CEO Daddy - Bab 242 Lani Menyentuh Pria Cantik Dengan Buas

Hanya sang penata rias ini yang berani, dia tidak hanya tertawa, tetapi juga menunjukkan sebuah sikap yang tidak terkendali. Mentalnya sungguh sangat besar.

Wajah Toni Lin telah berubah menjadi begitu kesal. Sepasang matanya yang indah seakan hampir mengeluarkan api.

Lani berfikir dengan serius sejenak, kemudian berkata: “Aku harus membuktikannya sendiri.”

Tetapi saat kata-kata Lani selesai di ucapkan, di saat orang dewasa saja belum mengerti dengan jelas bagai mana cara untuk membuktikannya sendiri, dia langsung mengarah ke tubuh ‘kakak cantik’ kemudian menaikinya. Ia mengulurkan tangannya dan dengan cepat meraih kerah baju Toni Lin, membuat tiga kancing baju Toni Lin terlepas dan membuat dadanya yang rata dan kurus terpampang.

Dia menggunakan sebuah cara yang nyata untuk membuktikan dirinya bukan hanya seorang anak kecil yang lucu. Di saat yang sama dia juga merupakan seorang wanita yang tangguh.

Saat Yenny Tang dan Liando menyusul kearahnya. Kebetulan mereka melihat Lani yang berada di atas tubuh Toni Lin, dia telah membuat kancing baju orang lain copot. Sehingga dengan tanpa sengaja membuatnya menunjukkan hal yang tidak seharusnya di tunjukan, pemandangan tersebut sangat indah, bahkan dirinya sendiri sampai tidak berani untuk melihatnya.

“Lani......” Yenny Tang segera menarik Lani kearahnya. Dengan wajah yang tidak tau harus tertawa atau menangis melihat kearah Lani. Ia mengulurkan tangan mencubit wajahnya dengan galak, lalu berkata: “Kenapa kamu begitu nakal? Perilaku kamu yang barusan tadi sangat tidak sopan, tau? Cepat minta maaf kepada kakak ini, dan memohon agar kakak ini memaafkan mu. Kamu tidak boleh melakukan hal yang seperti ini lagi selanjutnya paham?”

Lani menggosok-gosok wajahnya yang sakit karena di cubit, dia merasa sangat sedih. Bagai mana bisa kakak perempuan yang begitu rupawan adalah seorang laki-laki?

“Kakak, maaf. Kamu terlihat sangat cantik, aku pikir kamu adalah perempuan.” Lani mengedipkan matanya, menatap Toni Lin dengan raut wajah tidak bersalah.

Yenny Tang memandang kearah Toni Lin dengan perasaan bersalah, ia sebisa mungkin mengabaikan wajah Toni Lin yang terlihat akan segera meledak, lalu berkata: “Anu, Tuan Lin aku sangat meminta maaf, putri ku masih sangat kecil dan belum mengerti. Mohon untuk tidak marah kepadanya. Begini saja, bagai mana kalau makan malam kali ini aku saja yang traktir?”

“Apakah kamu pikir hanya kamu yang punya uang? Lalu aku menginginkan kamu yang bayar?” Toni Lin menjawabnya dengan nada sombong, sembari menarik narik bajunya, yang mengartikan bahwa ia tidak dengan mudah menerima permintaan dari Yenny Tang.

Sekarang Yenny Tang baru mengetahuinya, lidah Toni Lin lumayan tajam, ia merasa sangat berbeda dengan sikapn Manusia rupawan yang tadi siang.

Penata rias Lusi Song terlihat yang lugu, dan disertai dengan sarafnya lebih tebal dari pada pinggangnya sendiri benar-benar sangat menyukai Lani dan juga anak kecil yang baru saja kemari, oleh karena itu dia tidak dapat melihat dan merasakan Big Boss nya yang sudah sangat marah, kemudian berkata: “Ah, direktur Lin jangan begitu perhitungan, kamu lihat ini......”

Dia terdiam sesaat, kemudian menyadair dirinya tidak mengetahui siapa nama gadis kecil yang manis ini, dia memiringkan kepalanya dan bertanya kepada Yenny Tang: “Siapa nama putri mu?”

“Namanya Lani.” Yenny Tang paham jika wanita berwajah bulat dan lucu ini sedang berbicara kepadanya, dia merasaberterima kasih kepada Lusi Song kemudian tersenyum.

“Oh, Direktur Lin, kamu tidak boleh begitu perhitungan, kamu lihat adik kecil seperti Lani yang begitu lucu seperti ini, bagai mana bisa kamu perhitungan dengan seorang anak kecil, sungguh tidak baik, benar kan, jadi maafkan saja dia, jangan marah lagi oke?” mata Lusi Song memandang kearah Toni Lin dengan berbinar-binar, ia berkata sembari tersenyum.

Semua yang berada di sana di buat berkeringat oleh Lusi Song, mereka beranggapan mentalnya sungguh besar, apakah Tuan Lin bisa dengan mudah di singgung seperti ini?

“Kalau begitu, jika aku tidak memaafkan mereka, berarti aku perhitungan? Tidak berhati?” Toni Lin bertanya dengan wajah yang tenang.

Lusi Song menagngguk dengan wajah polosnya, kemudian berkata: “Benar.”

Toni Lin: ......

Yenny Tang: ......

Sayang, anda berbicara kepada bos seperti ini, apakah tidak takut akan di pecat?

Lusi Song tidak menunggu jawaban dari Toni Lin, kemudian dengan otomatis langsung memanggil pelayan dan berkata: “Nona, tolong bawakan tiga kursi kemari, terima kasih.”

Dia menepuk-nepuk kursinya, lalu berkata: “Ayo duduk, Direktur Lin sangatlah murah hari, dan lagi kedua anak ini sangatlah lucu di tambah dengan nona yang begitu cantik, barusan tadi Direktur Lin hanya bercanda kepada kalian.”

Selesai Lusi Song berkata, kemudian dengan sangat serius bertanya kepada Toni Lin: “Benarkan Direktur Lin?”

Toni Lin: ......

Toni Lin sedikit menyusutkan wajahnya, mengapa teamnya bisa merekrut orang seunik dan seajaib ini, bolehkah dirinya memecatnya sekarang juga?

“Kalau begitu terima kasih kepada Direktur Lin, makannan hari ini biarkan aku yang traktir.” Yenny Tang kemudian duduk ke kursi tersebut di iringi dengan anak-anaknya.

“Siapa yang mengizinkan mereka duduk di sini?” wajah Toni Lin terlihat begitu murkah.

“Bukannya barusan tadi aku sudah bertanya kepadamu, kamu tidak menjawabnya, bukankah itu berarti kamu telah menyetujuinya.” Lusi Song menjawabnya dengan begitu saja.

Toni Lin: ......

Semenjak bergabungnya Lusi Song ke dalam anggotanya, keresahan di hatinya naik menjadi 100%.

“Halo, nama ku Lusi Song, aku adalah seorang penata rias, kalau kamu kerja apa? Apakah kedua anak ini adalah anak mu? Sangat cantik, berapa umur mereka? Nama mereka siapa? Kalian dari negara mana?” Lusi Song tidak hanya lugu dan lucu, tetapi dia juga begitu cerewet.

“Aku adalah orang China, sorang perancang perhiasan, mereka berdua kembar lawan jenis dan telah berumur enam tahun, kakanya bernama Liando dan adiknya bernama Lani.” Yenny Tang merasa berhutang budi kepada Lusi Song, kemudian tersenyum lembut.

“Mereka sungguh sangat manis.” Puji Lusi Song.

Hanya dengan menggunakan singkatnya waktu makan malam telah membuat Lusi Song dan juga Lani menjadi begitu akrab, jelas terlihat dia sangat menyukai anak kecil, dan juga dia tidak mengganggap Toni Lin sebagai sang bosnya. Melihat ekspresi di wajah tampan Toni Lin, terlihat begitu indah hingga ia tak memiliki keberanian untuk memandangnya.

Setelah selesai makan, Yenny Tang pergi untuk membayar bill, melihat harga yang tertera didalam bill tersebut, membuatnya sangat ingin menyerahkan Lani si anak kecil ini kepada Toni Lin saja, lagian anak kecil ini sangat menyukai manusia berwajah rupawan itu, dia pasti setuju jika aku menyerahkannya sebagai anak kepada Toni Lin, tidak di sangka liburan keluar negeri menyebabkan dirinya mengalami kebangkrutan, benar-benar tidak menyenangkan.

Sialan, ini benar-benar mahal, apakah dia boleh menangis?!

......

Sepulangnya Toni Lin ke kamarnya, ia berendam di dalam kamar mandi selama setengah jam lamanya, kemudian ia mengambil handuk kimono kemudian memakainya. Saat bagian pinggangnya di ikat sedikit longgar, maka akan menunjukkan bagian pinggangnya yang sangat ramping, otot-otot menutupi tulangnya secara simetris, pemandangan yang indah bak musim semi yang cerah. Parasnya yang cantik ibarat sebuah maha karya yang terlukis dari sebuah tangan, ia menuangkan anggur merah, kemudian perlahan merapatkan bibirnya.

Ketika memikirkan kembali pertemuannya dengan Yenny Tang tadi siang, membuat emosinya menjadi kembali bergejolak.

Tidak di sangka stelah enam tahun tidak bertemu, dia telah memiliki anak yang begitu besar, benar-benar perubahan yang begitu besar, perkataan ini sama sekali tidak berlebihan untuk menggambarkan sosok dirinya.

Dan ketika berjumpa lagi setelah enam tahun kemudian, dia telah memiliki dua anak, tetapi dia langsung mengenali Yenny Tang di saat pertama kali ia melihatnya, senyum di wajahnya melebar dengan sebuah kepahitan yang bahkan tidak di rasakan oleh dirinya sendiri.

Ia berdiri di depan sudut jendela, dengan pandangan yang dalam. Jari telunjuk dan ibu jarinya secara alami bergesekan, disertai dengan detak jantung yang naik dan turun.

Dia berpikir begitu lama, kemudian meminum habiskan anggur merah di dalam gelasnya dengan sekali tegukan, meletakan gelas berkaki tinggi tersebut di dekat jendela. Ia berbalik badan lalu mengambil telepon genggam yang berada di atas meja dan menelpon asistennya, berkata: “Bantu aku untuk mencari tau data mengenai Yenny Tang selama enam tahun terakhir.”

Bukannya dia tidak dapat hidup tanpa Yenny Tang, hanya saja dia ingin tau, sebenarnya babi mana yang telah merayu wanita lembut yang selalu ia rindukan.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu