CEO Daddy - Bab 220 Anaknya Pun Sudah Menyadarinya

Lani mengangguk dan berkata: "Iya!"

"Kenapa?"

"Karena aku sangat suka bermain piano." Lani berkata.

"Lani, bisakah kamu bermain piano?"

"Iya, guru yang mengajarku. Guru itu berkata bahwa aku bermain dengan bagus. Aku juga sangat menyukainya."

"Putriku benar-benar sangat hebat. Karena sudah bisa bermain piano. Baiklah, beli.”

“Mami, aku sangat mencintaimu.” Lani senang, memeluk leher Yenny Tang dan memberi Yenny Tang ciuman yang dalam.

Meskipun piano agak mahal, tetapi dia sudah berjanji untuk memberikan hadiah apa saja. Lani dan Liando juga adalah anak-anak yang lucu dan cantik. Jarang sekali meminta hadiah yang dia inginkan, dia benar-benar tidak tahan untuk menolaknya. Walaupun harga piano sedikit lebih mahal, tetapi bukan tidak mungkin untuk membeli, dia memutuskan untuk membelinya.

Memiliki banyak uang artinya dapat makan tiga kali sehari, ada tempat untuk tidur di malam hari. Dia bukan berkerja sangat keras untuk dirinya sendiri melainkan untuk kedua anaknya agar dapat menjalankan kehidupan yang lebih baik. Sekarang mereka menginginkan piano, tidak mungkin karena hanya mahal, tidak membelikan mereka.

Tiga orang pergi ke piano untuk mencoba memainkannya. Lani bisa memainkan lagu yang sangat sederhana, tetapi untuk anak yang baru memasuki usia 6 tahun, itu termasuk sangat bagus mainnya. Bahkan, pemilik toko musik pun mengatakan bahwa Lani sangat berbakat. Jika dia bersikeras berlatih, kedepannya dia akan berprestrasi.

Dia tidak membeli dengan harga yang paling mahal dari toko musik itu, tetapi harga menengah. Tapi itu tidak murah, butuh 50 juta Saat selesai menulis alamat rumah, pegawai dari toko musik itu akan mengirim keesokan harinya.

Keluar dari toko musik, wajah Lani memerona, sangat bahagia. Melihat putrinya sangat bahagia, dia merasa 50 juta ini sangat bernilai.

"Liando, sekarang giliranmu, hadiah apa yang kamu inginkan?" Tanya Yenny Tang.

“Tidak, aku tidak ingin apa-apa.” Liando menggelengkan kepala dan dengan serius berkata.

“Mami, belilah komputer baru untuk kakak, komputernya sudah tiga tahun lamanya.” Tadi kakak sudah membantunya, kali ini Lani memberinya sebuah imbalan untuk berkata kepada Yenny Tang. Ketika kedua anak lahir, mereka terus bersama. Liando mengetahui apa yang paling adiknya ingikan dan adiknya tentu tahu apa yang paling dibutuhkan kakaknya.

Yenny Tang memikirkannya dan berpikir bahwa yang dikatakan putrinya itu masuk akal.

Komputer yang digunakan Liando sekarang itu dibeli tiga tahun yang lalu, jadi dia memutuskan untuk membeli komputer baru untuk putranya. Komputer jauh lebih murah daripada piano.

Pada akhirnya, Liando memilih komputer dengan konfigurasi bagus dan hanya menghabiskan 21 juta. Tidak sebanding dengan harga piano.

Setelah membeli hadiah untuk putra dan putrinya, dia melihat masih ada waktu, dan memutuskan untuk membawa kedua anak untuk makan malam dan pergi ke bioskop.

Saat melewati toko kosmetik, Liando berhenti, Yenny Tang pun juga berhenti dan bertanya: "Apa yang terjadi?"

“Mami, lipstikmu sudah hampir habis, aku akan membeli lipstik untukmu sebagai hadiah.” Liando memberitahu Yenny Tang dan membawanya ke toko kosmetik.

“Bagus.” Yenny Tang mengangguk dan tidak menolak. Ini adalah niat dari seorang putra, Liando benar, lipstiknya benar-benar sudah hampir habis. Cepat atau lambat dia pasti akan membelinya. Dia berkata : “Baiklah, kamu yang membelinya dan aku yang membayarnya.”

“Tidak perlu, aku punya uang.” Liando menunjuk ke sebuah lipstik orange dan berkata, “Kakak, aku ingin lipstik itu, bantu aku membungukusnya.”

Lani melihat kakaknya memberikan hadiah kepada Mami. Dengan secara tidak langsung karena tidak mau kalah, Lani pun ingin memberi hadiah kepada Maminya. Dia berkata: "Aku harus memberikan hadiah kepada Mami."

Sepasang mata besar yang cerdik, berbalik dan berkata: "Aku membeli sebotol cat kuku untuk ibu."

Di sebelah seorang gadis mungkin melihat Lani dan Liando sangat lucu dan dia berkata: "Apakah ini anakmu? Kedua anakmu benar-benar imut dan pintar."

“Ya, terima kasih.” Yenny Tang tersenyum. Sebagai seorang wanita yang memiliki anak, dan dipuji, tentunya sangat bangga.

"Kamu terlihat seperti aku, dan postur badanmu bagus, tidak seperti wanita dengan dua anak."

"Aku mengalami pemulihan yang lebih baik setelah melahirkan."

“Apakah kamu benar-benar pernah melahirkan?” Wanita itu bertanya lagi.

Suasana hati Yenny Tang sedikit terganggu. Dia menatap wanita itu dan merasa bahwa kata-katanya penuh dengan pertanyaan. Dia tidak menyukai perasaan ini.

“Nona, aku sudah membelinya.” Yenny Tang membawa dua anaknya, pergi ke kasir sendirian, dan senyum di wajahnya sedikit memudar.

Setelah Yenny Tang dan kedua anaknya pergi, wanita itu pergi tanpa membeli apa pun.

"Cindy, kedua anak itu adalah anak-anaknya. Aku barusan dari toko dimana mereka membeli barang dan menanyai mereka. Mereka itu adalah ibu dan anak. Aku melihatnya dengan teliti. Kedua anaknya sangat cantik. Anak lakinya itu tampan dan wajahnya mirip dengan ibunya. Anak perempuannya memiliki lesung pipi ketika tertawa, persis sama." Wanita itu duduk dan tidak memesan apapun, dan segera mengatakan kesimpulan sendiri kepada Cindy Zhao.

Cindy Zhao menyesap kopi dan tertawa puas. "Ternyata dia telah melahirkan dua anak."

......

Yenny Tang tidak memperdulikan hal yang terjadi di toko kosmetik. Setelah makan malam, dia mengajak kedua anaknya menonton film yang cocok untuk keluarga.

Setelah nonton dan sudah malam. Yenny Tang membawa Liando dan Lani pulang.

Ketika Yenny Tang tiba di perusahaan pada hari senin, dia melihat Aline Li dengan ekspresinya yang halus dan menatapnya, seperti tidak lazim, seolah-olah dia pernah melihatnya sebelumnya. Dia pikir itu mungkin karena akhir pekan ini terlalu santai jadi itu salah.

"Hei, Yenny, kamu benar-benar romantis. Seseorang memberimu bunga pagi ini." Aline Li memegang buket besar mawar merah dan menjejalkannya ke pelukan Yenny Tang, dan menyipitkan matanya.

Dia sedikit kewalahan dengan mawar yang diberikan Aline Li padanya, dan dia menata rambut.

“Siapa yang mengirimnya?” Yenny Tang mengambil bunga itu dan menghela nafas dan bertanya.

Selama itu bukan dikirim oleh Edbert Fang baguslah, kalau orang lain yang mengirimnya, langsung saja buang ke tempat sampah. Jika itu dikirim oleh Edbert Fang, dan jika dia membuangnya langsung, itu akan seperti merobohkan wajah Edbert Fang dan menginjakknya.

“Aku tidak mengerti apa yang terjadi pada dirimu.” Aline Li mengangkat bahu dan mengingatkannya: “Aku menyarankanmu untuk membersihkan semua ini, jika boss mengetahuinya, kamu akan menderita.

Memikirkan tatapan marah Jimson Ye, dia merinding, itu benar-benar akan sangat mengerikan.

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu