CEO Daddy - Bab 244 Pangeran Kerajaan Dunia Hiburan

“Telepon itu adalah aku yang memang dengan sengaja menelpon sahabat terbaikku Vanny, karena menelponnya lah membuat pulsa ku menjadi habis tak bersisah.” Setelah selesai bicara Yenny Tang menutup layar teleponnya menggunakan tangan kemudian menghela napas. Hatinya benar-benar sangat gelisah. Jimson Ye begitu licik dan cerdas. Sangat sulit membohonginya.

“Kapan kembali?” Jimson Ye tidak merasa ragu begitu lama terhadap masalah tersebut, langsung mengalihkan pembicaraan.

“Beberapa hari lagi.” Jawab Yenny Tang.

“Em, aku akan menunggumu pulang.” Jimson Ye menggosok-gosok bagian alisnya. Ia merasa lelah ketika mengingat kembali apa itu “Satu keluarga” di rumah tua tersebut, ia menghela napas. Perlahan berkata: “Aku merindukan mu.”

Mendengar perkataan Jimson Ye. Yenny Tang merasakan wajah dan telinganya memerah, sungguh sangat memaalukan.

“Em.” Ia menjawabnya dengan samar.

Jimson tertawa kecil dari seberang sana. Ia sedikit mendesak dan berkata: “Cepat pulang, lalu selamat tahun baru.”

......

Dini hari berikutnya, langit baru saja mulai terang. Seseorang yang telah datang dan mengetuk pintunya. Yenny Tang melihat dari door viewer dengan matanya yang masih mengantuk, beberapa saat kemudian ia baru ingat bahwa orang yang berdiri di luar tersebut adalah Lusi Song.

Ia membuka pintu kamarnya, Lusi Song memasang sebuah senyum semringah di wajah lalu menampakkan giginya yang putih, dengan ramah ia berkata: “Yenny, kita nanti akan berlayar ke laut untuk mengambil beberapa foto, Bos kita memiliki sebuah kapal pesiar yang super besar dan super mewah. Apakah kalian mau ikut berlayar bersama ke laut?”

Sejujurnya, Yenny Tang sedikit tersentuh.

“Apakah boleh?” Yenny Tang bertanya karena merasa sedikit tidak yakin: “Eee, Tuan Lin telah menyetujuinya?”

Lusi Song dengan blak-blakan, berkata: “Ai ya, kamu tenang saja, bos kita sangatlah berhati besar, asalkan kerjaan terselesaikan secara sempurna, dia tidak akan mempedulikan masalah kecil seperti ini. Oke sudah di sepakati, tuggu aku di lobi hotel jam delapan, jangan lupa untuk membawa Liando dan juga Lani ya.”

Dia benar-benar sangat menyukai Liando dan juga Lani, Yenny Tang meminjam keuntungan dari kedua anaknya hingga ia dapat memiliki kesempatan untuk menduduki sebuah kapal pesiar yang mewah.

Sesaat setelah Lusi Song meninggalkan tempat, Yenny Tang langsung menarik selimut yang menutupi Liando dan Lani.

“Ceapt bangun, mami akan membawa kalian berlayar.” Yenny Tang menarik selimutnya terhadap dua anak yang tidak ingin bangun itu.

Mendengar akan berlayar, kedua anak tersebut seketika langsung bangun.

Yenny Tang mengkuncir sederhana rambutnya, sehingga menunjukkan lehernya yang panjang dan juga indah. Ia mengenakan sebuah kaos tipis bewarna putih, serta rok pendek bermotif bunga, terlihat muda dan juga fresh, ia tak memakai bedak dan sebagainya, dan hanya keluar dengan wajah polos tanpa dandanan. Yenny Tang memiliki paras yang cantik dengan mata yang jernih, ia benar-benar seorang wanita yang sangat cantik.

Toni Lin melihat keluarga yang terdiri dari tiga orang sedang menunggu mereka di lobi, urat di keningnya berdenyut-denyut. Lusi Song tidak menunggunya berbicara, dan langsung berkata: “Direktur Lin, ini adalah teman ku Yenny, dan masih ada Liando serta Lani juga, hari ini kita akan berlayar, sekalian ajak mereka saja, semakin banyak orang akan semakin terasa ramai.

“Apakah aku berlayar untuk bermain-main?” Toni Lin mengusap-usap uratnya yang sedang berdenyut kemudian bertanya.

“Bukan, kita akan pergi untuk bekerja.”

“Lalu mengapa harus mengajak orang lain bersama.”

“Apakah ini ada hubungannya, lagian kapal pesiar Direktur Lin begitu besar, walaupu membawa tiga orang lagi juga akan tetap muat. Mereka bertiga juga tidak gemuk, kapal pesiarmu tidak akan tenggelam.” Lusi bertanya dengan wajah serius: “Direktur Lin, kamu tidak mungkin begitu perhitungan dan masih marah gara-gara kejadian semalam kan?”

“Tidak.” Toni Lin berkata sembari menggertakkan giginya.

“Kalau begitu kenapa tidak bisa mengajak Yenny beserta kedua anaknya?”

Toni Lin: ......

Dia benar-benar dibuat hampir gila oleh Lusi Song, setelah pulang dari Maldives, dia harus memecat memecat dan memecat Lusi Song.

Akhirnya sesuai dengan yang di harapan Yenny Tang pun menaiki kapal pesiar Toni Lin, benar-benar sebuah kapal pesiar yang sangat mewah, Lusi Song begitu realistis. Kapal pesiar tersebut memiliki tiga tingkatan, dekorasinya juga sangat bagus, jelas sangat mewah. Kapal pesiarnya telah terlebih dahulu di dekorasi, dimana-mana terdapat balon dan juga tali berwarna-warni, serta bunga-bunga segar.

Dan juga di atas meja telah tersusun banyak anggur merah serta buah-buahan, mereka masih mengundang koki masak yang sangat terkenal, membuat Yenny Tang yang melihatnya menjadi tercengang.

Apakah mereka benar-benar datang untuk bekerja di kapal pesiar ini? Dan bukan untuk bermain? Aku jarang membaca buku, kamu membohongi ku. Ini adalah contoh dari kehidupan seorang kaya raya yang benar benar nyata.

Kapal pesiar berlayar ke tengah laut, memecah ombak-ombak dan terus maju kedepan. Udara bergerak lembut, angin laut yang meniup kearah wajah memiliki bau khas laut yang juga terasa sedikit lembab. Air laut yang biru dan jernih, tampak seperti sebuah kepingan giok tua, sungguh sangat luar biasa, langit dan hamparan laut yang seakan menyatu menjadi satu, sungguh sangat indah.

“Mami, lautan sungguh indah.” Lani di yang berada di dalam pelukan Yenny Tang, sedang memandang lautan, wajahnya penuh dengan kegembiraan.

Yenny Tang tersenyum, kemudian menurunkan Lani, lalu menggendong dan memeluk Liando, dan berkata: “Lihat, ini adalah lautan, cantik bukan?”

“Em.” Wajah Liando penuh dengan kekaguman.

Lusi Song dengan cepat menyelesaikan pekerjaan merias dan menata gaya, ia adalah seorang yang sangat ahli di bagian tata rias dan gaya, walaupun ia masih begitu muda, tetapi dia memiliki sedikit nama di dalam negeri, kalau tidak, dia tidak mungkin dapat di rekrut masuk kedalam grup Toni Lin.

“Yenny, pekerjaan ku telah selesai, aku akan membawa kalian berkeliling untuk melihat-lihat sekitar.” Lusi Song mengulurkan tangan mengusap-usap kepala Lani, serta dengan ramah berkata kepada Yenny Tang.

“Baiklah.” Yenny Tang tersenyum dan menyetujuinya, dia dapat menaiki kapal pesiar ini semua karena Lusi Song.

Lani adalah anak yang tidak takut akan orang asing, dia tau jika Lusi Song mengyukainya, sehingga mulutnya sangat manis, membuat Lusi Song mendengar rayuannya menjadi sangat bahagia, ia membawa Yenny Tang dan keduanya untuk menyantap makanan, kemudian memberikan Lani dan Liando masing-masing satu coklat, kue dan juga segelas jus.

Yenny Tang dan Lusi Song duduk di atas kursi sembari menyantap buah musim itu.

Lusi Song melihat sejenak kearah Lani dan Liando, sepasang matanya penuh dengan kekaguman: “Yenny, kamu benar-benar sangat beruntung, kedua anak-anak mu sangatlah lucu, serta sangat pintar dan juga penurut, kamu sendiri juga sangat pintar merawat diri, kalau kamu tidak mengatakannya, aku kira kalian adalah kakak beradik.”

Mendengar orang lain memuji Liando dan Lani membuatnya lebih bahagia dibanding dengan mendengar pujian tentang dirinya sendiri.

“Mereka cukup pintar dan dewasa, sama sekali tidak merepotkan mu.” Yenny Tang tidak pernah tau apa itu rendah hati terhadap kedua anak-anaknya.

“Kerjaan kita nampaknya sudah selesai semua, tidak tau nantinya apakah aku masih dapat bertemu dengan Lani dan juga Liando.” Lusi Song melahap sepotong semangka, dengan wajah penuh kekecewaan berkata, tetapi dengan cepat ia menembahkan perkataannya dengan ceria disertai dengan sebuah senyuman, lalu berkata: “Aku bekerja di Perusahaan Lin, dan jika kalian ingin berlibur keluar negeri, kalian dapat mencariku.”

Perusaan Lin terdengar seperti tidak asing, dia berpikir sejenak, kemudian berkata: “Apakah itu adalah perusahaan hiburan yang terbesar itu?”

“Benar.” Lusi Song mengangguk lalu berkata: “Kali ini kita keluar untuk mengambil foto dan menyiapkan sebuah debut untuk artis pendatang baru, dia adalah orang pendatang baru dari perusahaan, kalau tidak, tidak mungkin sampai melibatkan Bos besar untuk menunjukan wajah dan turun tangan sendiri.

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu