CEO Daddy - Bab 336 Situasi Tak Terduga, Daddy Dalam Bahaya

“Makanlah sedikit, kamu semalam tidak makan apapun.” Yana Luo menyuruh Yenny Tang untuk makan sambil menyerahkan makanan untuknya.

“Tidak mau, aku tidak nafsu makan.”

“Setidaknya minumn kuahnya.”

“Aku tidak mau makan.”

Yana Luo tidak memaksa Yenny Tang untuk makan lagi, dia sendiri yang menghabiskan makanan tersebut.

Yenny Tang mengambil penyeka kapas, dicelupkanya kedalam air dengan hati-hati membantu melembabkan bibir kering Jimson Ye, Yenny Tang melakukannya dengan sangat berhati-hati dan penuh dengan kelembutan, membuat wajahnya tambah cantik.

Yana Luo yang melihatnya pun menjadi bengong, dia memberi Yenny Tang 2 lembar tisu. Yenny Tang membantu menyeka bibir Jimson Ye dan duduk di tepi ranjang sambil menggenggam erat kedua tangan Jimson Ye.

“Sudah diputuskan?”

Meskipun pertanyaan Yana Luo terkesan tidak jelas, tapi karena sudah saling kenal sejak lama, Yenny Tang mengetahui maksud pertanyaannya.

Dia mengangguk dengan yakin: “ya, sudah kuputuskan.”

“Kamu tidak keberatan dengan dia yang sudah punya pacar?”

“Dia dan Ranti Lu sudah putus 2 bulan yang lalu.” Yenny Tang menatap Jimson Ye yang sedang tidur dan berkata: “Aku percaya padanya, dulu aku selalu meragukannya, sampai pada akhirnya dia terkena masalah aku benar-benar menyesal, kenapa dulu aku selalu meragukannya, jika dia benar-benar tidak bisa bangun lagi, aku pasti akan menyesal seumur hidup.”

“Dia menyelamatkan Lani dan Liando dalam bahaya, aku berhutang 2 nyawa kepadanya. Meskipun Lani dan Liando tidak mengatakan apapun, tapi aku bisa melihatnya dengan jelas bahwa kedua anakku menyukainya. takdir kami 7 tahun yang lalu benar-benar akan dimulai, dan tidak akan pernah berakhir. Demi aku dia rela berkorban, lantas kenapa aku tidak berkorban juga untuknya? aku tahu dengan jelas bahwa aku menyukainya, jadi bagaimana pun aku tidak akan pernah melepaskannya lagi.

“Saat dia sadar nanti, aku akan mengatakan semua kebenaran tentang Lani dan Liando padanya, dan pada saatnya nanti keluarga kami bisa berkumpul dengan lengkap lagi.

“Yana Luo memutar kedua bola matanya dengan malas, merasa bulu kuduknya akan berdiri semua, tapi tidak dapat di pungkiri, dia sangat terharu.

Di saat bersamaan juga senang untuk Yenny Tang, Jimson Ye membantu Lani dan Liando tanpa tahu cerita yang sebenarnya, semua yang dilakukannya, Yenny Tang melihatnya dengan jelas, jika dia tidak mencintai Yenny Tang dia tidak akan berbuat sampai sejauh itu.

Memperlakukan pacarnya dan anak orang lain seperti keluarganya sendiri, siapapun bisa mengatakannya, tapi untuk meyelamatkan anak orang lain dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri sangat sedikit yang bisa melakukannya, yang bisa melakukannya hanyalah pria sejati.

Oleh karena itu Yana Luo sangat mengagumi jalan pikir Jimson Ye.

“ Apa yang akan kamu lakukan pada Cindy?” tanya Yana Luo.

Setiap menyebut nama Cindy Zhao, selalu terlintas dendam dalam mata Yenny Tang dan berkata: “ sekarang aku tidak punya waktu untuk memikirkannya, tunggu sampai Jimson sadar nanti, aku akan memberinya pelajaran dengan perlahan.”

Kali ini dia akan membereskan akar permasalahnya, Lani dan Liando adalah sumber kekuatannya.

Dibandingkan dengan Cindy Zhao, Jimson Ye lebih penting baginya.

Cindy Zhao sedang dikontrol oleh orang-orang suruhan Davin, sementara tidak bisa bergerak leluasa, cukup tunggu rencananya, akanku beri pelajaran setelahnya.

Yana Luo melihat mata Yenny Tang yang dipenuhi dengan aura kebencian, mengetahui Yenny Tang memiliki rencana, dia merasa lega, dia hanya takut Yenny Tang kembali berhati lembut, membiarkan orang yang sudah menjahatinya lewat begitu saja.

Yenny Tang dan Yana Luo melihat keadaaan Lani dan Liando, mengetahui keduanya tidak apa-apa, dia merasa lega.

Setelah memberi ciuman selamat malam pada kedua anaknya, dia kembali berada disisi Jimson Ye.

Dia ingin saat Jimson Ye ketika sadar nanti, orang pertama yang di lihatnya adalah dirinya

“Dokter, sudah 30 jam, kenapa dia masih belum sadar?” Yenny Tang menatap kedua mata dokter, wajahnya pucat, bertanya dengan penuh kekhawatiran.

Dokter: “….. ….”

Yenny Tang menjaga Jimson Ye sepanjang malam dan tidak tidur.

Menunggu sampai matahari terbit, menunjukan tahun yang baru akan dimulai. Yenny Tang berjalan ke jendela, melihat langit. Memeluk dirinya sendiri dengan kedua tangannya, jelas-jelas sudah memasuki musim panas, tapi dia masih merasa kedinginan.

Perasaan dingin itu datang dari dalam lubuk hatinya, harapannya saat ini adalah Jimson Ye bisa memeluknya dari belakang, untuk menghilangkan rasa dinginya.

Dia berdiri dekat jendela sangat lama sampai matahari naik sangat tinggi.

Dia melihat jam yang ada ditangan nya, sudah jam 08.45, dan kakinya terasa sakit. Dia berjalan ke ranjang, mengelus wajah Jimson Ye dengan kedua tangannya, menutup matanya dengan erat dan mendesah.

“ Kenapa kamu masih belum sadar juga? Kamu ingin tidur selamanya?” suara Yenny Tang sedikit ditekan, dia berkata: “kamu seharusnya sudah sadar, bukankah kamu terus bertanya padaku, apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Saat kamu sadar nanti aku akan memberitahu kebenarannya padamu, tidak menutupinya lagi, kamu tidak mengingat aku sama sekali, aku sudah tidak peduli lagi tentang itu, asalkan kamu bisa bangun, aku akan memaafkanmu.

Yang hanya menanggapi Yenny Tang hanyalah kesunyian.

Ketika dokter datang jam 9 untuk melakukan pemeriksaan, Yenny Tang segera keluar mengikuti dokter.

“Nona Tang, ada apa?” karena instruksi yang diberikan Jimson Ye pada Davin sebelum memasuki ruangan operasi, membuat Yenny Tang lebih di anggap, berkat kalimat ini, dokter merasa sungkan kepada pacar baru Jimson Ye.

Bukan karena dia suka bersosialita, dan sedikit mengabaikan.

“Dokter, sudah 30 jam, kenapa dia masih belum sadar?” Yenny Tang menatap kedua mata dokter, wajahnya pucat, bertanya dengan penuh kekhawatiran.

Meskipun Yana Luo telah membujuknya berulang kali, tapi dia tidak bisa tenang jika Jimson Ye masih tidak membuka matanya. Sejak Jimson Ye memasuki ruangan operasi, dia tidak pernah tenang sama sekali, selalu panik setiap saat.

Jika Jimson Ye masih tidak bangun juga, dia takut talinya akan putus.

“Nona Tang anda tidak perlu khawatir, tubuh tuan Ye sangat stabil, cepat atau lambat pasti akan bangun, kamu jangan terlalu khawatir.” Ucap dokter dengan tenang.

Kalimat ini lagi, mendengar kalimat ini Yenny Tang bukannya semakin tenang malah semakin khawatir.

Justru karena tubuhnya stabil tapi dia masih tidak sadarkan diri itu yang membuat orang khawatir, jika ada yang tidak normal dengan tubuhnya, ada dokter dan peralatan medis, tidak jadi masalah besar untuknya, walaupun ada masalah, setidaknya bisa membuat orang tenang sedikit.

Takut pemeriksaan tubuh Jimson Ye normal, tapi dia tidak pernah bisa sadarkan diri lagi.

Bahaya yang sebenarnya tidak mengerikan, yang mengerikan adalah kita tidak mengetahui kapan bahaya itu akan datang, inilah ketakutan yang sebenarnya.

“Tapi kenapa dia masih belum sadarkan diri juga? Bukannya efek obat bius hanya bertahan 24 jam, tapi sekarang sudah melewati batas waktu.” Tanya Yenny Tang sambil mengerutkan dahinya.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu