CEO Daddy - Bab 83 Berharap Pada Jimson Ye

Yenny Tang menyimpan tongkat listriknya, kemudian berucap dengan serius: “Direktur Ye anda adalah pahlawan yang hebat, yang murah hati. Memiliki banyak harta. Yang tidak ada habisnya. Wajah yang tampan, ketampanan yang luar biasa, dengan usia yang muda. Memiliki segalanya diusia muda. Kekayaan. Wajah yang seperti......uhuk uhuk...... Pokoknya pria sempurna seperti Direktur Ye, pasti menjadi idola semua orang. Walaupun berada ditengah keramaian namun tetap sulit untuk menutupi pancaran dari tubuhmu. Banyak orang yang tertarik padamu, sebagai sekertarismu, aku harus mencegah hal itu. Aku tidak bisa membiarkan orang-orang bodoh itu, melukaimu dengan mudah, jadi aku membeli benda ini, lihatlah sangat bermanfaat, akhirnya hari ini terpakai juga.

Sulit dipercaya dia yang seorang murid sains. Dapat mengucapkan perkataan yang begitu mendalam.

Ini adalah sebuah sanjungan, kemampuannya telah meningkat. Dia sendiri juga tidak dapat berkata apapun.

Jimson Ye melekukkan sudut bibirnya, berjalan mendekati Yenny Tang. Bertanya padanya: “Kalau begitu bagaimana denganmu? Apa kamu berharap padaku, tertarik padaku?

Bagaimana dia menjawab pertanyaan ini. Apa dia harus menjawab ya atau tidak?

Jika dia menjawab ya, bagaimana jika nanti Jimson Ye akan menganggapnya sebagai wanita tidak baik?

Jika dia menjawab tidak. Bagaimana jika Jimson Ye menganggapnya tidak menghormatinya?

Sebenarnya dia berharap pada Jimson Ye atau tidak?

Pertanyaan ini. Sama seperti waktu kecil, yang tidak tahu ingin memutuskan untuk berkuliah dikampus terbaik yang mana.

Tubuh Jimson Ye yang bidang, dan tinggi. Bentuk tubuhnya, sepasang kaki yang ramping dan kuat, terlihat seperti kaki pria korea, dia sungguh memiliki kaki yang panjang.

Wajahnya yang sempurna, iris mata yang hitam dan dalam, bibir yang tipis, menunjukkan aura yang dingin, membuat orang terpesona, hingga ingin mengecupnya.

Ketampanannya didunia ini, sungguh luar biasa, bahkan dia memiliki pekerjaan yang sangat mapan.

Saat ini dia berdiri dihadapan Yenny Tang, dalam tatapannya hampir tidak terlihat ekspresi tersenyum. Orang yang sangat mempesona itu, membuat Yenny Tang merasa sangat takjub.

Jimson Ye…… Benar-benar sangat mempesona.

“Kamu juga sama seperti yang lainnya, mengharapkanku?” Jimson Ye yang melihat Yenny Tang menatapnya dengan bodoh, dengan anehnya dia tidak merasa marah sama sekali, bahkan sebaliknya dia merasa perasaannya membaik, dengan kesabarannya dia menatap Yenny Tang, bertanya padanya.

Suaranya yang dingin, namun terdengar sangat nyaman hingga membuat sekujur tubuh terasa merinding.

“Ya……” Setelah Yenny Tang terdiam beberapa saat, dia menganggukkan kepalanya berucap: “Pria yang begitu sempurna seperti Direktur Ye, tidak ada orang yang dapat tahan dengan kharismamu. Aku juga hanyalah orang yang biasa, bagaimana bisa aku tidak tertarik dengan kharismamu.

Walaupun ucapan ini sedikit berlebihan, namun…… Jimson Ye benar-benar sangat tersanjung.

Setelah Jimson Ye mendengar ucapan Yenny Tang, dia melekukkan sudut bibirnya, tatapannya menunjukkan perasaannya yang senang.

Jimson Ye...... perayu ulung.

Senyuman Jimson Ye sungguh memikat hati orang-orang, walaupun bukan pertama kali melihatnya, namun Yenny Tang masih saja merasa terpesona dengan senyuman daddy, hingga hatinya terpikat, dan tidak dapat tenang kembali .

Pria itu, mengejeknya.

Kakinya melemas, terasa seperti jelly.

Jangan berharap wanita yang tidak pernah berpacaran, dapat menahan godaan Jimson Ye.

“Kalau begitu aku mengijinkanmu untuk berharap padaku.” Jimson Ye mengapit dagu Yenny Tang, berucap dengan pelan.

Apakah dia harus merasa senang?

Walaupun dia telah terpesona oleh Jimson Ye, namun nyatanya kehidupan ini tidak mengijinkannya untuk mengabulkan khayalannya pada Jimson Ye, dia hanya dapat membayangkan didalam pikirannya saja.

Yenny Tang hanya ingin mengucapkan pada Jimson Ye: “Hehe.”

“Kenapa tidak bersedia?” Jimson Ye menyipitkan matanya, bertanya dengan tajam.

Sepasang mata Jimson Ye menyipit, dia mendorongnya seketika, membuat Yenny Tang sedikit tidak dapat menahannya.

Tanpa diduga, Jimson Ye telah kehabisan kesabarannya.

Baru saja dia ingin membuka mulutnya, namun langsung dia telan kembali semua ucapannya karena Jimson Ye: “Bukan……Em…….”

Jimson Ye mengatupkan bibirnya dengan dingin, menunggunya yang belum menyelesaikan ucapannya, yang terhenti beberapa kali. Dia menyumpal bibirnya, dengan mudahnya dia membuat Yenny Tang membuka mulutnya memberi celah, kemudian melesakkan lidahnya kedalam bibir Yenny Tang, mengeksplor dengan bebas didalam rongga mulut Yenny Tang.

Ujung lidahnya menyapu dinding bawah dalam mulut Yenny Tang, kemudian saling membelitkan lidahnya dengan Yenny Tang.

Lidahnya membelit lidah Yenny Tang, menghisapnya dengan kuat, seperti ingin menelannya. Yenny Tang merasa pasokan udara diparu-parunya semakin menipis, Hah......hah...... mulutnya masih disumpal oleh Jimson Ye, seluruh rongga hidungnya dipenuhi oleh aroma Jimson Ye.

Aroma maskulin ini membuat Yenny Tang kesulitan untuk bernafas, dia mengulurkan tangannya mendorong dada Jimson Ye, ingin mengakhiri kegiatan yang membuatnya sesak nafas ini, namun ini bukanlah ciuman yang tidak nyaman.

Jimson Ye tidak memperdulikan tangan Yenny Tang yang mendorongnya, dia mengulurkan tangannya menarik pinggang Yenny Tang semakin mendekat padanya. Membuatnya masuk kedalam pelukannya, kedua tubuh itu saling menempel dengan erat, tidak terdapat celah sedikitpun, siapapun tidak dapat masuk menyelinap diantara mereka, terdapat sebuah rasa kasih sayang yang tersembunyi.

Yenny Tang yang mulai kehabisan nafas karena ciuman Jimson Ye, sekujur tubuhnya menjadi melemas, tidak bertenaga sedikitpun.

Bahkan tongkat listrik yang berada ditangannya, terlepas begitu saja, terjatuh diatas lantai. Sebuah karpet mahal buatan Italia yang terdapat diruang kantor Jimson Ye, ketika tongkat listrik itu terjatuh, tidak menimbulkan suara sama sekali, bahkan tongkat listrik itu bergelinding beberapa kali.

Yenny Tang semakin melemas didalam pelukan Jimson Ye, bersandar pada tangan Jimson Ye yang melingkari pinggangnya, berusaha untuk berdiri.

Ketika ciuman ini berakhir, Yenny Tang langsung menghirup nafas dengan rakus.

Merasa otaknya sedikit kekurangan oksigen, dia berpikir jika Jimson Ye terus melanjutkan ciumannya, mungkin otaknya akan berhenti bekerja, kemudian menjadi lumpuh hanya karena sebuah ciuman.

Yenny Tang merasa bibirnya menjadi kebas, dan terdapat sedikit rasa sakit.

Tanpa disadarinya dia menjulurkan lidahnya yang memerah, menjilat bibirnya yang merah dan bengkak.

Brengsek, lidahnya terasa kebas.

Malam nanti ketika pulang, bagaimana dia menjelaskannya pada anak-anaknya, mengapa bibirnya membengkak seperti ini?

Yenny Tang bergerak tanpa sadar, bahkan sama sekali tidak menyadari tindakannya itu, dihadapan Jimson Ye pria yang begitu sempurna, dan juga sangat berkelas.

Disaat itu juga kulitnya yang putih berubah menjadi memerah, sepasang matanya yang jernih, terlihat sedikit memerah, sudut matanya terlihat berkaca-kaca. Ketika sedang menatap orang, tatapan matanya sarat akan kepuasan, wajah cantik itu terlihat terkejut. Bibirnya yang dilumat menjadi merah dan bengkak, yang semula berwarna merah muda, telah berubah menjadi sangat merah.

Dia masih tanpa sadar menjulurkan ujung lidahnya yang memerah, menjilat dengan pelan bibirnya yang merah, giginya yang putih, terlihat samar-samar diantara bibirnya yang memerah, terlihat misterius dan menggoda.

Jimson Ye berdehem, tatapannya menggelap.

“Ini karena kamu menggodaku.”

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu