CEO Daddy - Bab 140 Kelembutan Dalam Kesombongan

Wangi aroma roti sungguh enak, membuat suasana hati Jimson Ye semakin membaik.

Yenny Tang dengan dua tiga gigitan sudah menghabisakan satu buah roti, lalu ia mengeluarkan sebuah telur teh daun,dia menggunakan kedua tangannya menggulung telur tersebut dengan ringan, akhirnya kulit telur itu pecah, dia dengan hati-hati mengupas kulit telur dan telur bulat hangat seutuhnya berada di tangannya.

Dia mengkopek putih telurnya dan kuning telurnya meluncur keluar. Di tangannya yang putih, lebih putih dari batu giok putih yang bagus.

Dia memasukkan putih telur ke dalam mulutnya, dan menyuapi kuning telur ke dalam mulut Jimson Ye.

Jimson Ye sekilas melihat kuning telur dan tidak mengatakan apa-apa, ia membuka mulutnya dan memakan kuning telur tersebut. Yenny Tang mengeluarkan susu kedelai. Ketika Jimson Ye menelan kuning telur, dia memasukkan sedotan susu kedelai ke dalam mulut Jimson Ye, dan Jimson Ye menyedot susu kedelai itu, menyirami kuning telur yang masih tertempel di dalam tenggorokan.

“Kamu itu pintar ya, makanan yang tidak disukai oleh diri sendiri, malah memberikannya untuk saya” Setelah Jimson Ye meminum susu kedelai, ia berkata sambil menoleh ke Yenny Tang.

Yenny Tang yang lagi mengupas telur, mendengar perkataan Jimson Ye, lalu menatap ke Jimson Ye sambil bertanya : “Kamu jangan memfitnah saya, karena kamu suka makan kuning telur, makanya saya suapin kasih kamu makan, kenapa jadi makanan yang tidak saya suka, saya kasih ke kamu makan? Saya tidak seperti seseorang yang suka memilih makanan.

Setelah selesai berbicara, iya melihat ke Jimson Ye sejenak, dan berkata : “kalau tidak suka makan ya sudah,biar saya saja yang makan”.

Nada suara begitu mendarat, telur yang baru selesai di kupas, dengan satu gigitan ia makan setengah bagian telur,lalu ia menyedot lagi susu kedelai. Jimson Ye melihat sejenak segelas susu kedelai itu, itu adalah segelas susu kedelai yang tadi dia minum. Satu gelas minuman diminum dua orang, ini rasanya terlalu hangat dan romantis.

“Bagaimana kamu tahu bahwa saya suka makan kuning telur,” Jimson Ye memicingkan matanya.

Yenny Tang tersedak oleh telur yang ada di dalam mulutnya, ia segera meminum susu kedelai lagi baru akhirya berhasil menelannya, hampir saja ia mati tersedak.

Tentu saja dia tahu kalau Jimson Ye suka makan kuning telur, karena Liando dan Lani suka memakannya.

“soalnya….”

Jimson Ye dengan tidak sabar, dan bertanya dengan tanpa sengaja : “Jangan bilang kalau Aline yang memberitahu kamu, soal ini Aline juga tidak tahu”.

Yenny Tang : “….”

Kamu mengatakan ini, bagaimana dia bisa menarik Aline Li keluar dari tas ?

Apakah dia akan mengatakan : “putra dan putri tidak hanya mewarisi penampilan kamu, tetapi juga mewarisi rasa kesukaan?

“Em.. sebenarnya karena saya tidak suka makan kuning telur baru memberikan kepadamu, barusan tadi saya lagi bicara sembarangan”. Yenny Tang berpikir sejenak, menatap Jimson Ye dengan tatapan serius. Jika tadi Yenny Tang mengatakan dengan nada bicara yang begitu pasti bahwa Jimson Ye benaran suka makan kuning telur, maka dia mungkin percaya kata-kata Yenny Tang.

Pada saat ini, dia hanya menatap Yenny Tang dengan dalam dan mengangkat alisnya: “kamu terus saja berbohong”

Yenny Tang : “…….”

Untuk pertama kalinya ada orang yang tidak memberikan muka kepada penulis skenario ini, malah tidak mendukung, sungguh disayangkan.

Dia hampir menghabiskan susu kedelai yang ada di dalam gelas,lalu melihat di samping ada orang yang menjual daging, ia berkata : “Eh, kita beli sedikit daging yuk, sayuran kita bisa ambil sedikit di tempat nenek Fei , juga bisa bantu mensubsidi dua cucu, dirumah nenek Fei juga tidak ada daging. Kita juga tidak boleh hanya makan sayur, tidak makan daging, pokoknya saya mau makan daging”.

Dia berlari ke sana dan membeli 5 gram daging perut babi,dan membeli satu buah tulang rusuk babi serta satu kaki babi.

Jimson Ye mengikuti Yenny Tang di belakang, dia menyaksikan sosok Yenny Tang membeli daging, dalam matanya tumbuh makna yang lebih.

Yenny Tang memiliki banyak kelebihan, tapi mengapa dia selalu memiliki perasaan aneh pada Yenny Tang, dia tidak memiliki kesan wanita ini, tetapi dia selalu merasa seperti mengenalnya.

Mungkin setelah memecahkan teka-teki ini, baru bisa memahami semuanya.

Setelah Yenny Tang membeli daging, dia menatap kepada Jimson Ye, ia melihat bahwa Jimson Ye tidak melanjutkan pertanyaan tadi lagi, dan dia akhirnya menghela nafas lega.

Jika Jimson Ye ingin bertanya lagi, dia akan mengatakan bahwa seseorang telah membertahukannya lewat mimpi.

Sarapan untuk porsi dua orang tidak terlalu berbeda, malahan belinya kebanyakan. Dua orang pasti tidak akan habis, dan sangat disayangkan jika dibuang.

Maunya biar Jimson Ye makan lebih banyak lagi, tapi dia sama sekali tidak bergerak,jadi supaya makanan tidak mubajir, Yenny Tang yang memaksakan diri untuk memakannya, pada akhirnya ia duduk diatas kursi sofa tidak berani bergerak, sekali bergerak sakit maagnya akan kambuh.

Ini mungkin bisa dibilang, menghamburkan uang mencari penyakit, dia duduk diatas sofa dan memegang perutnya yang sakit.

Jimson Ye bergegas keluar membelikan obat pencuci makanan untuknya, sekali kepikiran untuk makan saja, rasanya seluruh badan tidak enak.

“Ini apa? Sekarang ini saya kekenyangan, tidak ingin makan apapun”. Yenny Tang bertanya dengan nafas yang masih ada tapi tanpa tenaga.

“Ini pil pencuci makanan, setelah kamu minum akan merasa baikan”. Jimson Ye menyerahkan obat ke mulutnya.

“Oh.. saya tidak ingin meminumnya, ini tidak nyaman rasanya”. Yenny Tang dengan sekuat tenaga menolak untuk minum obat.

“Minumlah” Jimson Ye menatapnya dengan pandangan cemberut, dan wajahnya mendung yang terlihat sangat menakutkan.

Yenny Tang menatap wajah dingin Jimson Ye. Dia menjadi sedikit takut seketika, ia mengkatupkan bibirnya, dengan muka tersiksa Yenny Tang menelan pil pencuci makanan tersebut, bahkan seteguk air putih pun tidak diminumnya.

Setelah setengah jam mengkonsumsi obatnya, tidak ada efeknya sama sekali, ia masih tidak tahan hingga wajahnya berubah menjadi putih.

Jimson Ye duduk di sampingnya, mengangkat kepala Yenny Tang dan membiarkan kepalanya bertumpu pada paha pahanya yang ramping dan kuat, lalu menggosoknya dengan tangannya, saat itu perutnya terasa sakit.

Awalnya Yenny Tang merasa tidak enak, dan ingin berbalik badan dan menghindarinya. Tapi sekarang dia tidak tahan dengan rasa sakitnya, mau bicara pun susah. Dia hanya bisa membiarkan tangan Jimson Ye bergerak diperutnya. Hanya terasa tidak nyaman diawal, kemudian pelan-pelan terasa lebih enakan. Kehangatan telapak tangan Jimson Ye sepertinya menembus kulitnya ke perutnya, dan maag yang semula memiliki rasa sakit yang menyakitkan perlahan-lahan menjadi tenang dalam kehangatan.

Kepala Yenny Tang terbaring di paha Jimson Ye dan perasaan tidak nyaman di perut tadi dengan cepat diperas oleh tangan lembut Jimson Ye.

Perut menjadi hangat, sekarang tidak sakit lagi malahan menjadi terasa nyaman, jarang-jarang bisa menikmati kehangatan dari Jimson Ye, Yenny Tang dengan tidak sadar ia ketiduran.

Ketika dia bangun lagi, dia masih terbaring di paha Jimson Ye. Jimson Ye menegakkan pinggangnya, dan tidak tahu mengambil majalah dari mana, ia meletakkan majalah tersebut ke badan Yenny Tang, satu tangan melihat majalah, dan tangan satunya masih mengelus perutnya.

Perutnya tidak lagi sakit sama sekali, ia merasa bahwa dirinya mampu bertahan hidup lima ratus tahun lagi.

Setelah ia bangun, dia tidak segera membuka matanya,malahan dengan matanya mengintip Jimson Ye. Dagu Jimson Ye yang seksi, hidungnya yang mancung, sarang matanya yang dalam, fitur wajahnya seperti ukiran seniman, membuat orang lain tidak bisa menemukan titik kekurangannya, sungguh merupakan pria tampan yang tiada sudut kekurangannya. Pada saat ini dia bersandar pada kakinya dan menatapnya, merasa bahwa dagunya sangat seksi, dan menggoda orang.

Lengkungan lehernya yang indah, dan saat tenggorokan yang terangkat membuat orang merasa sangat ingin menggigitnya dengan lembut.

Dia menatapnya seakan kerasukan dewa, bagaikan seorang idiot.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu