CEO Daddy - Bab 189 Aku Benar-Benar Tidak Bisa Hidup Tanpanya

“Ah…” Friska sambil memegang dahinya, tidak keluar dan berkata : “Ranti, kamu jangan bersedih lagi. Apakah Tuan Ye membuat kamu marah lagi?”

Ranti Lu jauh lebih tenang saat ini. Matanya tajam dan dia tidak berbicara.

Friska memegang dahinya dan berjalan ke samping tempat tidur. Duduk dan berkata : “ Ranti, kamu jangan seperti ini. Kamu akan membuat orang merasa sakit hati,kamu seorang wanita yang baik hati. Hanya Tuan Ye ke dua yang tidak tahu bersyukur.”

Ranti Lu penuh dengan kekecewaan saat ini. Dia juga menolak untuk menganggap bahwa dia selalu menjadi pasangan yang selama ini dilihatnya, dan air matanya jatuh di atas selimut putih. Dia bertanya : “ Friska, coba katakan aku kurang baik di mana ? kenapa dia tidak bisa mencoba untuk mencintai aku? Aku begitu mencintainya, demi dia aku rela berkorban apapun untuk dia.”

Friska mengulurkan tangan dan memegang bahu Ranti Lu, berkata : “Ranti, kamu sangat baik, kamu adalah wanita paling baik di dunia. Kalau aku seorang laki-laki, aku pasti akan mengejar kamu. Tuan Ye kedua tidak menyukaimu mungkin karena beliau tidak menyadari kebaikan kamu. Asal kamu terus bertahan, cepat atau lambat dia akan menyukaimu. Aku akan terus berada di sampingmu. Akan membantu kamu untuk mendapatkannya.”

“Apa yang harus aku lakukan?” Ranti Lu tiba-tiba bertanya. Dia terpana oleh kata-kata dan sikap Jimson Ye. Kalau dulu, dia tidak pernah bertanya pada Friska soal ini.

“Aku rasa harus memberitahu kepada Paman dan Bibi. Bibi begitu menyayangimu,dia pasti tidak ingin kamu tersakiti. Dia akan berpihak kepadamu. Friska berkata dengan lembut, "Dia tidak akan bisa melihat kamu mendapat tekanan, hanya saja kamu terlalu kuat, ketemu masalah apa, selalu menyembunyikan tidak memberitahu Paman dan Bibi, sehingga kamu dirugikan.”

“Yang kamu bilang itu benar” Ranti Lu sambil menganggukkan kepala.

Rossa Fang harus mengetahui bahwa putrinya dirawat di rumah sakit karena kecelakaan mobil, hampir meninggalkan semuanya urusan di tangannya, dan segera bergegas ke rumah sakit untuk menenangkan putrinya. Sebelum Rossa Fang tiba, Friska sudah merapikan kamar pasien. Melihat Rossa Fang, dia tersenyum dengan baik dan berkata: "Bibi Fang, kamu harus lebih banyak menemani Ranti, dia ketakutan kemarin."

Rossa Fang mengangguk dan berkata, "Baiklah, terima kasih Friska , telah membantu menjaga Ranti di saat kami tidak berada di sampingnya.”

"Bibi Fang, jangan katakan ini, anda adalah teman terbaik ibuku, dan Ranti adalah teman terbaikku. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Wajah Friska sedikit memerah, terlihat anak yang baik dan lucu,membuat orang merasa bersyukur.

“Iya, Bibi tahu bahwa kamu anak baik, waktu itu Ibu kamu pernah membahas kamu,mengatakan bahwa kamu anak yang patuh dan dewasa.” Rossa Fang dengan ramah memandangi Friska, dan berkata : “Sudahlah,kamu juga pasti ada kesibukan yang harus dikerjakan kan? Aku berbicara sebentar dengan Ranti, lain kali ada waktu sering main ke rumah kami ya.”

“Ok, baiklah.” Friska dengan patuh ia meninggalkan ruangan.

Ranti Lu setengah berbaring di tempat tidur, terbungkus kain kasa di kepalanya, wajahnya pucat, karena dia baru saja menangis, matanya merah dan bengkak, dan dia tampak sangat malu. Rossa Fang memandangi putri tunggalnya dan merasa tertekan.

“Ranti, terjadi masalah apa ? kenapa kamu tidak memberitahu keluarga? Rossa Fang menghampiri dan menyentuh wajah pucat putrinya. Dia tampak sedih dan berkata: “Bagaimana? Apakah ada yang parah? Dimana merasa tidak nyaman? Apa kata dokter?

“Bu, aku baik-baik saja, aku akan segera diperbolehkan pulang.” Ranti melihat ibunya, dan semua rasa kuat dan ketegarannya hilang, dia membobol masuk ke dalam pelukan ibunya dan berkata : “Aku ingin Jimson menemani aku, tapi dia semakin dingin kepadaku, Ibu coba katakan, apa jangan-jangan Jimson Ye tidak menginginkanku?”

“Dia berani.” Mata indah Rossa Fang sekali melotot, penuh dengan keganasan.

Ranti Lu dan Rossa Fang ada beberapa nilai kemiripan, ibu dan anak perempuan memiliki wajah yang lebih bersudut, jadi ketika mereka tidak senyum, terkesan sangat dingin. Ketika dengan sengaja menyipit, itu akan membuat orang-orang merasa galak, dan Rossa Fang memiliki kepribadian yang kuat, bahkan Eric Lu mundur kepadanya di rumah.

“Bu, gimana ini. Aku rawat di rumah sakit, tapi dia tidak datang ke rumah sakit melihatku, aku merasa sangat tidak nyaman.” Ranti Lu memberi tahu ibunya tentang keluhannya dan berkata: "Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi.”

Rossa Fang dengan tatapan besi yang tidak jadi baja, berkata : “karena dia tidak tahu mensyukuri kamu, maka Ayah dan Ibu akan membantumu memilih pria yang tahu bagaimana menyayangimu dan memanjakanmu. Seorang putri Rossa Fang, takut tidak ada yang mau kah?

“Tapi selain dia, aku tidak mau siapa pun. Aku hanya mencintainya, Bu, kamu bisa membantuku." Ranti Lu segera menolak.

“Kamu sungguh tidak becus” Meskipun ia memarahi putrinya, tapi tidak bisa menutupi rasa kasihan putrinya.

“Sudahlah, hal ini Ibu sudah tahu, Aku akan mencari Jimson Ye untuk bertanya dengan jelas. ”

“Terima kasih bu, aku tidak bisa hidup tanpanya,” kata Ranti Lu.

Rossa Fang meminta pembantu di rumah untuk membawa sup ke rumah sakit. Di bawah desakan berulang dari Ranti Lu, ia menyuruh sopir mengantarkannya ke perusahaan Ye. Jimson Ye adalah seorang pecandu kerja, kecuali ada alasan khusus, kalau tidak dia akan berada di perusahaan selama jam kerja.

Jimson Ye keluar dari rumah sakit dan memang kembali untuk perusahaan. Ia melihat mata Yenny Tang, dan dengan hati-hati melihat gambar-gambar itu. Alisnya jernih, matanya tenang, dan wajah sekecil telapak tangan tampak khusyuk, tetapi masih tetap cantik, dan menyenangkan mata bagi yang melihat.

Tidak tahu harus bagaimana, melihat Yenny Tang, Jimson Ye sebenarnya memiliki sedikit rasa bersalah.

Dia menyentuh ujung hidungnya dan berjalan ke meja kerja Yenny Tang. Dia mengulurkan tangan dan mengetuk meja Yenny Tang.

Yenny Tang hanya menggerakkan hidungnya, dan mencium aroma wangi. Dia tidak melihat ke atas, tangannya terus bergerak tanpa berhenti, dan dia dengan hati-hati menggambar kelopak liontin magnolia. Dia dengan santai bertanya: "Ada apa, direktur Ye ?”

“Aku tidak bermaksud meninggalkanmu sendirian kemarin.” Jimson Ye sedikit canggung.

Jimson Ye yang selalu sombong, dan membawa sedikit kepercayaan diri, hal-hal yang telah dilakukannya tidak pernah ia mengaku kepada orang lain, bahkan jangan harap ada kalimat penjelasan darinya.

Sekarang dia bisa menjelaskan kepada Yenny Tang, meminta maaf atas perilaku kemarin, ini sudah merupakan keajaiban dalam hidupnya.

“Iya..” Yenny Tang tidak berhenti menggerakkan tangannya dia sibuk dengan tangannya dalam keseriusan dan ketelitian.

Lama tidak mendengar orang berbicara, tapi masih ada aroma wangi yang melayang di udara, jadi dia tahu bahwa Jimson Ye masih belum pergi dari sini, dia hanya menganggap tidak tahu. Bahkan, hatinya juga canggung, seolah-olah tertempel sekumpulan kapas, bagaimanapun rasanya hati tidak leluasa.

“Aku sedang berbicara denganmu, bisakah kamu serius?” Jimson Ye melihat Yenny Tang mengabaikan dirinya untuk waktu yang lama, merasa tidak senang.

Pensil yang ada di tangan Yenny Tang sekali bergerak, dan dalam hati berkata : “Lalu ketika kamu berkencan denganku kemarin, bisakah kamu serius?

Tetapi kenapa kedengarannya seperti rasa belas kasihan, akhirnya ia menelannya lagi.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu