CEO Daddy - Bab 75 Wanitamu Dalam Bahaya

Yenny tang mengambil Hpnya, untuk penerangan.

Ia menekukkan tubuhnya, kakinya yang di tekuk. Kedua tangannya yang memeluk kakinya, lalu kepalanya yang di sembunyikan di kakinya.

Sungguh ia bukanlah sengaja ketakutan. Mungkin juga karena harga diri yang tinggi membuat ia tak ingin mencari bantuan seseorang, ini benar-benar lift yang tiba-tiba tak ada signyal, sungguh tidak profesional.

Tak dapat menghubungi orang lain. Tak ada yang tau kecuali Jason Ye. Ia di kurung di dalam Lift.

Sekarang sudah memasuki awal musim gugur. Siang hari masih ada sinar matahari belum terasa, ketika malam hari datang, udarapun seketika menjadi terasa dingin.

Ia buru-buru keluar. Tak sempat memakai Jaket, sekarang ini ia hanya mengenakan sebuah kemeja tipit, dan sebuah rok pendek. Bagian kulit lainnya terbuka. Kulit yang tak tertutuppun menjadi dingin, membuat sekujur tubuh ia menjadi merinding.

Dingin sekali..... Bagai mana ini?

Jika ia menunggu sampai ke besok pagi, ia tak mati kedinginan, mungkin juga ia telah kehilangan setengah nyawanya.

Kota B adalah kota yang terletak di sebelah utara, benar-benar dingin.

Sialan, Jason Ye kamu termasuk kejam.

Nyonya besar akan mati kedinginan.......

Persetanan. Kalau ia sampai mati kedinginan, berarti ia mati dengan sia-sia.

Keluarga Ye adalah orang yang super konglongmerat, walaupun ia memiliki sedikit kekayaan, tetapi di mata keluarga Ye hanyalah seharga sebuah mobil saja.

Walaupun anak lelaki dan perempuannya sangatlah berprestasi, tetapi mereka tak lebih dari anak yang berumur lima tahun.

Walaupun ayahnya yaitu Eric Lu adalah seorang jendral besar, tetapi ia hanyalah seorang anak yang di rahasiakan. Eric Lu mana mungkin mau demi seorang anak yang di rahasiakan seperti ini, lalu pergi ke rumah keluarga Ye dan mengabaikan harga dirinya.

Yana hanyalah seorang yang mengerti ekonomi. Walaupun ia memiliki beberapa seniman yang ternama, tetapi juga tak dapat membantu apapun.

Edbert Fang telah di tolak olehnya, dan juga keluarga Ye masih keluarga istri sepupunya.

Hanya tersisah Jimson Ye seorang, tetapi ia masih perang dingin dengan Jimson Ye.

Terserah lah, jikalau ia mati, tak akan ada yang dapat membantunya balas dendam.

Ah... benar-benar melelahkan.

Mengingat Jimson Ye, pikirannya seakan seekor kuda liar tanpa kendali, yang sepanjang perjalanan mencambuknya untuk terus berlari, fikirannya kacau, penglihatannya kabur, bunga yang berwarna-warni, seketika mati di tengah jalan.

Jimson Ye saat ini sangat lembut dan hangat di bandingkan dengan batu permata giok, ia sedang pergi berlibur bersama dengan kekasihnya Ranti Lu, hubungan mereka sangat intim, dan sangat mesra pergi ngedate.

Dan lagi ia juga membantu mencarikan restorannya, yang memilihkan gelang keluaran terbaru juga ia sendiri yang memilihkan.

Mengingat semua hal ini, membuat tubuhnya mengkaku sebagian, sekujur tubuhnya menjadi dingin.

Ngomong-ngomong, demi hal apa lantas ia dan Jimson menjadi perang dingin, ia sedikit menyesalinya.

Yenny Tang merasakan dingin di sekujur tubuhnya, pipi lembut dan serta bibir yang awalnya berwarna merah, yang berwarna merah sekarang berubah menjadi pucat pasi, bahkan sedikit warna darah pun tak lagi ada.

saat ini ia sedang menghawatirkan Jimson Ye, ia benar-benar sedang berdua dengan Ranti Lu.

Hari ini adalah hari ulang tahun Ranti Lu, Jimson Ye harus menemaninya dan makan bersama terlepas dari semua perasaanya, untuk ulang tahun imlek keluarganya dapat merayakannya sendiri.

Yenny Tang memesan restoran ini dengan sepenuh hati, terakhir Edbert Fang pernah membawanya kemari.

Sangat cocok untuk sepasang kekasih, di fikir-fikir lagi, ia adalah seorang serketaris yang sangat profesional.

Jimson Ye hari ini terlihat sedikit linglung, Ranti Lu memanggilnya beberapa kali, barulah ia memberi respon.

"Jimson, Jimson...." Ranti Lu memanggil Jimson Ye yang rohnya sedang berjalan, dengan manis bertanya: "Kamu lagi mikirin apa?"

Jimson Ye dengan ekspresi dingin lalu menekan semua pikiran dan perasaannya di dalam hati.

"Tak ada apa-apa." Jimson Ye menjawabnya dengan dingin.

Sebenarnya ia sedang memikirkan si kucing liar itu, emosinya sangat buruk, ia sedang marah kepadanya. Tidak tau sekarang ia sedang ngapain, apakah emosinya sudah mereda.

"Terimakasih sudah menemani di saat hari ulang tahunku, aku sangat bahagia." Ranti Lu telah terbiasa dengan sifat dingin Jimson Ye, dengan lembut ia berkata.

Sifatnya dari awal memang seperti ini, walaupun tak ada sama sekali sikap lembut terhadapnya.

Tetapi sama halnya dengan perempuan lain, Ranti Lu tak peduli sedikitpun akan hal itu.

Jimson Ye merogoh sebuah kotak hadiah dari dalam sakunya, lalu menggosok sebentar kotak tersebut, hadiah ini juga pilihan dari si kucing liar itu.

Terlintas secercah kelembutan dari pandangan matanya, sembari ia menyerahkan hadiah tersebut kepada Ranti Lu: "Selamat ulang tahun."

Ranti Lu membuka hadiahnya, lalu melihat gelang tangan keluaran terbaru, terlebih lagi gelang tersebut bermakna cinta.

Bukannya ini menandakan.....

Ia sedikit terpanah, pipinya seketika memerah.

"Aku sangat suka, ter...terimakasih." Ranti Lu mengambil gelang tangan tersebut, lalu memasangkan gelang tersebut ke tangannya, gelang tersebut melapisi kulitnya putihnya yang halus dan indah tersebut, benar-benar terlihat sangat cantik: "Aku memakainya, bagus gak?"

Pandangan Jimson Ye jatuh kepada pergelangan tangan Ranti Lu, ia mau tak mau harus mengakui, benar-benar sangat cantik.

Akan tetapi kalau si kucing liar itu yang memakainya, apakah mungkin akan terlihat lebih indah lagi?

"Lumayan."

Ranti Lu benar-benar sangat gembira, dapat mendengar kata lumayan dari Jimson Ye, telah membuatnya begitu bahagia.

"Setelah ini kita pergi ke acara konser musik yuk, acara musik ini sudah kutunggu-tunggu sejak lama, hari ini adalah hari terakhir konser tersebut." Ranti Lu merogoh tiket konser musik dari dalam tasnya, dengan bersemangat melihat ke arah Jimson Ye.

Jimson Ye melihat ke arah Ranti Lu yang sedari tadi memasang ekspresi bahagia, serta sepasang mata yang jernih memancarkan sebuah perasaan semangat, sesaat ia merasa kehilangan kesadarannya.

Jika di lihat-lihat kembali, Ranti Lu dan Yenny Tang memiliki banyak kesamaan.

Hanya saja Ranti Lu lebih dingin, bibirnya bagian atasnya terlihat lebih tajam, dan lebih banyak lekuk di sudut wajahnya, sehingga memberikan kesan kuat dan dingin. Dan Yenny Tang memiliki bibir atas yang bulat dan lembut, bentuk wajah ideal seperti telur angsa, terlihat lebih cantik dan manis. walaupun keduanya memiliki banyak kesamaan, tetapi memberikan kesan yang berbeda kepada orang.

"Tidak boleh ya?" Ranti Lu melihat Jimson Ye yang tak menjawab sepatah kata pun, dengan sedikit perasaan kecewa ia bertanya.

"Boleh, setelah makan kita baru pergi." Walaupun sikap Jimson Ye yang terlihat dingin, akan tetapi ia tetap tam membuat Ranti Lu kecewa.

Senyum yang berada di wajah Ranti Lu seharian, dari awal tak pernah menghilang.

Setelah selesai makan, Ranti Lu pergi ke toilet untuk membenahi dandanannya.

Jimson Ye setengah menyandar ke mobil, lalu mengeluarkan sepuntung rokok, lalu menghisapnya.

Tatapan yang dalam, tidak tau apa yang sebenarnya sedang ia fikirkan.

Udara mengeluarkan hawa dingin, seakan ketika mengambil satu nafas, akan terasa dinginnya udara tersebut memasuki seluruh paru-parunya.

Hp yang berada di sakunya tiba-tiba bergetar, ia merogoh Hp nya dari saku: Wanitamu sekarang sedang terkurung di dalam lift, kalau kamu tak ingin ia mati kedinginan, sekarang juga pergi tolong dia.

Melihat isi pesan di layar Hpnya, seketika wajah Jimson Ye menjadi semakin terasa dingin.

Yenny Tang dalam bahaya.....

Ia tidak paham mengapa ia bisa berfikiran bahwa Yenny Tang yang terkurung di dalam lift, dan bukan Ranti Lu.

Jimson Ye segera menelfon Yenny Tang, suara dari mesin panggilan telfon pun terdengar: "Maaf, nomor yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan, mohon....."

Ia secepatnya membalas pesan dari nomor tersebut, tetapi ia baru menyadari bahwa tidak ada nomor yang tertera di sana.

Pesan ini benar-benar sangat mengganggu, lebih tepatnya mirip dengan sebuah jebakan yang telah di persiapkan sebelumnya.

Tetapi jikalau semua itu benar? jikalau Yenny Tang benar-benar terkurung di dalam lift, walaupun tak sampai mati kedinginan, tetapi ia pasti sangat merasa menderita.

Memikirkan seluruh kemungkinan yang akan terjadi, Jimson Ye merasa sedikit kebingungan

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu