CEO Daddy - Bab 446 Anak-anak Di Culik Oleh James Ye

“Kenapa kamu bisa datang?” ia bertanya sembari tersenyum.

“Sengaja untuk mencari mu.” Ujarnya.

Yenny Tang tak menduga ia bisa berkata blak-blakkan seperti itu, mengingat apa yang ia katakan di dalam rumah sakit, ekspresinya menjadi sedikit canggung, tidak tau harus menggunakan ekspresi seperti apa untuk menghadapinya.

“Apakah ada masalah?” ia menghindari pandangan matanya, lalu bertanya.

“Aku sudah tau masalah mengenai Jimson, kenapa kamu tidak datang mencari ku?” pandangan matanya tertuju pada Yenny Tang, ia berkata dengan suara sedikit serak: “Kamu jelas tau jika kamu berkata kepada aku, aku pasti akan membantu mu.”

“Dia tidak akan senang, walaupun kamu membantunya, aku takut dia tidak akan menghargainya. Dan lagi masalah ini sedikit rumit, aku juga tidak ingin merepotkan mu.” Ujar Yenny Tang.

Ia sudah tidak ingin berhutang budi kepadanya lagi, berhutang materi masih dapat membayarnya dengan uang, dirinya tak dapat memberikan memberikan apa yang ia inginkan, ia bisa di siksa hingga mati oleh rasa bersalahnya.

Ia tersenyum pahit, lalu berkata: “Sepertinya kamu sudah benar-benar tidak bisa menyukai ku lagi.”

“Maaf.”

“Tidak ada yang perlu di minta maafkan.” Ujar Edbert Fang: “Masalah ini tidak bisa lepas dari hubungannya dengan Keluarga Ye, kamu harus lebih berhati-hati.”

Mendengar kalimat yang di ucapkan oleh Edbert Fang, nafasnya seketika tercekat. Berdasarkan hubungan keluara Fang dengan orang-orang di kota B dan kedudukannya di masyarakat, jika Edbert Fang telah memberitahunya secara pribadi, kemungkinan besar kabar itu adalah sebuah fakta.

Mengingat bahwa dalang dari semua ini adalah keluarga Ye, Yenny Tang langsung merinding, bulu di sekujur tubuhnya berdiri, terasa menyeramkan.

“Kalau ada apa-apa ingat untuk mencari ku, asalkan kamu membuka mulut, asalkan aku dapat melakukannya, aku pasti akan membantu mu.” Wajah Edbert Fang terlihat serius, nadanya pun terdengar tulus

Yenny Tang percaya pada perkataan Edbert Fang, ketulusannya terlihat dari dalam bola matanya.

“Terimakasih.” Yenny Tang berkata dengan suara sedikit serak.

Ia merasa hidupnya sangat beruntung, orang-orang di sekitarnya selalu membantunya terlepas dari konsekuensinya, sehingga ia menemukan jalan keluar.

Walaupun Jimson Ye sedikit arogan, sedikit bajingan, namun pada kenyataannya dia adalah pria yang penuh kasih sayang dan juga berkualitas.

Walaupun tidak langsung menerima bantuan Edbert Fang, tetapi ia tau sekarang bukan waktunya untuk berjuang sendirian, hatinya terasa lebih tenang.

Hanya saja rasa tenang itu hanya bertahan sampai selesai kerja, saat ia kesekolah untuk menjemput Liando dan lani, ia benar-benar k.o.

Malam hari ia melihat jam, lali menjemput Liando dan Lani di sekolah tepat waktu.

Ia menunggu beberapa saat di depan sekolah, tetapi tak juga melihat Liando dan Lani keluar, sampai pada orang-orang dan mobil mobil yang berlalu lalang terlihat semakin jarang, ia juga tetap tidak melihat kedua anak itu keluar dari sekolah

Langit perlahan mulai menggelap, ia sedikit menggigil, hatinya di terpa sebuah rasa panik. Tangannya bergetar memegangi ponsel, kemudian langsung menelpon Yana Luo, ia bertanya apakah Liando dan Lani sudah pulang.

“Tidak ada.” Jawab Yana Luo.

“Aku paham, nanti aku telpon lagi.” Yenny Tang menutup telepon, kemudian langusng membawa mobil ke luar sekolah.

Ia menjelaskan niatnya, lalu penjaga keamanan menghubungi wali kelas Liando dan Lani untuk memahami situasinya.

Wali kelas Liando dan Lani, beserta kepala sekolah menyambut Yenny Tang ke ruang pertemuan, lalu berkata: “Anda istri tuan Ye?”

“Aku ingin tau apakah hari ini anak-anak ada datang kesekolah.” Yenny Tang tidak mengerti mengapa mereka memanggilnya istri tuan Ye, tapi saat teringat Jimson Ye, tak ada yang perlu di benarkan, ia menjawab: “Anak-anak sampai sekarang belum juga pulang, aku ingin tau sebenarnya ada apa dengan mereka?”

“Tadi ada datang, tetapi kakek dari anak-anak menjemput mereka pergi, ia berkata di rumahnya ada masalah.” Ujar wali kelas.

“Kakek......” Yenny Tang bergumam dan sedikit kebingungan.

“Benar, kakek dari anak-anak.”

Yenny Tang bertanya: “Apakah dia adalah direktur dari Perusahaan Ye?”

“Benar, dia adalah direktur Ye.”

“Dia berkata dia adalah kakek dari anak-anak, lalu kalian percaya begitu saja? Dengan begitu tidak bertanggung jawabnya kalian menyerahkan anak-anak kepada orang itu? Kenapa tidak meminta pendapat aku?” sekujur tubuh Yenny Tang gemetar, dengan nada tinggi ia bertanya kepada mereka.

“Istri Tuan Ye, anda tenang sedikit.” Kepala sekolah menenangkan: “Karena Direktur Ye sangat mirip dengan anak-anak, dan lagi keluarga Ye adalah pemegang saham di sekolah kami, karakternya sangat baik, anak-anak tidak akan ada masalah berada di tempat kakeknya.

“Aku merasa cara kalian menyelesaikan masalah sangat tidak baik, apakah hanya karena mereka adalah pemegang saham di sekolah kalian, karena dia kaya, jadi dia tidak mungkin orang jahat?”

“Bukankah direktur Ye adalah kakek dari Liando dan Lani?”

Mengenai pertanyaan ini, Yenny Tang tak dapat mengatakan apapun.

Setelah kebakaran di sekolah, mengetahui James Ye membawa Liando dan Lani, ini bukanlah akhir yang paling buruk, lalu ia menghela napas panjang.

Ketika memikirkan kembali kejadian Cindy Zhao dan juga Tuan, membuat hatinya merasa ketakutan.

Walaupun James Ye tidak membawa bertemu Jimson Ye, tetapi ini termasuk pertemuan pertamanya dengan cucu-cucunya, seharusnya ia tidak akan tega berbuat kejam dengan mereka.

Ia keluar dari sekolah dengan rasa lelah dan sedih, dia tidak tau apa tujuan James Ye, apakah ingin Liando dan Lani mengenal leluhur mereka, atau ingin memusnahkan mereka, semua pemikiran itu membuat kepalanya terasa sangat sakit.

James Ye menjemput Liando dan Lani dari sekolah, Lani melihat raut wajahnya sengaja, tetapi ia tidak lupa bahwa pria ini pernah memaki maminya, dan ingin memisahkan mami dan papinya, jadi dia adalah orang jahat.

Raut wajah Liando terlihat acuh tak acuh, di umurnya yang masih kecil ia telah memahami cara mengontrol rasa gembira dan rasa sedih, selama dia tidak mau, tidak ada yang bisa melihat pikirannya dari ekspresinya.

James Ye sangat menyukai kedua anak ini, walaupun ia tidak menyukai kedua orang tua mereka, tetapi tidak dapat menghalangi rasa sukanya terhadap mereka.

“Aku adalah kakek kalian, aku pernah melihat kalian sebelumnya, apakah kalian lapar? Sekarang aku akan membawa kalian makan terlebih dahulu.” James Ye berkata kepada mereka dengan wajah yang penuh senyum.

“Aku ingin makan ikan kering buatan ayah.” Lani melawan dan menolak untuk bekerja sama, sepasang mata bulat dan besarnya penuh dengan kewaspadaan, penuh dengan rasa sengaja berbicara dan menatap James Ye.

“Kalau kamu?” Tanya James Ye bertanya kepada Liando yang sedari sekolah sampai sekarang masih tetap diam dan dingin.

“Aku tidak lapar.” Liando menundukkan kepala, berkata dengan datar.

“Kalau begitu aku akan membawa kalian pulang kerumah.” James Ye berkata dengan sikap baik.

“Huh......” Lani kira rumah yang dikatakan oleh James Ye adalah villa yang di tinggali papi dan maminya dulu, ia menghela napas sebal, akhirnya ia tak perlu berhadapan dengan James Ye lagi.

Liando dan Lani duduk di kursi belakang mobil, Lani duduk bersandar dengan erat pada Liando, melihat James Ye dengan konsentrasi menyetir, ia bebisik dengan suara kecil: “Kakak, kenapa kita pergi dengan orang jahat? Kalau mami tau dia pasti akan marah, dia pernah berkata jangan pernah pergi dengan orang asing.”

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu