CEO Daddy - Bab 110 Dia Ingin Menyuapimu

Akhinya Yenny Tang merasa hatinya mulai tenang, ternyata orang hebat seperti Direktur Ye, tidak seharusnya mengetahui makanan seperti ini.

“Em...... bagaimana mengatakannya?” Yenny Tang berpikir dengan cukup lama. Namun dia tidak menemukan cara untuk menjelaskan. Masih tercium aroma pedas Malatang. Berlalu lalang dihidungnya, dia langsung menarik tangan Jimson Ye dengan satu tarikan, membawanya ke tenda yang menjual Malatang: “Aku akan mengajakmu memakan itu.”

Jimson Ye yang melihat tangannya digandeng oleh Yenny Tang. Setelah berpikir dia memutuskan untuk tidak melepaskan gandengan tangannya, malah melekukkan bibirnya. Menunjukkan sebuah senyuman polos.

Saat itu Yenny Tang juga tanpa berpikir. Langsung menarik tangan Jimson Ye, berjalan ke sisi tenda. Melihat-lihat makanan disana, kemudian berucap pada penjual: “Aku pesan sawi putih, bayam. Lobak. Bakso sapi, bakso babi, babi merah. Tahu, kentang. Akar teratai, rumput laut. Kembang tahu, jamur enoki dan juga telur puyuh dua tusuk. Yang super pedas.”

“Baiklah......” sang penjual menyaut dengan suara kerasnya.

Yenny Tang dengan senang menarik tangan Jimson Ye, membawanya ke sisi meja yang kosong.

Dia mengeluarkan tisu. Mengelap meja dan kursi dengan teliti, baru membiarkan Jimson Ye duduk diatas kursi.

Dia sendiri sebenarnya tidak perduli. Dia adalah gadis mandiri. Semua makanan yang ada dipasar malam sangat enak, namun kebersihannya sedikit diragukan, jika tidak datang kemari, mereka tidak dapat merasakan suasana disini, dan akan merasa ada yang kurang.

“Sudah lama sekali aku tidak makan makanan seperti ini, jika dipikir-pikir sungguh sangat merindukan masa itu.” Yenny Tang melonggarkan gandengannya pada tangan Jimson Ye, berucap dengan menghela nafas.

Dulu ketika dibangku sekolah menengah atas, ketika pulang sekolah, dia pasti akan membungkus seporsi Malatang untuk dia makan ditengah malam, untuk mengembalikan tenaga dan pikirannya yang terkuras. Namun setelah dia keluar negeri, dia tidak dapat memakan Malatang lagi, dia selalu menginginkannya namun tidak mendapatkannya, hingga akhirnya dia tidak menginginkannya lagi.

Jimson Ye menatap jari tangan Yenny Tang yang putih dengan lama, tangan yang ditarik oleh Yenny Tang, ibu jari dan jari telunjuk yang saling bersentuhan dengan pelan.

“Jika suka maka makanlah yang banyak.” ucap Jimson Ye sedikit tanpa sadar.

Sang penjual menyajikan pesanan Yenny Tang dengan cepat, meletakkannya disebuah wadah, kemudian membawa dua mangkuk kecil, memberikannya pada Jimson Ye dan Yenny Tang.

Yenny Tang mengangkat sumpitnya, mengambil sebuah bakso sapi perlahan, meniupnya sebentar kemudian memasukkannya kedalam mulut, karena terlalu panas, dia hanya dapat menggerak-gerakkan baksonya didalam mulut.

“Eeemm...... ini sungguh enak.” Yenny Tang menikmati hingga menutup kedua matanya, berucap dengan wajah penuh kebahagiaan.

Dia kembali mengambil sepotong lobak, lobak adalah makanan pertama yang dimasukkan kedalam panci, dimasak hingga lembut, sehingga langsung hancur ketika masuk kedalam mulut. Terdapat aroma dari kuahnya, disaat yang bersamaan terdapat rasa manis dari lobak, cara masak seperti inilah yang paling nikmat, sangat jarang orang yang dapat menolaknya.

“Jimson, apa kamu tidak makan?” Yenny Tang bertanya pada Jimson Ye yang tidak menggerakkan sumpitnya sedari tadi.

Jimson Ye tidak langsung menjawab pertanyaan Yenny Tang, hanya berucap dengan datar: “Kamu makanlah dulu.”

Boss yang sudah mengeluarkan suaranya, dia tidak memiliki alasan untuk tidak mendengarkan ucapan Bossnya.

Yenny Tang meminta sang penjual untuk meletakkan banyak cabai, sehingga terasa pedas ketika dimakan, membuat nafsu makan Yenny Tang meningkat.

Jimson Ye yang melihat Yenny Tang kepedasan, meniup-niupkan bibirnya, tiba-tiba dia merasa tenggorokannya kering, ingin meminum air.

Melihat Yenny Tang yang mengambil sebuah telur puyuh, itu adalah yang terakhir, Jimson Ye berucap: “Aku juga ingin makan telur puyuh.”

Walaupun Yenny Tang sedikit tidak rela, namun tidak seharusnya dia tidak memberikannya.

“Aaa......” Jimson Ye tetap tidak menggerakkan sumpitnya, dan hanya sedikit membuka mulutnya, menatap Yenny Tang.

“Aaa?” Yenny Tang sedikit tidak percaya menatap Jimson Ye.

“Suapi aku.” Iris mata Jimson Ye yang hitam menatap Yenny Tang, menunggu dengan sabar.

Yenny Tang: .......

Liando dan Lani bahkan tidak pernah memintanya untuk suapi, kedua anak itu memang pengertian sejak lahir. Apa sekarang dia harus melewati kedua anaknya, dan menyuapi seorang pria?

Dia sedikit berperang dalam batinnya.

Namun melihat Jimson Ye yang bertahan dengan posisi seperti itu, ditambah lagi dia yang...... sangat tampan, Yenny Tang mengambil sumpitnya, langsung menyuapi Jimson Ye.

Em...... Astaga Jimson Ye sungguh tampan, dia bahkan tidak , dia juga tidak menunjukkan jika dia tidak menyukainya, dia juga tidak memiliki alasan untuk tidak menyukai Jimson Ye.

Lagipula menggunakan sepasang sumpit yang sama, juga tidak akan hamil.

Dia menyuapi telur puyuh pada Jimson Ye, Jimson Ye memakan telur puyuhnya.

Dia ingin menarik keluar sumpitnya, namun Jimson Ye menggigit sumpitnya, dengan menggunakan sedikit tenaga dia menarik keluar sumpitnya, namun sumpitnya tidak bergerak sedikitpun.

Jimson Ye menggigit sumpit dengan giginya, sepasang mata hitam itu menatap Yenny Tang, seperti ingin menelannya, tatapan itu seperti sarat akan sebuah arti.

Memaki dalam hatinya: Dasar maniak.

Ditatap dengan dalam oleh Jimson Ye, Yenny Tang merasa sedikit tidak nyaman, lehernya bahkan telah memerah, dia menatap Jimson Ye: “Lepaskan, memangnya kamu anjing?”

Bibir Yenny Tang telah memerah karena kepedasan, terlihat cantik, bibir atasnya bahkan terdapat setitik air, tatapan Jimson Ye menggelap, tiba-tiba dia mengendurkan gigitannya, membungkukkan tubuhnya memberikan sebuah kecupan ringan diatas bibir Yenny Tang yang memerah dan basah.

Pikiran Yenny Tang seketika menjadi kosong, dia membuka matanya lebar-lebar.

Jimson Ye juga tidak memejamkan matanya, hanya menatap Yenny Tang.

Kedua bibir itu saling menempel, dan tatapan yang saling menyatu.

Sepasang mata Jimson Ye seperti sebuah alat penyedot, yang dapat menarik orang masuk kedalam tatapannya yang dalam dengan mudah.

Ketika Yenny Tang ingin mendorong Jimson Ye untuk menjauh, Jimson Ye telah kembali pada posisi semulanya, seperti tidak terjadi apapun barusan.

Ciuman tadi sebenarnya tidak termasuk ciuman, hanya menempelkan bibir, namun tetap membuat hati Yenny Tang berdetak dengan kencang.

Yenny Tang menepuk pipinya sendiri, menatap Jimson Ye dengan kesal.

Brengsek, Jimson Ye brengsek, dia kembali berbuat mesum padanya.

Namun Jimson Ye mengangkat sumpitnya sendiri, dengan santainya memakan sayuran yang ada didalam mangkuk.

Walaupun suasana yang berisik, orang-orang berlalu-lalang dipasar malam, dan duduk disisi jalan. Memakan makanan paling murah, disetiap gerakan Jimson Ye selalu terlihat elegan. Terlihat seperti mereka tidak sedang duduk dipinggir jalan, namun terlihat seperti sedang duduk direstoran western yang mewah, seketika membuat seluruh pinggir jalan terlihat mewah.

Melihat pergerakan Jimson Ye yang sedang makan dengan anggun, membuat Yenny Tang yang tadinya kesal menjadi melunak.

“Kemari......” Jimson Ye mengambil sebuah jamur enoki membawanya kedepan mulut Yenny Tang, Yenny Tang memanyunkan bibirnya, menatap Jimson Ye dengan marah (terpesona), Jimson Ye mengangkat alisnya, berucap padanya: “Jika kamu tidak memakannya maka akan habis.”

Yenny Tang masih tidak membuka mulutnya, jika habis maka habis saja, siapa yang perduli.

Cih, hanya mie kuah pedas, aku bisa makan sebanyak-banyaknya, dasar pelit.

Jimson Ye menatap Yenny Tang sejenak, melihatnya yang tidak membuka mulutnya, Jimson Ye tersenyum berucap: “Jika kamu tidak memakannya maka aku yang akan memakannya.”

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu