CEO Daddy - Bab 417 Pikiran Yang Sama

Dulunya ia hanya ingin menggenggam dengan kuat Perusahaan Ye kedalam tangannya, satu sisi karena Perusahaan Ye adalah hasil dari usaha keringat jeri payahnya sendiri, di sisi lain karena ia ingin membuat Jason Ye dan James Ye menjadi semakin kesal.

Keluarga Ye yang dahulu ia rasa susah untuk di tinggalkan tetapi di waktu bersamaan sulit untuk di pertahankan, karena sekarang ia telah memiliki sesuatu yang lebih membuatnya nyaman, sebuah keluarga kecil yang membuatnya lebih merasakan kehangatan, maka secara otomatis ia pun meninggalkan keluarganya dengan tanpa perasaan.

Meski Perusahaan Ye tidak ternilai harganya, dari pada menguras tenaga untuk berseteru dan bersaing dengan keluarga Ye, dan kemungkinan akan melukai orang-orang yang ia pedulikan. Lebih baik ia menghabiskan seluruh tenaganya untuk membangun sebuah perusahaan yang lebih megah dari Perusahaan Ye, serta bisnis yang lebih kuat dan hebat.

Beberapa tahun belakangan ini ia telah sedia payung sebelum hujan, dari awal ia telah menyiapkan fondasi yang kuat untuk kerajaan bisnisnya, hanya menunggu dirinya sendiri untuk memulainya.

Tak ada sedikit pun hal yang patut ia hargai dari keluarga Ye, saat ia keluar dari dalam kantor, ia secepatnya membereskan barangnya lalu pergi. Kemudian ia menelpon Aline Li agar ia juga membereskan barangnya lalu bersama meninggalkan Perusahaan Ye.

Saat menerima pemberitahuan dari Jimson Ye, dengan berapi-api ia pergi ke kantor untuk mengurus surat pengunduran dirinya.

Ia sudah cukup lama tidak pernah datang ke kantor lagi, semua pekerjaannya rata-rata telah ia serahkan kepada asisten Jason Ye, sehingga memudahkan ia untuk berhenti.

Juga karena Jason Ye sudah menelpon bagian departemen personalia, sehingga surat pengunduran diri Aline Li berjalan dengan sangat lancar. Yang seharusnya membutuhkan waktu satu bulan prosedur, hanya di selesaikan dalam waktu sepuluh menit saja.

Akhirnya ia akan meninggalkan tempat ini, tak perlu merasakan tekanan lagi, ia dapat fokus menemani Bossnya kedunia yang lebih luas untuk bertarung.

Dan bukannya menerima makian dari Nyonya Ye serta tuan muda Ye, Bossnya akirnya meninggalkan perusahaan ini.

......

Yenny Tang belum tau jika Jimson Ye telah benar-benar meninggalkan Perusahaan Ye yang awalnya ingin ia genggam erat-erat hanya demi dirinya dan juga anak-anak, ia di buat marah hingga berasap-asap olehnya.

Sialan, siapa yang bilang dirinya adalah orang ketiga, Jangan pergi setelah bekerja, mari kita pergi ke atap untuk melihat salju, bintang-bintang, dan rembulan, dari bait puisi membahas ke filosofi hidup, dari dari rasionalisasi ke sejarah non linguistik.

Awalnya ia pikir membuang telur busuk kearahnya saja sudah selesai, tidak disangka ternyata masih ada sisah di belakang hal itu, dan masih masuk ke surat kabar.

Judulnya juga cukup sensasional—— bernama istri pertama memukul orang ketiga di tengah jalan.

Yenny ** seorang desainer pemenang penghargaan, awalnya bekerja di sebuah perusahaan perhiasan yang terkenal di kanca internasional di pecat oleh perusahaan tempat ia bekerja dll...... semua kata kunci sengaja di buat lebih besar dan tebal.

Yenny **, kenapa tidak menulis nama lengkapnya saja sekalian, oh...... itu tidak perlu, karena dibawahnya telah disertakan dengan beberapa lembar foto dirinya, yaitu foto saat dirinya di lempar oleh terlur busuk dan terlihat sangat memalukan, dan ada fito wajahnya dari dekat yang cukup jelas.

Melihat dirinya sendiri di dalam foto tersebut, tampaknya lumayan memalukan.

Melihat kabar berita ini hanya membuat dirinya tertawa saja, paham?

Bajingan dikira seorang Yenny Tang gampang untuk ditindas? Kemarin walaupun ia sangat malu, dan terluka, tetapi ia tau hal itu telah membantu Jimson Ye, sehingga dirinya tak lagi merasa sedih, jadi ini semua demi orang yang ia cintai. Biarkan ia memakan semua kerugian ini sendirian, tetapi sekarang jelas orang-orang menganggapnya lemah.

Orang-orangan tanah juga memiliki kekuatan, menganggapnya sebagai orang yang gampang di tindas adalah sebuah kesalahan.

Ia sangat merasa bersalah tidak membiarkan dirinya memaki, ia tak dapat menyentuh orang di belakang, apakah ia tidak dapat menyentuh orang yang berada di depan?

Yenny Tang teringat bahwa asisten pengacara Lili Shen masih berada di dalam negeri dan belum berangkat, walaupun asisten di tempat Lili Shen sana hanyalah seorang asisten kecil, tetapi sesampainya kedunia hukum dalam negeri, dia jelas dapat berdiri sendiri.

Ia menghubungi satu sama lain dan tidak bertemu untuk membahas secara rinci, yang ia lakukan hanyalah mengambil serta mengirim screenshot dari laporan hari ini, ditambah dengan kata kunci pencarian di halaman web ke emailnya.

Dia ingin menuntut surat kabar dan situs web atas pencemaran nama baik dan menjatuhkan reputasinya, ia juga akan menuntut tersangka yang dengan sengaja melemparnya dengan telur dan melukainya.

Ia berfikir sesaat, dan mengambil sebuah pena kemudian melingkari orang yang melemparnya dengan telur. Ia pulang kerja lebih awal, lalu pergi ke kantor polisi, menggugat orang yang sengaja melukainya, serta gambar yang telah ia lingkari kepada polisi, ia mengatakan kepada pihak kepolisian agar cepat memberitahunya jika ada kabar.

ia pernah berkata, walaupun ia tidak memilih-milih makanan, dan memakan apapun yang ada, tetapi tidak termasuk kerugian.

Ia tak memiliki mood untuk kembali ke kantor, ia berencana pergi ke supermarket dan membeli beberapa bahan segar.

Melihat hewan laut yang kelihatannya segar, ia teringat keluarganya sudah lama tidak makan ‘seafood’, ia memutuskan untuk mengeluarkan uang dalam jumblah yang banyak untuk membeli sedikit hewan laut dan menyuruh Jimson Ye memasaknya, membayangkannya saja membuat air liurnya mengalir deras.

“Berapa harga udang ini?”

“Berikan aku udang dan kepiting masiing-masing 20 ekor.”

Kedua suara terucap secara bersamaan, hanya saja orang itu tidak menanyakan harga, dan langsung meminya masing-masing 20 ekor, terdengar sangat arogan.

Suara itu sepertinya terdengar sedikit familiar, sedikit enak di dengar, sedikit seksi, sedikit membuatnya berdebar, mendengarnya hingga telinganya sedikit terbuai, membuatnya ingin mencium orang yang sedang berbicara tersebut.

Saat ia menoleh, ia melihat seseorang yang memakai setelan kemeja hitam, jas serta celana hitam tanpa dasi, bagian lengan baju ditarik sampai ke siku, memamerkan semuah tangan yang kuat.

“Jimson.....” Mata Yenny Tang berbinar-binar melihat kearah Jimson Ye, ia bertanya: “Bagaimana bisa kamu ada di sini.”

Jimson Ye tidak menyangka disaat seperti ini ia dapat bertemu dengan Yenny Tang, awalnya ia terkejut, matanya menunjukkan sebuah tatapan penuh cinta.

Jimson Ye meraih tangan Yenny Tang kemudian menekan-nekan tangannya dan bertanya: “Ngiler?”

“Sedikit.” Yenny Tang mengangguk-anggukan kepala, dengan serius menjawabnya.

“Aku mendengar seseorang berkata, ngiler beneran ngiler, ingin makan ingin makan ingin makan.” Jimson Ye berbicara sembari menekan hidungnya.

Mungkin ini yang dikatakan hal penting akan diucapkan tiga kali.

“Ini yang di namakan telepati dari dua orang yang salling mencintai.” Yenny Tang tidak membantah, dengan gembira berkata: “Pikiran kita sedikit sama.”

Keduanya berpegangan tangan, seperti sepasang suami dan istri, kemudian berjalan bersama menuju pasar sayur. Jelas-jelas begitu biasa, dan begitu sederhana, dapat membuat Yenny Tang bahagia, ia merasa sangat gembira. Ini lebih terasa manis dan bahagia dibandingkan dengan duduk di kapal pesiar mahal mengelilingi dunia, dan berciuman di ujung jalan negara F yang romantis.

Saat kembali kerumah, Jimson Ye mengelola bahan makanan di dapur, dan Yenny Tang seperti seekor koala, ia memeluk Jimson Ye dari belakang, menempel di tubuhnya dengan sangat erat.

Sinar matahari menembus masuk melalui tirai jendela, sinar cahaya bak kulit jerapah menyinari ubin bewarna putih, dan Yenny Tang seperti seekor anak burung yang sedan menunggu ibunya untuk menyuapinya makanan, ia mendongakkan kepalanya, menerima ciuman dari Jimson Ye.

“Kedepannya aku tidak akan kembali ke Perusahaan Ye, dan tidak kembali ke rumah keluarga Ye juga.” Jimson Ye terhenti sejenak, kemudian berkata kepadanya.

Yenny Tang di cium hingga membuat matanya penuh dengan cahaya, sepasang bibir merah dihisap hingga berubah warna menjadi merah delima.

“Em.” Yenny Tang di ciumnya hingga kedua pipinya menjadi kemerahan, tubuhnya menjadi lemas, dengan pelan ia menjawabnya: “Tidak apa, kamu masih ada aku dan kedua anak kita.”

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu