CEO Daddy - Bab 55 Sarapan Pagi Yang Bahagia

“Ini orang saya, kamu jangan cari perhatian dia lagi”. Jimson dengan sisi kesembongannya sebagai direktur mengumumkan kepada Edbert

Kamu sembarangan bicara, jelas-jelas dia adalah sendiri.

“Yenny, kamu memilih dia atau saya?” Edbert menggandeng salah satu lengan Yenny. Ia bertanya dengan agresif.

Astaga, apakah ini hanya ada 2 pilihan A atau B ?

Ini apa bedanya antara membiarkan dia memilih mati digantung, dengan membiarkan dia mati, lompat dari gedung ?

"Yenny, Dia punya tunangan, apakah kamu ingin menjadi orang ketiga yang tercela?" Edbert meneruskannya dengan lembut.

“Yenny.kamu Adalah milikku, kamu hanyalah seorang pencuri, ingin mencuri kebahagiaan saya. Kamu sama saja dengan ibumu. Tidak bisa melihat wanita yang berkorban. Ekspresi Ranti Lu canggung, seperti berniat untuk menelannya ke dalam perut.

Saya Eric Lu tidak punya anak perempuan seperti kamu, ini uang sebesar 500 juta kasih kamu. Selanjutnya jangan pernah muncul di depan saya lagi”. Wajah Eric jadi masam.

“Yenny, Ibu selama ini tidak pernah memohon apapun, hanya memohon semoga Ibu bisa memberikan semua berkat ini kepadamu, agar kamu hidup sehat dan bahagia selamanya”. Sang ibu terlihat lembut dan penuh kasih.

………..

"Bu ..." Yenny bernafas dengan cepat seperti terbangun dari mimpi, dan berkeringatan.

Kemarin malam, Jimson, Ranti, Ibunya , telah mengganggunya sepanjang hari.

Setelah lihat jam, baru menunjukkan pukul 06.00 pagi

Lagian sudah bangun, Yenny bangun dan pergi mandi kemudian meminum sebotol susu dingin yang diambil dari kulkas.

Memasak sepanci bubur telur daging tanpa lemak, ditambah roti goreng yang baru keluar dari oven, aroma yang menggoda, seluruh apartemen tercium wanginya aroma bubur.

Melihat jarum jam telah menunjukkan waktunya, dia pergi ke kamar dan membangunkan Liando dan Lani.

Liando tidurnya sangat tenang , posisi tidur menyerupai buku pelajaran yang teratur.

Beda lagi dengan Lani, dia tidur seperti bayi ulat sutera yang besar. Seluruh selimut dililitkan di sekelilingnya. Wajah bundarnya terkubur di dalam selimut. Tidur seperti babi.

Dia mendorong pintu hingga terbuka dan Liando sangat sensitif terhadap suara, ia membuka matanya dengan pelan.

Yenny mencium wajah kecil Liando dan berkata dengan suara yang menyenangkan: "Sayang, bangun untuk sarapan."

Liando hanya memaparkan wajahnya, tapi daun telinganya sudah memerah.

“Lani bangunlah sarapan dan bersiap untuk berangkat ke sekolah”. Yenny membuka selimut dan menepuk pantat kecil yang gemuk itu”.

Aroma wangi di luar masuk ke kamar, tetapi mata licik itu belum terbuka, dan hidung kecil itu mengendus dan bergerak, dia benar-benar ingin menangis olehnya.

Harus mengeluarkan banyak upaya agar Lani berhasil bangun dari kasurnya.

Bubur telur daging tanpa lemak dengan aroma gurih lembut dan diisi dengan daun bawang, kemudian disajikan dengan roti goreng lezat nan putih empuk, sarapan paginya luar biasa lengkap.

Liando dan Lani mengerutkan kening, meminum susu yang dituangkan oleh Yenny untuk mereka.

“Mami apakah mami telah memakai uang angpao saya dengan kakak?” tanya oleh Lani.

"Tidak, kenapa?" Yenny menyuapi setengah bagian roti goreng ke mulut Lani.

“Lani….ni…kenapa…asih…. alapan…."Ada roti goreng di mulut Lani, dengan pengucapan yang tidak jelas ia bertanya.

Yenny mengekspresikan bahwa dia tidak mengerti sama sekali.

Dia belum bisa menebak apa yang dimaksudkan oleh putrinya.

Liando perlahan menelan makanan di mulutnya, mengartikan maksud perkataan adiknya, "Adik mengatakan jika tidak memakainya, mengapa mami bisa menyiapkan sarapan untuk kami?"

Perlu diketahui, setelah mereka berumur 3 tahun, Yenny tidak pernah menginjakkan kaki ke dalam dapur.

Yenny mengekspresikan bahwa dia benar-benar ingin menempatkan anak beruang di pangkuan kakinya dan memukuli pantatnya.

Ironisnya, ini bagaikan mencapai kesempuranaan.

Kenyataannya, bukankah kamu besar di luar negeri ?

"Mami tidak menggunakan uang angpao kamu, lalu apakah tidak bisa membuat sarapan untuk kalian?" Yenny berkata dengan ekspresi marah: "Ketika kamu dan kakakmu masih sangat kecil, siapa yang memasak untukmu setiap hari?"

Dia membuktikan bahwa dia dulu seorang ibu yang sangat pekerja keras dan bertanggung jawab.

Baru kemudian ... dia dimanjakan oleh putranya.

Ini benar-benar menyayat hati dan hangat.

"Tapi saya sudah lama tidak makan sarapan yang dibikin oleh mami." Liando berkata setelah menelan makanan di mulutnya.

“Enak tidak?”

“Enak”

“Kalau begitu lain kali mami akan sering membuatkan untuk kalian”. Yenny berkata dengan banyak.

Liando dan Lani : He he

He he apa? Ini maksudnya meremehkannya ?

………..

Di malam hari, Yenny dan Edbert berkencan. Keduanya duduk di sebuah restoran barat yang sangat bernuansa.

Cahaya di restoran redup, dengan suasana yang sulit dilukiskan, dan merupakan salah satu dari sepuluh kategori restoran terbaik di kota B.

Wajah Edbert dipenuhi dengan senyum lembut, dan matanya tersenyum. Kelihatan dengan jelas bahwa hari ini dia sangat bahagia. Garis senyum dibibirnya belum diratakan.

Makan malam ini, Yenny sedikit sulit menikmatinya tapi tidak bisa ia katakan.

Itu karena tujuannya hari ini adalah untuk menolak dia yang begitu tampan, begitu kaya, begitu perhatian, dan begitu lembut , seorang pria tampan Edbert.

Yenny menatap wajah Edbert, dan berpikir tentang pernyataan sombong Jimson kemarin malam, juga mimpi semalam, dia sambil melamun.

“Yenny..Yenny..” setelah panggil dua kali, ia baru sadar.

Merapikan rambut berantakan di pipi ke belakang telinga, dan mulailah memandangi Edbert yang lembut: "Iyah? Ada apa?"

“Saya lagi bertanya kepadamu, ingin pesan makan apa ?” sambil menyodorkan menu makanan kepadanya.

Dia mengambil segelas es lemon tea yang tersedia diatas meja, dan meminumnya dengan pelan, menenangkan pikirannya yang sedang rumit, kemudian memandang Edbert dengan tersenyum sambil berkata : “Kamu saja yang ambil ahli, saya belum pernah ke sini, jadi tidak tahu mau makan apa”.

Edbert memesan dua gram steak sapi dan memesan makanan pencuci mulut untuk Yenny.

“Tadi kamu sedang pikirin apa? Sampai kamu begitu serius?” tanya oleh Edbert.

"Ehuk (Batuk) ..." Yenny tersedak oleh air. Batuk kecilnya membuat wajahnya memerah, dan dia digantikan oleh ketakutan Edbert yang tidak menyembunyikan darinya . Dia mengelap air yang membanjir didaerah matanya dan menggelengkan kepalanya: " Uhuk…(batuk)... saya baik-baik saja."

“Saya hanya memikirkan soal desainer saya saja”

"Masih ada waktu untuk pameran perhiasan Li. Jangan memaksakan dirimu terlalu keras."

“Iya ya..” Yenny menjawab asal beberapa kali.

Dia benar-benar merasa bersalah, tetapi bagaimana dia bisa mengatakannya kepada Edbert.

Wanita yang dia kejar, dan persoalan diantara calon iparnya bagaimana ia bisa membiarkan untuk tidak katakan?

Steak sapi yang aromanya enak, supnya yang kental, benar-benar halus dan empuk dimulut.

Ini steak yang begitu enak, tapi dia hanya merasa seperti mengunyah lilin, tidak ada berkah untuk menikmatinya.

Steaknya baru dimakan setengah, dan suara biola yang bergetar terdengar di ruang makan.

Seorang lelaki bertuksedo memainkan biola dan perlahan berjalan ke arah mereka dan akhirnya berhenti di depan mereka.

Pelayan itu mengambil setumpuk tulip merah dan menyerahkannya kepada Edbert.

Suasana ini benar-benar istimewa, romantis dan indah. Jika dia bukan pemain utama wanita hari ini, atau jika dia tidak saling bersimpati dengan lawan main pria ini, maka dia benar-benar ingin mabuk dan jatuh langsung di bawah jas pria tampan ini.

Hanya……..

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu