CEO Daddy - Bab 152 Helikopter Konglomerat

Keesokan harinya setelah ia bangun, Yenny Tang merasakan tangannya pegal dan kesemutan. Dia mengalami efek samping dari aktivitas yang berlebihan.

Ia membuka matanya dan melihat Jimson Ye tidak berada di tempat tidur lagi. Tidak tahu apakah hanya perasaannya saja, merasa bahwa di tubuhnya ada bau yang tidak enak. Jelas-jelas kemarin setelah selesai ada pergi mandi dulu.

Dia mengambil pakaiannya sendiri dan pergi ke kamar mandi lalu berencana untuk mandi lagi.

Dia ditutupi dengan shower gel dan mulutnya tanpa sadar menyanyikan nada yang tidak jelas.

Jimson Ye datang dari luar. Ia mendengar suara air di kamar mandi dan nada kecil Yenny Tang, Jimson Ye tersenyum manis.

Ia menghampirinya, mendorong buka pintu kamar mandi. Lalu ia melihat Yenny Tang membelakangi pintu kamar mandi sedang berdiri di bawah pancuran sedang mandi. Kulit di tubuhnya sehalus bayi yang baru lahir. Lengkungan bahu bagaikan setengah bulan, kaki ramping putih seperti salju, pinggang lembut dan sebanding dengan batang pohon. Kakinya lebih panjang dari pohon poplar putih. Tubuh yang langsing. Tepatnya adalah tidak kegemukan juga tidak kekurusan.

Melihat tubuh yang menggoda di depannya. Pandangan Jimson Ye yang dalam, seperti jurang yang tanpa dasar.

Yenny Tang membilas busa di tubuhnya. Berbalik untuk mengambil pakaian, akhirnya dia melihat Jimson Ye yang tampan bersandar di pintu. Melihatnya dengan antusias.

“Hati-hati mata tumbuh bintitan.” Yenny Tang dengan tenang mematikan sakelar shower dan mengambil handuk mandi di atas meja mandi.

Semalam sudah bantu dia melaluinya. Dia juga belajar kemampuan dari Jimson Ye, walaupun depan mata ada masalah tapi bersikap tidak panik.

Telinga Jimson Ye sedikit merah, dan dia memandangi Jimson Ye, berkata : "Tidak ada yang perlu dilihat, satu tatapan saja sudah habis dilihat semuanya."

"Hngg ..." Yenny Tang mengenakan handuk mandi di tubuhnya dan meluruskan dadanya, berkata: "Fakta berbicara lebih keras daripada kata-kata, dasar hidung belang, mengintip orang mandi."

Jimson Ye tersenyum sedikit, dan tawa itu sangat menakjubkan, tampak sangat memikat sekali.

Bahkan Yenny Tang melihat wajahnya setiap hari, dia masih belum kebal, dia merasa bahwa setiap kali dia melihat Jimson Ye, dia dapat mengeluarkan ketampanannya yang baru.

Dasar jahat, ketawa lagi saya akan memakanmu.

“Saya hanya ingin memberitahu kepadamu kemaskan barang, karena hari ini kita sudah bisa kembali ke kota B, siapa tahu ternyata kamu sedang mandi.” Jimson Ye puas melihat ekspresi wajah Yenny Tang yang menakjubkan, baru ia menjelaskan maksud kedatangannya.

Dia tidak suka pandangan obsesi wanita, Namun, dia selalu suka melihat Yenny Tang menatapnya dengan pandangan terobsesi, lalu menggodanya.

Serius... Sudah bisa kembali ke kota B?

Saya kurang pendidikan, Jimson Ye kamu jangan berbohong kepada saya.

“Sudah bisa kembali ke kota B?” Yenny Tang bertanya : “Bagaimana pulangnya? Berjalan pulang kah? Mobil mereka masih belum di perbaiki.”

“Ada orang yang datang jemput kita.” Jimson Ye berkata: “Bukankah kamu bilang hari ini ingin kembali ke kota B, ini saya mengabulkan permintaanmu.”

Apakah kamu tidak sedang bercanda dengan saya?

Dia dengan cepat memakai pakaiannya, berlari keluar, juga tidak melihat ada orang Jimson Ye yang datang menjemput.

“Kamu bohong kepada saya, orangnya mana?” Yenny Tang memandangi Jimson Ye. Jimson Ye mengulurkan tangannya dan mencubit wajah Yenny Tang yang tanpa beralaskan bedak, hingga wajah lembut dicubitnya memerah, ia dalam suasana hati yang baik baru melepaskan cubitannya, berkata : “saya sisakan waktu untuk berkemas barang dulu”.

Sebenarnya juga tidak ada barang yang perlu di kemas. Ketika mereka datang cuma membawa tas jinjing saja.

Sisanya hanya pergi berpamitan dengan Nenek Fei, Yenny Tang mengelus wajahnya sendiri, dan menatap Jimson Ye, ia tahu bahwa Jimson Ye membiarkannya pergi untuk mengucapkan selamat tinggal kepada nenek Fei dan Susi si kecil.

Mendengar bahwa mereka akan pergi, Nenek Fei dan Susi sangat tidak rela.

Nenek Fei membiarkan Yenny Tang membawa beberapa oleh-oleh khusus pulang, yang semuanya dibuat oleh keluarga mereka sendiri.Yenny Tang benar-benar tidak bisa menolaknya, hanya tersenyum menerimanya.

Ketika mereka menyewa rumah, mereka membayar sewa sebulan, dan mereka tinggal selama sekitar satu minggu. Uang lebih harus dikembalikan kepada mereka.

“Tidak perlu nenek Fei, anggap saja hadiah untuk Susi. Kami tidak kekurangan uang sedikit itu, ini hanya sedikit maksud hati dari kami,jangan di tolak.Kalau tidak barang yang anda berikan saya juga tidak berani untuk terima.” Yenny Tang bersikeras tidak menerima uang yang dikembalikan nenek Fei kepada mereka.

Dari rumah nenek Fei ia keluar, tidak melihat seorang pun yang datang jemput mereka.

“Orang yang datang jemput kita mana?” Dengan terluka Yenny Tang bertanya kepada Jimson Ye.

“Sudah datang”. Jimson Ye berkata dengan santai.

Ketika dia berhenti bersuara, Yenny Tang mendengar deru mesin yang besar, dan itu tidak terdengar seperti suara mobil.

Dia selalu merasa bahwa suara itu datang dari atas kepalanya, dia melihat ke atas ...astaga… itu adalah helikopter.

Ternyata yang datang menjemput mereka kembali ke kota B adalah helikopter, sungguh dunia kehidupan konglomerat, orang miskin seperti dia tidak akan mengerti.

“Ayo jalan” Jimson Ye berjalan di depan sambil berkata kepada Yenny Tang.

Yenny Tang sangat bersemangat, ia baru menyadari bahwa tidak ada tempat untuk helikopter mendarat.

“bagaimana kita naiknya?” Dia menarik lengan baju Jimson Ye dan menatap helikopter yang melayang di atas mereka.

Jimson Ye merangkul pinggangnya,sebelum dia menyadarinya, lalu sebuah tali dijatuhkan dari helikopter itu. Jimson Ye satu tangannya merangkul pinggangnya, dan satu tangannya memegang tali dan dua orang tertarik ke atas.

Begitu kedua kaki meninggalkan tanah, Yenny Tang segera memeluk erat pinggang Jimson Ye dan menutup wajahnya ke dalam dekapan Jimson Ye. Saat ia menutup wajahnya di pelukan Jimson Ye. Yenny Tang merasakan pikiran yang tenang, dia malahan tidak takut Jimson Ye akan melepaskan tangannya dan membiarkannya jatuh dari udara.

“Pemandangan di sini sungguh sangat indah.” Jimson Ye memeluk Yenny Tang dan menundukkan kepala sambil berkata di samping telinga Yenny Tang.

Yenny Tang memegang pinggang Jimson Ye dengan erat dan memperlihatkan wajahnya.

Berdiri dalam ketinggian dan melihat jauh, pemandangan di sini memang sungguh indah, hanya kekurangan ukiran buatan, banyakan pemandangan alam yang murni,sungguh bisa menjadi pemandangan alam yang luar biasa indah, karena suara deru helikopter, tidak sedikit orang yang keluar untuk melihat. Pada saat ini, Yenny Tang memeluk Jimson Ye, dan mengagumi pegunungan dan sungai yang indah di sini, hatinya terbuka lebar, dan senyumannya lebih manis, lebih menyenangkan.

"Saya tidak tahu seberapa indah Kabupaten Xiangtan yang kita kunjungi, tetapi pemandangan di sini mengejutkan. Jika kamu benaran ingin membangun resort, tempat ini juga pilihan yang bagus.” Yenny Tang meletakkan dagunya di atas bahu Jimson Ye.

“Iya, bisa di pertimbangkan” Jimson Ye dengan serius berkata.

Jimson Ye memeluk Yenny Tang dan mengambil talinya kemudian duduk di dalam helikopter.

Ini adalah pertama kalinya Yenny Tang melihat helikopter asli. Wow… helikopter ini paling tidak pasti lewat dari miliaran ya, dan juga harus memiliki bandara pribadi untuk memarkir helikopter.

Di era tanah dan emas ini, orang-orang yang dapat memiliki sebidang tanah benar-benar konglomerat.

Dia duduk di helikopter dengan wajah yang bersyukur, menyentuh sana sini, dan seketika merasa dirinya bermartabat tinggi.

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu