CEO Daddy - Bab 190 Jangan Mengikuti Jalan Ibumu

"Tidak bisa, sekarang waktunya bekerja, tidak bicara urusan pribadi." Keterampilan Yenny Tang mengejek sepenuhnya terbuka, berkata : “Aku bukan seperti direktur Ye, keluarga kaya raya, langit dan bumi tidak ada yang bisa mengendalikanmu. Aku hanya seorang desainer kecil dan aku harus mendukung keluarga saya. Bagaimana aku bisa punya banyak waktu untuk ngobrol dengan kamu, Apa kamu kasih aku uang ?”

Jimson Ye berpikir bahwa Yenny Tang, wanita ini, mulai manja dan bertaruh. Beraninya dia berbicara dengannya seperti ini.

"Baik. Aku akan memberimu uang, ikut masuk denganku." Jimson Ye menepuk meja dan berkata kepada Yenny Tang.

“Ok. Dua ratus ribu satu menit.” Yenny Tang meletakkan pena dan menawarkan harga kepada Jimson Ye.

“Dua ratus ribu ya dua ratus ribu.” Jimson Ye berkata dengan dingin.

Yenny Tang ikut pergi ke ruangan Jimson Ye. Dua ratus ribu satu menit, ada uang yang bisa ambil untung kenapa tidak ?

Ketika dia masuk, dia mendorong pintu kantor dan tidak menutup pintu. Dia datang untuk menemani ngobrol. Bukan untuk tidur, tapi kalau dia memainkan trik di kuburan besar ini? Pintunya tidak tertutup rapat, bukankah itu akan menjadi hal yang tabu ?

“Kenapa pintunya tidak di tutup rapat?” Jimson Ye duduk di sofa melihat pintu yang terbuka, mengerutkan kening bertanya.

“Kita juga tidak membahas masalah besar tentang negara, kenapa harus tutup pintu, biarkan saja terbuka. Kalau tidak, saya tidak mau ngobrol.” Yenny Tang memandangi wajah Jimson Ye dengan waspada ia berkata.

“Buka ya bukalah.” Jimson Ye melihat wajah Yenny Tang begitu bersikeras. Dengan berat hati dia mengalah satu langkah. Dia menghela nafas dan berpikir bahwa Yenny Tang benaran memiliki kemanjaan yang spesial, lain kali tidak boleh memanjakannya lagi.

"Kemarin aku benar-benar bukan maksud sengaja. Aku akan menggantinya lain hari," Jimson Ye berkata kepada Yenny Tang.

“Tidak perlu, mungkin saja beberapa hari kemudian aku sudah punya pacar.” Yenny Tang membuka wajahnya dan berkata dengan hambar.

Ketika Jimson Ye mendengarkan kata-kata Yenny Tang, dia juga merasakan hatinya resah.

“Aku sudah minta maaf, tolong jangan seperti anak kecil lagi, perkataan ini lain kali aku tidak ingin mendengarnya lagi.” Jimson Ye dengan wajah tenggelam dan dengan dingin memperingatkan Yenny Tang.

“Hng….” Yenny Tang melihat Jimson Ye menenggelamkan wajahnya, dalam hati sekali bergetar, lumayan menakutkan juga. Dia berpikir bahwa nanti hanya bisa melakukannya, dan dia tidak akan mengatakannya lagi.

“Dengar tidak? Lain kali kalau kamu berkata demikian lagi, saya tidak akan segan denganmu.” Jimson Ye dengan wajah dingin memastikannya.

“Iya, sudah tahu. Jika tidak ada hal lain lagi, maka saya permisi kembali kerja lagi.” Yenny Tang tidak puas dengan sikap Jimson Ye, tetapi ada uang bisa keras kepala, karena dia tidak ada uang cuma bisa dikeras balik.

Ketika dia berbalik badan, bersiap untuk pergi. Jimson Ye dengan kakinya yang panjang dan meraih siku Yenny Tang. Dia berkata, "Aku belum selesai bicara. Kenapa kamu buru-buru?”

“Apa yang kamu katakan sudah aku dengarkan, ada hal apa lagi?” Yenny Tang bertanya dengan samar kepada Jimson Ye.

Jimson Ye meraih tangan Yenny Tang dengan erat, mengetahui bahwa sikap Yenny Tang ada yang tidak beres, tetapi tidak tahu di mana letak masalahnya, seperti tidak bisa di ajak kerja sama, membuat hati Jimson Ye agak menjengkelkan. Dia berkata : “Kamu sebenarnya kenapa sih?”

"Aku ..." Yenny Tang berbalik badan dan ingin menjawab, tapi terpotong.

“Aii, Nyonya Lu, aku masuk beri laporan dulu.” Terdengar suara sepasang sendal hak tinggi terhentak disertai dengan suara larangan Aline Li.

“Aku mau ketemu dengan Jimson,perlu buat laporan dulu kah? Aku akan masuk bertanya sendiri, apakah benar demikian.” Suara wanita itu tidak tinggi, tetapi dengan mudah untuk terdengar wanita itu lebih kuat, bahkan lebih dari Aline Li.

Aline Li telah mengikuti Jimson Ye beberapa tahun tapi masih tidak sehebat ini tingkat emosinya.

"Nyonya Lu, jangan membuatku sulit untuk melakukan ..." Aline Li berada dalam dilema.

Dalam dua keterjeratan, seorang wanita telah masuk ke dalam dan Aline Li mengikuti wanita itu di belakangnya.

Rossa Fang….

Sekilas Yenny Tang mengenali wanita ini. Sebelumnya dia pernah melihatnya. Waktu itu tingkat emosi wanita ini lebih meledak.

Rossa Fang juga melihat Yenny Tang dan Jimson Ye, serta lengan Jimson Ye, dan hubungan antara keduanya terlihat oleh Rossa Fang. Tapi dia tidak melakukan tindakan, hanya melihat semuanya dengan tenang dan tertawa.

Aline Li masuk dan melihat semuanya agak canggung.

“Direktur Ye, Nyonya Lu dia….”

“Sudahlah, kamu boleh keluar, antarkan 2 gelas kopi bawa masuk ke sini. Silahkan duduk Bibi.” Jimson Ye melepaskan lengan Yenny Tang dan berkata dengan tenang kepada Rossa Fang.

Yenny Tang mengenal Rossa Fang, dan Rossa Fang secara alami mengenali Yenny Tang.

Yenny Tang dan Ranti Lu ada beberapa kemiripan dengan Eric Lu. Kedua orang mempunyai kemiripan, hanya sekejap bisa mengetahui mereka berdua mirip. Tambah lagi dia selalu tahu keberadaan Yenny Tang, secara alami sejenak saja sudah mengenalinya.

Yenny Tang mengangkat lengan dan melihat jam tangan, dengan wajahnya yang sunyi ia berkata : “ Tadi total 25 menit, saya harus kembali bekerja lagi.”

Jimson Ye menganggukkan kepala, dalam hatinya merasa lucu juga emosi, wanita ini masih nekat menginginkan uang, sampai saat ini dia tidak melupakan soal uang.

Yenny Tang permisi keluar, sambil melewati Rossa Fang, Rossa Fang dengan senyum sambil berkata kepada Yenny Tang : “Bertahun-tahun kita tidak bertemu, tidak disangka kamu sudah tumbuh besar, semoga kamu tidak mengikuti jalan Ibumu ya.

Langkah Yenny Tang sedikit, dan dia tahu bahwa Rossa Fang sudah mengenali siapa dia, dan dia tidak terkejut. Ketika dia melihat Ranti Lu pada pandangan pertama, dia juga mengenali Ranti Lu.

Dia berhenti melangkah dan menatap Rossa Fang. Ia menatap langsung ke matanya yang tajam, tidak bersembunyi atau berkedip, dengan tenang ia berkata kepada Rossa Fang : "Anda tenang saja, jalan Ibuku apakah aku akan menapaknya sekali lagi atau tidak, sementara ini aku belum tahu, tapi apakah bisa berjalan sesuai jalan anda, juga belum tahu”

Setelah selesai berbicara, tanpa menunggu balasan perkataan dari Rossa Fang, ia berbalik badan dan pergi dari ruangan.

Trik paling praktis dari sebuah perdebatan, bukan menusuk menang tapi ketika lawan kita bersiap untuk mengeluarkan jurus ampuh, pihak lain berbalik badan dan pergi. Ini baru disebut pemenang sejati. Hati resah pun tidak sebanding dengan jurus besar ini.

Rossa Fang pandangannya menjadi dingin, Jimson Ye melihatnya sejenak.

Barusan tadi terdengar suara nyaring di luar, perkataan Rossa Fang tadi juga di dengar oleh Jimson Ye. Tapi apa yang telah dikatakan oleh Yenny Tang kepadanya, ia tidak dengar dengan jelas. Tidak tahu apa yang telah diucapkan oleh Yenny Tang, sehingga membuat nenek sihir ini emosi sampai seperti ini.

“Bibi, hari ini kenapa ada waktu datang ke sini ?” Suasana hati Jimson Ye sedikit membaik, dengan ramah mempersilahkan Rossa Fang untuk duduk, Dia berkata : “Bibi, silahkan duduk.”

Alin Li dengan tenang meletakkan kopi di atas meja, kemudian Rossa Fang duduk dan menyeruput kopi.

Diantara gelas kopi, ia mengangkat kepala melihat Jimson Ye sejenak, dan tidak bisa untuk tidak dikatakan bahwa Jimson Ye memang luar biasa dalam penampilan. Fitur wajah tiga dimensi dan wajahnya seperti pisau. Dia adalah seorang pria dengan penampilan luar biasa dan kuat, tipe yang cocok untuk di kagumi oleh pria, wanita dan orang tua.

Bahkan ketika dia melihat wajah Jimson Ye ini, dia terkejut, dan tidak heran kalau putrinya yang bodoh itu cinta mati sama pria ini.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu