CEO Daddy - Bab 132 Jimson Ye Sangat Tidak Masuk Akal

“Sudahlah, ini masih pagi, tidurlah sebentar lagi.” Yenny Tang menghilangkan pandangannya, menutup matanya dan berkata.

Mereka pun tidak lagi berbicara dan melanjutkan tidur lagi.

Saat mereka bangun, hari pun sudah siang.

Yenny Tang tidak berani sembarang pergi makan lagi, lalu dia membeli dua kotak mie instan.

Saat Jimson Ye melihat mie instan, dia mengangkat alisnya dan tampak tidak bahagia. Menunjukkan bahwa dia tidak puas terhadap makan siangnya.

“Hanya ini saja untuk makan siang?” Wajah Jimson Ye melihat mie instan dengan jijik dana berkata dengan ketidak puasan terhadap Yenny Tang.

Yenny Tang menuangkan air panas yang dipinjam dari bos ke dalam mie instannya, lalu menuangkan bumbunya. Dengan wajah yang tidak setuju memandang Jimson Ye dan berkata : “Direktur Ye, kamu harus puas, biaya konsumsi disini sangat tinggi, dan kamu juga tidak membawa uang. Jika nantinya uang sudah habis, apakah nanti kita hanya berdiri di depan rumah makan dan makan angin? Disini seperti musim semi sepanjang tahun, ingin makan angin seperti harapan yang luar biasa.”

Singkatnya adalah : Jika tak punya uang, maka diam saja.

Dengan cepat, aroma mie instan pun mulai tercium.

Yenny Tang membuka penutupnya, dan menarik nafas dalam-dalam, benar-benar sangat wangi.

“Sudah, cobalah, ini sangat enak.” Yenny Tang memberikan semangkuk mie ke Jimson Ye, dan menyarankannya : “Ini adalah mie sapi, ini merupakan merek terkenal di seluruh dunia, sangat cocok dengan statusmu sebagai seorang direktur. Cepatlah dimakan, tidak enak lagi kalau mienya sudah dingin.”

Jimson Ye seperti enggan mengambil mie instannya dan berkata : “Malam ini aku tidak mau makan mie instan lagi.”

Yenny Tang tidak memperdulikannya, dan hanya berpikir, dia akan hemat jika Jimson Ye tidak makan.

Ini mie sapi, sekotak mie seharga 8 ribu.

Yenny Tang bukan seorang yang pemilih makanan, atau harus makan makanan yang pantas.

Memakan mie instan seharga 8 ribu, dia juga menciumnya dengan aroma yang wangi.

Jimson Ye tidak nafsu makan melihat mie instan, tetapi melihat Yenny Tang memakannya dengan sangat lahap, perutnya juga mulai lapar, dan merasa bahwa mie instan tidak terlalu buruk.

Tetapi baru memakannya, dia merasa sangat tidak enak.

Dia dengan ragu melihat Yenny Tang yang memakannya dengan lahap, berada di sebelah Yenny Tang, dan saat Yenny Tang mengambil mienya lagi, dia langsung memakan mie milik Yenny Tang.

Yenny Tang melihatnya dengan alis yang terangkat.

“Apa yang kamu lakukan?” Yenny Tang seperti tidak senang melihat Jimson Ye, dan ingin memakannya.

Jimson Ye seperti menampar mulutnya, dan dengan serius berkata : “aku merasa mie kamu lebih enak, kita tukaran saja.”

Jimson Ye, kamu masih berani berbicara yang tidak masuk akal?

Mie instan mereka sama-sama seharga 8 ribu, masak dengan air yang sama, bagaimana bisa milik Yenny Tang lebih enak?

Aku tidak banyak membaca tapi kamu jangan membohongiku.

Yenny Tang berpikir, dia sudah memakan 4 kali, Jimson Ye hanya memakan sekali. Dengan begitu, selain ada air liur di dalam mie Jimson Ye, tidak ada yang lain, itu sangat menguntungkan.

Dia memberikan mienya ke Jimson Ye, lalu mengambil mie Jimson Ye pada dirinya sendiri.

Dengan cepat sudah menghabiskan mie instannya dan kuahnya.

Dia menjilat bibir sendiri, tidak peduli sudah memakan berapa kali mie instan, dia selalu merasa bahwa kuah mie instan lebih enak daripada mienya.

Mie Jimson Ye juga habis, dia melihat Yenny Tang meminum kuahnya, dan mengeluarkan lidahnya untuk menjilat bibirnya, seperti tidak kenyang, Jimson Ye pun memberikan kuah mie instannya kepada Yenny Tang : “Ini kuahnya, aku memberikannya kepadamu.”

Yenny Tang : …….

Waduh, orang kaya sebenarnya bukanlah sesuatu, ini sangat menghina, dia tidak akan mau tunduk terhadapnya hanya dengan kuah mie instan.

Jika memiliki kemampuan, keluarkan 10 juta, lalu dia akan hormat denganmu.

Dia berjanji akan berdiri disana dan tidak bergerak, dan membiarkan Jimson Ye memukulnya.

Dia dan Jimson Ye tidak tahu akan berapa lama tinggal di pedesaan, karena mereka takut akan keberadaan mereka. Kartu bank dan kartu kredit dia dan Jimson Ye tak bisa digunakan, hanya bisa menggunakan uang tunai.

Tetapi hidup di dunia sekarang ini, siapapun yang keluar tidak akan membawa banyak uang tunai dan hanya menggunakan kartu kredit, masih bisa dicicil.

Jadi, walaupun Jimson Ye memiliki 10 kartu kredit dan penarikan lebih dari 1 juta, tetapi sekarang mereka tak bisa menggunakannya.

Uang tunai Yenny Tang sekarang juga tidak lebih dari 500 ribu. Sekarang biaya makan dan tinggal sudah dihabiskan oleh Jimson Ye dan dia, tidak sempat untuk menyetor ke bank. Sebenarnya mengira hanya akan nginap semalam, meskipun sedikit mewah juga masih bisa bertahan. Tetapi jika dalam jangka panjang, nantinya dia dan Jimson Ye hanya akan makan angin dan tidur di jalan.

Yenny Tang berpikir, sekarang ide terbaik adalah menyewa sebuah rumah.

Mau tinggal di hotel, tempatnya kecil, sehari 200 ribu, berarti sebulan 6 juta, dan setiap hari tidur seranjang dengan Jimson Ye, sungguh tak dapat dijamin keperawanannya kapan saja.

Setelah menyewa rumah, mereka berdua juga bisa membeli bahan makanan dan memasaknya.

Makan di luar benar-benar sangat tidak terjangkau.

Menurut toko penipu yang kemarin, rata-rata daging hampir 150 ribu, sayuran 100 ribu. Dua orang hanya memasak 2 jenis sayur, sudah dapat menghemat 400 ribu.

Kesimpulannya, mari kita sewa rumah.

Setelah selesai makan, Jimson Ye tidak tahu pergi kemana, Yenny Tang pun tidak peduli, lagipula Jimson Ye yang begitu besar tidak akan hilang.

Dia mencari nyonya besar untuk mengobrol, mulut Yenny Tang sangat manis, dia mendapatkan beberapa informasi penting dari nyonya besar.

Sebelum malam hari, dia menemukan sebuah bangunan kecil, tidak modis, tetapi sederhana, elegan, bersih dan tenang.

Mendengar nyonya besar mengatakan bahwa yang tinggal di rumah ini adalah nenek, cucunya, seorang anak dan menantu yang kecelakaan saat bertugas luar kota. Rumah ini dibangun sebelum anak dan menantunya kecelakaan, meminjam uang untuk menutupinya. Setelah anak dan menantunya kecelakaan, putrinya menjadi anak yatim piatu. Meskipun dia kehilangan sejumlah uang, dia hanya melunasi hutang, nenek dan cucunya hidup dengan sulit.

Tetapi kata cucunya, bangunan ini tidak akan ada habisnya.

Ide Yenny Tang adalah menyewa tempat ini, selain dapat menyelesaikan kebutuhannya yang mendesak, juga dapat membuat nenek dan cucunya ini hidup santai.

Nama putrinya adalah Susi Fei, tumbuh putih dengan mulut kecil dan mata yang besar, tidak terlalu cantik tetapi sangat lucu. Nenek Fei sudah berusia 70 tahun, tetapi masih sangat kuat. Nenek dan cucunya berdiri bersama, penuh kasih sayang tetapi terlihat menyedihkan.

Walaupun Yenny Tang sangat mencintai uang, tetapi tidak berhati licik dan tidak akan merendahkan nenek dan cucunya ini.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu