kabur dari sini?

Gerakan Regina Mo membuat Oki Ye mengernyit. Ekspresi itu seperti masuk ke dalam kepanikan yang sangat dalam. Oki Ye berpikir sebentar, dirinya tak ingin membawa orang bodoh pulang. Terpaksa Oki Ye memencet bel, lalu tak lama kemudian, pegawai medis datang.

"Suntikan obat penenang!"

Dokter melihat pasien di kasur, dalam hati merasa iba. Tubuhnya begitu lemah, kalau seperti ini terus dia tak akan bisa bertahan, tapi dokter tersebut masih menyuntikkan sedikit obat ke tubuh Regina Mo.

Regina Mo masih ingin berontak, efek obat penenang sudah bekerja, perlahan-lahan Regina Mo tertidur.

Ketika terbangun lagi, Regina Mo melihat di sisi ranjang duduk orang yang agak mirip dengannya, tapi Regina Mo tak mengenalnya sama sekali.

"Kamu siapa?" Karena dalam waktu yang lama tak diberi air, tenggorokan Regina Mo membengkak.

Ayah Mo memapah tubuh Regina Mo, memberikan air yang sedari awal sudah dingin dan menyodorkan ke bibir Regina Mo. Regina Mo meminum sedikit, baru tenggorokannya merasa enak.

"Kamu siapa?" Regina Mo memiliki pertanda bahwa dirinya berhubungan dengan pria ini.

Sesuai dugaan.

Ayah Mo meletakkan gelas tersebut, menatap Regina Mo dalam, "Menurutmu apa hubungan di antara kita?"

Regina Mo terdiam.

Ayah Mo tersenyum, lalu mengelus rambut Regina Mo, "Aku ayahmu. Ayah kandungmu!"

Mulut Regina Mo terbuka lebar, tak menyangka ayahnya yang dulu sudah meninggal ternyata masih hidup. Walaupun terlihat mirip, tapi teringat lingkungannya, kemungkinan besar pria ini menipunya.

"Tak mungkin! Ayahku sudah meninggal." Walaupun Regina Mo menjawab begitu, tapi dirinyabtak percaya. Bagaimanapun juga hubungan darah tak bisa dipalsukan.

Ayah Mo berkedip, sepertinya anak ini tak mudah dibohongi. "Tidak. Saat itu aku hanya hilang, bukan meninggal. Ibumu tak tahu!"

Regina Mo menggeleng, tak bersedia percaya bahwa pria ini adalah ayahnya.

Ayah Mo tak bicara lagi. Hari ini dia melihat Regina Mo hanya untuk melihatnya saja, tak ada maksud lain. Wanita ini percaya atau tidak tak masalah, sebentar lagi diabm juga akan yakin.

"Kalian berdua sudah selesai bicara? Kalau sudah cepat pergi, aku mau tidur!" Entah kapan Oki Ye muncul di depan pintu. Pria itu memakai baju tidur hitam yang agak seksi. Dada bidangnya agak terlihat, matanya yang dingin tampak sayu, seperti ingin tidur.

Regina Mo mengedipkan matanya, kembali menatp pria yang menganggap dirinya sebagai ayahnya, lalu jarinya terulur, "Kalian bekerja sama, tak mungkin mau menculikku, kan?"

Ayah Mo diam, berbalik lalu pergi. Dia tahu Oki Ye memiliki kebiasaan sendiri. Contohnya, saat dia ingin tidur, di dalam rumah tidak akan muncul orang yang tak dia percaya, bagaimanapun juga identitasnya berbeda.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu