CEO Daddy - Bab 27 Begitu Mempesona, Sulit Untuk Di Abaikan

Di tempat Aline Li, ia melanjutkan menempeli wallpaper dinding, ia selalu merasa hubungan yang harmonis di antara Yenny dan bos besar yang di luar bayangannya.

Em...... Sepertinya ini adalah dugaan yang salah.

Yenny Tang. "........"

Kalau bekal makanan di bawa sama Jimson pergi. Sebenarnya yang harus ia lakukan adalah mencari Jimson dan meminta uang empat kali lipat. Atau ia harus pergi ke Aline Li lalu mengambilnya?

Serba salah sekali.....

Demi menghemat waktu, Yenny Tang harusnya membawa bekal makananya kembali.

Yenny Tang merenung sejenak, lalu sekilas muncul senyuman manis dari sudut bibirnya.

"Presedir Ye. Bolehkah kamu mengembalikan yang punya Aline Li? ia seharian ini sibuk membereskan data-data dan belum sempat makan, sekarang ia sudah kelaparan. Jadi barulah ia makan di saat jam kerja. Serius, jatah punyaku boleh di ambil. Aku tak keberatan. "Yenny Tang dengan sepasang mata besar yang bening dan berair memandang Jimson Ye secara rekat.

Jimson udah lihat kejujuran di mataku kan?

Siang sudah makan dua mangkuk nasi, dan masih di tambah dengan dua puding dari Aline Li, "........"

Jimson Ye merasa awkward, siang tadi ia jelas-jelas melihat Yenny Tang dan Alice Li dengan bahagia menyantap puding di kantor.

Tetapi melihat sepasang mata Yenny Tang yang bersinar-sinar. Ia memutuskan untuk menutup matanya rapat-rapat, dan berpura-pura tak melihat apapun.

Tetapi begini saja melepas wanita ini. Ia juga merasa sedikit tak rela.

Di dalam darahnya mengalir darah seorang pembisnis, dari awal ia telah terbiasa merampas.

Yenny Tang berusaha keras untuk menirukan gaya sedih Lani yang biasanya ia lihat, ia terlihat lucu.

Presedir Ye. boleh gak? kumohon."

Yenny Tang melihat Jimson Ye yang tak bersuara, wajahnya memancarkan senyum yang semakin lebar. Ia tambah terlihat seperti orang lugu polos.

"Aku ingin minum kopi di kedai kopi yang terletak di ujung jalan. "Jimson Ye melihat kearah Yenny Tang sekilas, berbicara dengan wajah tanpa ekspresi.

Ujung jalan? kita ini sekarang di jalan depan mengerti?

Kalau naik taksi, bisa ngeluarin banyak uang.

Jimson Gak bisa lebih gak masuk akal dari ini kah?

Aku ingin memukul Jimson sampai mukanya tertempel di dinding, bahkan sampai mau melepaskannya pun tak bisa lepas.

"Baiklah. Sekarang juga saya akan membelikannya untuk Presedir Ye. "Yenny Tang dengan cepat menyetujuinya.

Jimson Ye melihat Yenny Tang yang sangat kesal tapi tak berani marah tersebut, dari sudut bibirnya mengeluarkan sedikit senyum, dari dalam matannya ada sedikit tawa yang terlihat.

"Kalau kamu merasa terpaksa, ya tak usah, lagian aku juga tak terlalu ingin minum."

Tidak terlalu ingin minum, tapi masih ngomong? ini jelas membuat orang mati kutu.

Yenny Tang tersenyum menipiskan matanya, dari sudut bibirnya terpancar senyum yang sangat manis, dan berkata: "gak kok, aku gak sedikitpun merasa terpaksa. Dapat membeli Presedir Ye yang terhormat dan bijak sana ini secangkir kopi adalah sebuah kebanggaan bagi saya, Presedir Ye dapat memberikan saya sebuah kesempatan membeli kopi, saya benar-benar sangat bahagia, haha, saya sangat bahagia."

Bahagia apanya dasar tak menguntungkan.

"Karna sangat bahagia seperti itu, lantas kenapa tak buruan pergi." Jimson Ye menaikkan senyum dari sudut bibirnya.

Yenny Tang terbata-bata sembari melihat kearah Jimson Ye, nanti kamu ganti uangnya ya?

Melihat Jimsin Ye yang tak bergerak seperti itu, Yenny Tang sangat merasa depresi, apakah ini adalah pertanda tak akan di bayar?

Ia dengan sedih mengambil dompet miliknya sendiri, pergi membelikan Jimson yang tak ada hati nurani dan gila ini segelas kopi.

Sesaat ia sangat merasa kasihan kepada pacar Jimson Ye yaitu Ranti Lu, ada pacar seperti Jimson begini, pasti di kehidupannya yang lalu banyak berbuat hal yang tak baik, barulah bisa mendapatkan balasan seperti ini.

Saat Yenny Tang mengangkat kakinya untuk segera berangkat, Jimson Ye tiba-tiba berkata: "awalnya sih mau kasih kamu uang, tapi lihat kamu gembira seperti itu. aku jadi berfikir harus memberikanmu kesempatan buat metraktir aku, kamu bisa lebih merasa bangga, dan bisa tambah bahagia lagi."

Mata Yenny Tang seolah menyemprotkan api keluar.

Jimson walaupun kamu adalah orang kaya, tapi sangat dingin, tak berperasaan dan juga tak masuk akal.

Kalau kamu begini, kedepan siapa masih berani berteman dengan kamu?

Silakan kamu ambil uang busukmu, belikan peti mati untuk dirimu sendiri saja, sialan.

Di bawah panasnya sinar matahari, Yenny Tang semacam ada penglihatan sauna gratis.

Ia sangat benci sauna, walaupun gratis juga tak bakal bahagia sampai kemana.

Jimson sialan, pertemanan di antara kita sampai di sini saja.

Mulut Jimson Ye terbuka, ia sendiri juga tak sadar bahwa senyumnya sedari tadi telah hilang, melihat bayangan Yenny yang sangat marah berhambur pergi.

Aline Li merasa Perusahaan Ye tambah hari tambah menakutkan, ia telah bekerja untuk Jimson Ye selama lima tahun, pertama kali ia melihat Jimson Ye tersenyum sangat....... Em....... Menggoda.

Kedai kopi yang terletak di sudut jalan memiliki kopi yang rasanya lumayan, Yenny Tang mengantri selama sepuluh menit barulah mendapatkan gilirannya.

Ia masuk kedalam dan duduk menikmati segelas kopi dingin, lalu membungkus satu gelas kopi blue mountain.

Sekalian membungkuskan untuk Alice Li satu gelas mocha.

Ketika ia kembali ke perusahaan Ye, kulit Yenny Tang yang putih merasakan panasnya matahari dan membuatnya menjadi merah. Layaknya batu giok putih, kulitnya yang halus memancarkan warna merah muda, ia tambah terlihat cantik dan bersinar.

Wajahnya yang terpasang sebuah senyum manis, menghilangkan setengah amarahnya.

"Wah, Yenny, aku baru menyadari kamu adalah seorang wanita yang cantik." Aline Li menyambut mochanya, dan mengeluarkan suara terkejut.

Yenny Tang dengan gaya anggun dan sedikit dingiinya berkata: "cara menjilatmu terlalu nampak sekali."

Jangan pikir saya tak tahu kamu lagi mau menjilat nyonya.

Dan juga kecantikan nyonya ini tak perlu di tekankan sekali lagi, ketika nyonya baru datang ke perusahaan ini, sudah mendapat pengakuan dari semua pekerja wanita yang bekerja di sini (tempat gosip di ruang teh).

Yenny Tang memperlihatkan keidealan pada dirinya, senyuman yang manis, memperlihatkan kedua gigi taringnya, sembari mendorong pintu masuk kantornya.

"Kepada Presedir Yangmulia serta terhormat, ini kopi blue moutain kesukaan anda, harap anda mencobanya." Yenny Tang mengenakan kedua tangannya memberikan kopi tersebut kepada Jimson Ye.

Jimson Ye melihat senyum Yenny Tang yang sangat manis serta kedua tangan yang seolah memancarkan sinar bintang, lalu ia menyambut kopi tersebut.

Yenny Tang yang melihat Jimson ye akan meminum kopi tersebut, di dalam hatinya seperti ada iblis, lalu memancarkan senyum berbahaya ke luar.

Kedua gigi taringnya memancarkan sebuah kesinisan.

Yenny Tang melihatnya dengan dingin, wajahnya penuh dengan niat jahat melihat ke arah Jimson Ye yang segera akan meneguk kopi tersebut.

Jelas-jelas kopi tersebut telah sampai ke bibirnya, tiba-tiba ia menurunkannya, menatap dengan penuh ketertarikan ke senyuman Yenny Tang yang di tarik lebar olehnya.

Cepat minum, ayo minum, buruan di minum.

Ngapain liat aku sampai begitu? bukannya aku ini kopi.

"Presedir Ye, kamu tak suka kopi blue mountain kah?" Yenny Tang bertanya.

Kalau kamu berani bilang tak sukak harga yang membuat orang terkejut karena mahalnya si kopi blue mountain itu, nyonya pasti tak akan tinggal diam dan ngajak berantem sama kamu yang gak bisa menjaga hidupmu dengan baik.

"Suka." Jimson Ye berkata.

Walaupun mulutnya berkata suka, tetapi ia sudah meletakkan kopi tersebut di atas mejanya.

"Minum kopi harus ketika masih panas, kalau dingin gak enak lagi." Yenny Tang memburunya agar segera minum.

Jimson Ye mengubah posisi duduknya agar nyaman, tubuhnya menyandar di sebuah kursi pijat khusus yang di pesan istimewa dari Italia, kedua tangannya di letakan di tangan bangkunya.

"Nona Tang beberapa pekan terakhir demi kemajuan dan perkembangan mengenai perhiasan di Perusahaan Ye, sangat berjuang sekuat tenaga, serta profesionalisme dalam bekerja saya telah melihatnya....." Jimson Ye berkata.

Mata Yenny Tang sekilas bersinar, sinarnya seolah mengalahkan sinar terik matahari.

Detak jantungnya bertambah cepat, benarkah ini pertanda bakalan naik jabatan dan tambahan gaji, menjadi orang kaya yang cantik, berubah menjadi seorang yang terkenal, serta tanda-tanda akan berjalan di puncak kehidupan kah? ia belum ada persiapan apapun.

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu