CEO Daddy - Bab 276 Menentang, Robek Kulit Wajah

Bahkan jika dia mengingat kembali dalam lima tahun terakhir ini, bagaimana pemikiran pada awalnya. Ini menjadi misteri yang belum terpecahkan dalam hidupnya.

"Apakah aku penghalang? Ternyata aku hanyalah beban. Sebuah beban?" Ranti Lu menyeringai pada dirinya sendiri. Dia menatap Jimson Ye dan bertanya: "Apakah kamu putus denganku karena Yenny Tang?"

"Tidak." Jimson Ye berkata dengan gaya yang tidak berubah: "Satu minggu kemudian, setelah aku berjanji kepadamu kontrak lima tahun, aku sudah menyesalinya, dan pada saat itu aku sudah buat keputusan."

"Tapi kamu mengkhianatiku. Yenny Tang yang telah menghancurkan hubungan diantara kita, kan?" Ranti Lu bertanya dengan sulit menerima.

"Bukan."

"Jika bukan, saat di acara pertemuan tahunan perusahaan CK. Mengapa kamu mengantarnya pulang? Jika bukan, waktu di pintu perusahaan Ye. Mengapa kamu seperti itu kepada Delwen Fang, dan mengapa kamu membiarkan keluarga perusahaan Delwen Fang tidak tahan di perusahaan B. Pada malam hari di ulang tahunku, mengapa kamu memeluknya di balkon. "Ranti Lu bertanya.

"Sebenarnya di antara kita, sama sekali tidak ada hubungan. Kalau bukan karena masalah kontrak lima tahun di antara kita. Dia sudah menjadi pacarku sejak awal," kata Jimson Ye secara terbuka.

Kaki Ranti Lu terhuyung-huyung lemah, dan bertekuk lutut di lantai. Wajahnya memucat seperti hantu, dia menatap Jimson Ye dengan tak percaya. Bagaikan menatap monster.

“Pacar kamu?” Tangan Ranti Lu dingin bagaikan es, menatap Jimson Ye erat-erat dan bertanya.

"Ya. Jika tidak mempertimbangkan kamu, dia sudah menjadi pacarku," Jimson Ye berkata tanpa rasa sungkan.

“Jadi kamu jatuh cinta padanya?” Ranti Lu bertanya dengan pucat.

“Ya,” Jimson Ye mengakui dengan terus terang.

Ranti Lu menatap lantai. Ini seperti boneka kain yang jiwanya telah diambil, tak bernyawa.

"Kita sudah putus. Selanjutnya kamu juga menempatkan dirimu dengan baik." Jimson Ye menatap Ranti Lu dengan dalam dan berbalik badan lalu pergi.

Keluar dari restoran. Menghirup udara segar, Jimson Ye merasa sangat lega, seolah-olah semua berat beban di hatinya telah diangkat. Dia mengaitkan bibirnya mencurahkan senyum santai, dan akhirnya dia telah sepenuhnya pulih menjadi lajang.

Mengakhiri sebuah janji yang tampak konyol di matanya, selanjutnya ia tidak lagi harus menutupi emosinya, dan tidak perlu khawatir reputasinya menjadi buruk karena alasannya sendiri.

“Tidak lama kemudian, Nona Lu keluar dari restoran. Dia bertanggung jawab mengantarkan Nona Lu pulang.” Jimson Ye tidak ikut masuk ke dalam mobil itu, melainkan meninggalkan Nona Lu diantar pulang oleh sopirnya.

Ini bukan karena dia masih memiliki perasaan pada Ranti Lu, tetapi jika terjadi sesuatu pada Ranti Lu hari ini, itu akan menyusahkan. Seperti yang dikatakan Ranti Lu, dia benar-benar kejam, tidak punya hati, dan keras bagaikan batu.

Dia tidak pernah merasa bahwa dirinya bersalah, perasaannya hanya perlu disimpan untuk orang yang tepat, bukan untuk orang yang tidak penting.

Jimson Ye kembali ke apartemen di pusat kota dan tinggal untuk sementara waktu. Hatinya tidak bisa tenang dalam waktu yang lama. Dia mengeluarkan ponselnya dan ingin melakukan panggilan kepada Yenny Tang.

Sepanjang waktu ini, ia melakukan beberapa panggilan telepon ke Yenny Tang, tapi selalu sedang tidak aktif.

Dia masih belum terpikirkan harus berkata apa padanya. Dia hanya ingin mendengar suaranya. Dia sudah lama tidak saling berhubungan. Perhatiannya sedikit berantakan. Mungkin dia harus mengatur urusan perusahaan sebentar dan melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.

Ketika Ranti Lu keluar dari restoran, matanya bengkak, dan seluruh badannya seperti kehilangan jiwa dan putus asa, bagaikan ayam jantan yang kalah bertarung. Riasan di wajahnya menjadi hancur dan terlihat sangat malu.

Dia meninggalkannya begitu saja, tanpa menoleh ke belakang. Jikalau dia meliriknya sekali saja saat itu, walaupun hanya satu lirikan, itu dapat menyembuhkan rasa sakit di hatinya, tetapi dia hanya pergi begitu saja tanpa perasaan.

Oh, bukannya dia sudah lama tahu bahwa dia adalah orang yang tidak punya perasaan?

Ketika berjalan keluar dari restoran, dia melihat mobil Jimson Ye masih parkir di luar, dia yang tadinya kehilangan pandangan jelas, ketika dia melihat mobilnya, kilatan cahaya melintas di matanya, Dia masih belum pergi? Apakah karena dia khawatir padanya? Tidak tenang meninggalkannya?

Dia kembali dalam tatapan kosong, mengabaikan kakinya yang terkilir, dan berjalan cepat menuju mobil Jimson Ye. Sebelum dia sampai, pintu mobil dibuka. Saat Ranti Lu melihat orang yang turun dari mobil, ekspresi di wajahnya membeku sepenuhnya, rasa canggung di wajahnya, dan pandangan di matanya langsung menghilang.

“Nona Lu, Direktur Jimson memintaku untuk mengantarmu pulang.” Sopir itu turun dan berkata kepada Ranti Lu.

Ranti Lu sedang melamun bahkan tidak bisa menangis. Seorang seperti Jimson Ye dapat begitu mudah mengatakan putus langsung putus, semenit pun dia tidak ingin menunda lebih lama, apa yang masih bisa dia harapkan darinya. Pada akhirnya dia sendiri yang belum rela.

Tidak peduli apa maksud tujuan Jimson Ye meninggalkan supir kepadanya, dia bersedia untuk percaya bahwa ini adalah perhatian dari Jimson Ye kepadanya. Hanya dengan cara seperti ini dia dapat meninggalkan hatinya yang kosong agar tetap hangat.

Ketika dia sampai di rumah, Rossa Fang sedang membaca dokumen di ruang tamu. Mendengar suara langkah kaki, dia mengangkat kepalanya dan melihat mata putrinya merah bengkak, wajahnya pucat, lemas, dan dia tertatih-tatih. Seluruh badannya tidak bersemangat, seperti kehilangan roh dan menyedihkan.

Wajah Rossa Fang berubah, dia segera meletakkan dokumen-dokumen itu, dan menghampiri Ranti Lu yang hampir terjatuh di kursi sofa lalu duduk, mengambil sapu tangan untuk menyeka wajah Ranti Lu, dan bertanya, "Kamu kenapa begitu menyedihkan, orang lain melihatmu seperti ini, bakal bilang apa?" Bukankah Bibi An mengatakan kamu pergi keluar dengan gembira? Apa yang telah terjadi? "

“Bu.” Ranti Lu menahan diri dan terus bertahan, hingga dia benar-benar tidak tahan dengan keluhan dan keputusasaan di dalam hatinya, memeluk Rossa Fang dan berteriak dengan keras: “Bu, ibu, Jimson Dia ... Jimson Ye dia putus dengan aku, dia tidak mau denganku lagi, Bu. Apa yang harus aku lakukan, aku tidak ingin putus dengannya, aku mencintainya, aku benar-benar mencintainya. "

“Apa, beraninya dia?” Alis mata Rossa Fang hampir tegak.

Sebenarnya dia tidak terlalu memperhatikan tentang menantunya yaitu Jimson Ye, terutama karena menantu ini terlalu berkemampuan, dan dia juga orang yang punya ide, sedangkan putrinya sepenuh hati bergantung padanya, dia tidak bisa mengendalikan orang ini sama sekali, hanya putrinya sendiri, yang pada suatu saat akan dicubit mati olehnya.

Walaupun ia tidak suka menantu ini, ia juga berharap putrinya bisa cepat sadar. Keduanya berpisah juga baik. Ini juga alasan mengapa dia tidak pernah mendesak keduanya untuk menetap dalam lima tahun ini. Memang dia tidak suka tetap tidak suka, tetapi dia tidak mengizinkan lelaki ini menyakiti hati putrinya, mencampakkan putrinya, dan membuatnya sangat sedih.

"Bu, dia jatuh cinta dengan putri haram dari ayah diluar. Dia bilang dia mencintainya, dan mereka sudah saling mencintai sejak awal. Jalang itu tidak hanya merayu sepupu, tetapi juga merayu Jimson Ye. Jimson Ye ingin putus denganku, itu juga karena dia. "Ranti Lu menangis dengan marah.

Rossa Fang menyeka tangisan Ranti Lu dan bertanya, "Bagaimana kamu tahu dia putri haram ayahmu di luar?"

"Aku ..." Ranti Lu membungkam, dia tidak mau mengatakan.

Melihat keengganan putrinya untuk mengatakan lebih banyak, dia juga mengerti bahwa dia tidak akan bertanya lagi. Dia berkata dengan tak berdaya: "Kamu ini, sungguh tidak beres, ayahmu adalah seorang jenderal, dan kamu menikah dengan pria keluarga Fang, keluarga begitu besar. Kamu sungguh putri keluarga besar. Ingin pria seperti apapun pasti ada, tapi kamu bersikeras hanya menginginkan seorang Jimson Ye itu, walaupun dia adalah keluarga Ye, tetapi pada akhirnya dia juga... Sudahlah, putus ya putus, lain kali Ibu akan membantumu cari yang lebih baik lagi, setidaknya membuat kamu hemat energi emosi kamu. "

"Tidak, Bu, aku tidak bisa hidup tanpanya. Dan aku tidak bisa memberikan Jimson Ye kepada gadis haram itu, membiarkan dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Ibu aku tidak bisa meninggalkannya." Ranti Lu mengertakkan gigi dan berkata: "Aku tidak bisa membiarkan dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Pria yang aku suka hanya bisa menjadi milikku. Jika satu orang pria pun aku tidak dapat menangkapnya, bagaimana aku bisa mengangkat kepalaku di masa depan?"

Melihat Ranti Lu penuh dendam, Rossa Fang merasa putrinya begitu memprihatikan. Dia juga pernah muda, dia tahu bagaimana perasaan mencintai seseorang. Dia berkata: "Sudahlah, jangan menangis lagi, besok aku akan bantu kamu jalani sebentar untuk mendapatkan keadilan. "

Ranti Lu menyeka air matanya, tersendat-sendat dan setelah berpikir sejenak, ia berkata: "Bu, Ibu jangan pergi, jangan merobek wajahmu dengan Jimson Ye. Aku khawatir aku tidak bisa kembali seperti dulu lagi nanti. Jadi bu, jangan pergi ke keluarga Ye, jangan pergi mencari Jimson Ye, anggap saja tidak tahu apa-apa. "

“Aku tidak peduli, mengandalkan dirimu sendiri, kamu hanya bisa menangis tertatih-tatih.” Rossa Fang mengulurkan tangan dan mengetuk dahi Ranti Lu, tetapi dengan ringan. Dia berkata dengan sedikit kesal: “Aku meragukan apakah kamu ini benar-benar putri Rossa Fang. Jangan-jangan salah menggendong bayi saat berada di rumah sakit? Mengapa putriku sangat tidak berguna dan merasa tertekan oleh seorang gadis haram. "

“Bu, aku tahu aku salah, tenanglah Bu, pada akhirnya Jimson Ye pasti akan menjadi milikku.” Ranti Lu berkata dengan percaya diri.

Yenny Tang, jangan salahkan aku berhati kejam karena kamu merebut priaku.

Aline Li terkejut ketika dia melihat Ranti Lu sekali lagi.

Langkah kaki Ranti Lu tidak menentu, seluruh badannya tampak kurusan banyak, wajahnya kuyu, tampak sangat menyedihkan, matanya kehilangan sengit dan kesombongan diri. Beberapa hari tidak melihatnya, seperti berubah menjadi orang lain.

“Nona Lu, ada apa anda datang kemari?” Aline Li tersenyum sedikit, senyum itu seadanya, seperti kesan alami, tapi sebenarnya itu adalah senyum kaku. Keduanya selalu hanya basa basi di depan, tidak akan membiarkan orang lain tahu Sekretaris Jimson Ye itu tidak dekat dengan pacarnya, dan itu kurang lebih sama.

“Aline, lama kita tidak berjumpa, kamu semakin cantik.” Ranti Lu tersenyum pada Aline Li dan memuji.

Mata Aline Li sedikit aneh ketika dia mendengar perkataannya. Wanita ini selalu sombong, tidak peduli dengan orang lain, tidak pernah menganggap orang lain ada di dalam pandangannya kecuali Jimson Ye. Hari ini malah menyapa orang dengan akrab, Ini ada apa Nona Besar?

“Terima kasih, Nona Lu. Tetapi sepertinya anda kehilangan berat badan lumayan banyak akhir-akhir ini.” Aline Li tersenyum berbicara kepada Ranti Lu, setidaknya tidak membuat Ranti Lu merasa tidak nyaman, dia bertanya: “Nona Lu datang mencari Direktur Jimson?”

“Ya, apakah dia sedang sibuk?” Ranti Lu mengangguk dan bertanya.

Aline Li tersenyum dan berkata kepada Ranti Lu: "Nona Lu, apakah Anda sudah punya janji?"

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu