CEO Daddy - Bab 170 Perbedaan Boss Ye Yang Menjadi Imut

Lani sedang duduk di sofa ruang tamu sambil bermain game.

Mendengar suara langkah kaki, dia membalikkan kepalanya dan melihat itu adalah maminya. Tangannya dengan cepat terus memainkan gamenya dan dengan mata yang tetap melihat ke televisi, dia berkata : “Pagi mami, kakak meletakkan sarapan pagi di dalam kotak makan, dan membiarkanmu untuk memakannya setelah bangun.”

Pagi tadi Liando membuatkan bubur daging, aromanya sangat enak.

Dia mengambil buburnya, dan masih hangat. Ini saat yang tepat untuk makan. Menambahkan timun yang dibuat Liando sendiri. Sangat enak dan renyah dimakan bersama.

Dia memakan buburnya sambil memegang iPAD-nya dan mulai membaca berita Perusahaan Ye.

Berdasarkan laporan berita, hari ini Presiden Ye dari perusahaan Ye akan mengadakan konferensi. Menandakan dia akan kembali untuk membantu putranya, Jason Ye untuk mengendalikan perusahaan. Kejadian ini hanyalah sebuah ujian bagi perusahaan Ye. Saat ini perusahaan Ye yang berkembang menjadi skala hari ini telah mengalami pasang surut yang tak terhitung jumlahnya. Kali ini hanyalah masalah kecil, tidak akan mempengaruhi fondasi perusahaan Ye, dan akan membuat perusahaan Ye ini lebih cemerlang.

Bagaimanapun James Ye juga merupakan pemilik dari perusahaan Ye ini. Beberapa tahun dari perkembangan perusahaan Ye ini sangat jelas bagi semua orang. Identitas presiden perusahaan sangat berkualitas tinggi dan meyakinkan bagi pemegang saham. Karena presiden telah maju, pastinya akan lebih bisa mengendalikan situasi tersebut.

Walaupun situasi perusahaan saat ini masih belum optimis, tetapi ada hal baik yaitu masih bisa mengendalikan situasi.

Yenny Tang menghabiskan sarapannya dengan membaca berita tentang perusahaan Ye.

Setelah sarapan, dia menaruh piring di tempat cuci piring, menggulung lengan bajunya dan mencucinya. Ponsel di sakunya tiba-tiba berdering.

Yenny Tang mengelap tangan di roknya dan mengeluarkan ponselnya dan ternyata adalah telepon dari Jimson Ye.

"Hum ..." Yenny Tang mendengus, memasukkan ponselnya kembali ke dalam sakunya dan lanjut mencuci piring. Telepon berdering, berhenti, lalu berdering lagi. Saat mencuci piring, dia menghitung ada berapa kali telepon berdering, sekali, dua kali, tiga kali, empat kali... Total ada sembilan kali berdering, dan tidak ada lagi bunyi.

Jari-jari panjang Jimson Ye menekan layar ponsel yang cerah dan kemudian menjadi gelap. Dia terus menelepon dan hanya terdengar suara: "Maaf, nomor yang anda tujui tidak dapat dihubungi, silahkan hubungi beberapa saat lagi, maaf, nomor yang anda tujui tidak dapat dihubungi."

"Maaf, nomor..."

Yenny Tang mendengarkan nada dering ponselnya dan bersenandung bahagia sambil meletakkan piring yang telah dicuci ke dalam lemari.

Saat tangannya belum kering, telepon itu pun tidak berdering lagi.

Dia sedikit tidak bahagia dan langsung menyeka tangannya di bajunya dan mengeluarkan ponselnya.

Di ponselnya tertera panggilan dari Jimson Ye. Hanya ada sembilan panggilan tidak terjawab.

Melihat angka keberuntungan seperti itu, hati Yenny Tang merasa itu keren. Apakah dia hanya bernilai sembilan kali panggilan? Jadi untuk apa kemarin dia melepon sampai seratus kali?

Dengan perbandingan seperti itu, dia benar-benar lemah.

Dia sedikit marah. Dia tidak akan memanggil Jimson Ye lagi mulai sekarang. Melihat nomor telepon Jimson Ye, dia ingin menghapusnya. Ketika dia masih ragu-ragu, ponselnya berdering lagi.

Tapi kali ini bukan panggilan telepon melainkan pesan singkat.

"Aku sakit, sekarang dirawat di rumah sakit, aku merasa sangat tidak nyaman."

Ini adalah pesan singkat dari Jimson Ye, sebuah narasi yang sangat datar. Tapi anehnya dari kalimat ini, Yenny Tang merasakan keluhan Jimson Ye, dia merasa itu sangat menyedihkan, seperti sedang mengeluh manja. Ada apa dengan perasaan aneh ini?

Dia merasa boss Ye itu imut. Apakah ini kontras dalam legenda?

Dia tertawa, merasakan kegelisahannya baru saja menghilang.

"Apakah penyakitnya serius?" Dia pergi ke ruang tamu, berbaring di sofa, menanggapi pesan dari Jimson Ye.

Lalu dia membalas pesan itu dengan berkata, "Tetapi sepertinya aku pernah mendengar bahwa orang bodoh tidak bisa sakit."

Kalimat ini jelas untuk membuat tuduhan, tidak menutupi sama sekali, jelas mengatakan bahwa Jimson Ye itu bodoh.

Jimson Ye berbaring di ranjang, memandang pesan dari Yenny Tang, dan tertawa.

Dia meletakkan satu tangannya di kepalanya dan satu tangannya lagi membalas pesan singkat.

"Sangat serius, tidak tahu kapan baru boleh keluar dari rumah sakit." Jimson Ye membalas.

Dia tidak mengetahui kapan dia boleh keluar dari rumah sakit? Dengan sumber keuangan Jimson Ye dan kemakmuran medis saat ini, masih tidak mengetahui kapan boleh keluar rumah sakit. Penyakit ini pasti sangat serius.

Yenny Tang dikejutkan dengan tipuan Jimson Ye. Dia belum menemukan cara untuk menjawabnya dan sudah menerima pesan baru lagi.

"Makanan di rumah sakit tidak enak, aku tidak ingin memakannya."

Jimson Ye mengabaikan perawat yang baru saja datang untuk menanyakan apa yang ingin dimakannya. Dia terlihat malu untuk mengedit pesan ini dan mengirimkannya ke Yenny Tang.

"Direktur Ye, apa yang ingin kamu makan siang ini?" Perawat kecil itu terpesona oleh keindahan Jimson Ye. Pipinya merah. Dia ingin menjilati Jimson Ye dan memberikan Jimson Ye seorang anak.

"Tidak, aku tidak lapar." Jimson Ye menjawab setelah mengirim pesan tersebut.

"Bagaimana boleh kalau tidak makan? Aku tahu ada restoran yang menyajikan makanan enak dan lezat. Aku akan memesannya untuk Direktur Ye."

"Aku tidak menyukai ketika seseorang menentangku. Jika aku mengatakannya lagi, kamu tidak perlu datang kerja besok." Jimson Ye menatap mata perawat dengan sebelah mata, nadanya dingin tetapi penuh dengan cara yang bermartabat.

Perawat yang tergila-gila dengan pria ini takut dengan pria idamannya sendiri dan segera pergi.

Pria idaman sangatlah kuat dan agresif. Dia sangat tampan dan telat membuatnya tergila-gila.

“Bagian mana yang terluka?” Yenny Tang bertanya melalui pesan singkat.

“Kepala yang terluka dan mengeluarkan banyak darah.” Balasan dari Jimson Ye.

Kepala yang terluka? Sepertinya sangat serius.

"Oh, jaga dirimu baik-baik dan jangan terlalu memikirkannya." Yenny Tang dengan dingin dan tanpa berperasaan membalas pesan Jimson Ye.

"Rumah sakit sangat dingin dan juga sangat sepi.” Jimson Ye mengeluh.

Pada siang hari, ketika Liando bertanya kepada Yenny Tang apa yang ingin dia makan, dia tanpa sadar berkata, "Aku ingin minum sup tulang besar dan masaklah lebih banyak."

Setelah mengatakannya, dia baru menyadari bahwa jika tulang tengkoraknya yang terluka. Cara terbaik adalah minum sup tulang besar untuk memperbaiki keadaan. Lagipula sebenarnya dia juga lebih menyukai sup ayam hitam. Hari ini juga dia ingin minum sup ayam hitam.

“Baik.” Liando mengganggukkan kepalanya dan menjanjikan akan membuat sup tulang siang ini.

Yenny Tang menjilat bibirnya. Dia merasa bahwa dia terlalu spesial.

Yenny Tang tahu bahwa dia ingin mengunjungi Jimson Ye, tetapi dia merasa bahwa dia tidak bisa melampaui hatinya dengan permintaan maaf tersebut.

Jimson Ye bergumul dengan dirinya sendiri. Ketika dia sakit, dia berpikir untuk mengunjunginya dan meminta putranya untuk memasak sup tulang besar dan mengirimkannya ke Jimson Ye untuk menyembuhkan penyakitnya.

Ingin memberinya sup untuk menyembuhkan penyakitnya, bukan karena peduli padanya.

Dia hanya ingin mendapat keuntungan saat Jimson sakit, untuk memberikannya kehangatan dan membuatnya merasakan kehangatan angin musim semi. Kalau Jimson senang, dan ketika dia keluar rumah sakit, dia akan memberinya 80 juta. Bukankah itu hal yang baik.

Dia peduli dengan Jimson, tapi bukan karena kesehatannya melainkan uangnya.

Memikirkan hal seperti ini, dia langsung bangkit dengan semangat.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu