CEO Daddy - Bab 160 Bertemu Dengan Musuhnya, Daddy Sangat Marah

Edbert Fang selalu penuh perhatian, tidak pernah melakukan hal yang dapat mempermalukan orang lain. Makan malam kali ini membuat tamu dan tuan rumah merasa senang untuk menikmatinya.

“Mami, aku ingin memakan ketan lotus.” Sesaat setelah makan, Lani mengatakannya kepada Yenny Tang.

“Bukannya kamu sudah kenyang?” Yenny Tang meletakkan sumpitnya dan dengan serius menanyakannya.

“Tapi aku ingin memakannya.” Lani membuka mulutnya.

“Anak kecil tidak boleh memakan banyak permen.” Yenny Tang menolaknya.

“Mami…..” rewelan anak kecil.

“Tidak ada gunanya kamu rewel.” Yenny Tang menolaknya.

“Paman Fang, aku ingin memakan ketan lotus.” Lani membuka matanya lebar-lebar dan melihat Edbert Fang.

Hati Edbert Fang menjadi lembut saat ditatap Lani, lalu berkata : “Sudahlah Yenny, tidak ada masalah jika hanya makan sedikit.”

Dia pun melihat Lani dengan serius dan berkata : “Hanya boleh makan sedikit, tidak boleh makan yang banyak, ya?”

Lani tersenyum kepada Edbert Fang dan menganggukkan kepalanya, lalu berkata : “Iya, Paman Fang, kamu sangat baik, aku paling suka kamu. Aku tidak akan makan banyak, aku hanya mencicipinya.”

Edbert Fang memberikan sedikit kepada Liando dan Lani.

Yenny Tang mengatakan bahwa Lani adalah seorang anak kecil yang pintar.

Makanan penutup akan disajikan nanti, karena Lani ingin pergi ke toilet dulu.

Saat Yenny Tang bersiap untuk membawa Lani pergi, Liando turun dari kursinya dan memegang tangan adiknya, berkata kepada Yenny Tang : “ Mami, biarkan aku yang menemani adik. Kamu mengobrol saja dengan Paman Fang.”

“Baiklah, kalau begitu kalian hati-hati.” Yenny Tang mengelus kepala Liando dan menganggukkan kepalanya.”

Saat Liando dan Lani pergi, Yenny Tang dan Edbert Fang membahas tentang pekerjaan mereka.

Sudah mulai malam, Jimson Ye dan Ranti Lu datang. Tempat makan kali ini dipilih oleh Ranti Lu, dan ini tempat yang disarankan oleh temannya. Katanya suasananya indah dan makanannya enak, dia selalu ingin pergi makan bersama Jimson Ye.

Saat mobil sudah berhenti di depan, Ranti Lu turun dari mobil dan melihat Edbert Fang juga parkir disana.

“Duh, kakakku juga disini.” Ranti Lu menarik lengan Jimson Ye dan menunjuk ke arah mobil Edbert Fang.

Tubuh Jimson Ye sedikit kaku, ingin menjauh dari Ranti Lu, tetapi teringat dengan perjanjian pernikahan 5 tahun, ditambah lagi Ranti Lu yang memegang lengannya. Tetapi Jimson Ye hanya menahannya dan tidak menolaknya agar tidak mempermalukannya. Dan saat dia melihatnya, benar-benar itu adalah mobil Edbert Fang.

“Biasanya kakakku sangat menjaga mobil ini dan enggan untuk mengendarainya. Saat aku ingin meminjamnya juga tidak diperbolehkan. Mengapa hari ini dia enggan untuk menggunakannya? Sangat aneh.” Dengan wajah heran berkata kepada Jimson Ye : “Menurutmu dia sedang ada janji dengan siapa?”

Jimson Ye mengerutkan alisnya, dan tidak tertarik dengan pertanyaan ini.

Ranti Lu melihat ekspresi Jimson Ye, dia merasa cenggang dan tidak berkata apa-apa lagi.

“Lihatlah, suasana disini sangat indah bukan, ini adalah tempat yang direkomendasikan temanku, dan katanya makanan disini juga sangat enak. Koki disini adalah koki kekaisaran di istana.” Ranti Lu tersenyum dan berkata kepada Jimson Ye.

“Apa?” Jimson Ye hanya bersikap dingin dan asal bertanya.

Walaupun yang diterima hanyalah respon yang asal-asalan, tetapi Ranti Lu juga sudah puas.

Dua orang melewati jembatan dan masuk ke aula.

Mata Ranti Lu sangat tajam, dalam sekilas dapat melihat Edbert Fang sedang duduk bersama Yenny Tang.

“Ternyata sedang berkencan.” Ranti Lu tidak bisa mengatakan itu adalah sebuah lelucon atau sinis, tidak jelas.

Jimson Ye hanya sekilas mata juga sudah melihat Yenny Tang sedang duduk dengan Edbert Fang, tersenyum dengan lembut dan berbicara dengan gembira.

“Ayolah, jangan mengganggu kakakku.” Ranti Lu menarik lengan Jimson Ye, naik ke ruangan pribadi diatas dan berkata : “Kita duduk di ruangan pribadi di atas saja.”

Jimson Ye berhenti, dan berkata dengan nada dingin seperti ke orang lain, tidak seperti berbicara kepada kekasihnya, dia berkata : “Pergi dan sapalah kakakmu.”

Setelah Ranti Lu mendengarnya, ekspresi wajahnya membeku, dan dalam sesaat sudah kembali seperti biasa, perubahan ekspresi di wajahnya sangat cepat.

“Baiklah, semoga kakak sepupu tidak menyalahkanku telah menggangu mereka.” Ranti Lu berkata dengan nada yang centil seperti anak kecil.

“Kak, Yenny, kalian juga makan disini? Apakah kalian sedang membahas masalah pribadi?” Ranti Lu memeluk lengan Jimson, orang yang baru datang, langsung menarik perhatian, menatap mereka berdua dengan penuh arti dan berkata sambil tersenyum.

Yenny Tang merinding dan memiliki firasat yang buruk. Dan disaat dia memutarkan kepalanya, melihat Jimson Ye sedang berdiri di depannya.

Dia langsung kaget sampai merasa sesak nafas, mati rasa di kulit kepalanya, dan seperti perasaan tertangkap oleh suami.

Saat dia melihat Ranti Lu sedang memegang lengan Jimson Ye , Yenny Tang merasa sedikit sesak. Tetapi dia kembali menemukan kekuatan dan kebenaran lagi, bagaimana dia bisa merasa bersalah?

Hanya kamu dan kekasihmu yang boleh makan disini? Apakah aku dan atasanku atau temanku tidak boleh makan disini?

Sedih, sangat tidak adil.

Saat Edbert Fang melihat Ranti Lu dan Jimson Ye muncul di muncul dihadapannya, ekspresinya sedikit tajam, dia melewati pertanyaan Ranti Lu dan bertanya : “ Kalian juga makan disini? Makanan disini enak, terutama adalah makanan khas disini, kamu dan Jimson boleh mencobanya.”

Dia tidak menolak pertanyaan Ranti Lu, bagi mereka yang memiliki motif tersembunyi, itu adalah sebuah persetujuan.

Wajah Jimson Ye kurang baik, dan setelah mendengar pembicaraan Ranti Lu dan Edbert Fang, ekspresinya semakin buruk.

“Iya, kami akan kok.” Ranti Lu menunjukkan senyum bahagianya, dan menempel erat pada Jimson Ye, dan berkedip mata kepada Edbert Fang, lalu berkata : “Kalau begitu, aku dan Jimson tidak akan mengganggu kencan kakak lagi, kami pergi dulu ya. Jimson, ayo kita keatas.”

Jimson Ye tidak terbiasa terlalu dekat dengan wanita lain, walaupun wanita ini adalah kekasihnya.

Tetapi melihat senyuman Edbert Fang dan Yenny Tang, hati Jimson Ye seperti berapi-api yang semakin lama semakin panas. Tidak tahu perasaan apa, tetapi dia tidak menjauhi Ranti Lu yang berdekatan dengannya, melainkan juga menjulurkan tangannya dan memegang pinggang Ranti Lu.

“Kamu sedang kencan dengan Edbert?” Jimson Ye bertanya dengan sikap dingin dan geram.

Yenny Tang merasa tangan Jimson Ye yang memegang pinggang Ranti Lu sangat menggangu pandangannya. Dia mengerutkan bibirnya lalu tersenyum dan berkata : “Apakah kami sedang kencan atau tidak, sepertinya tidak ada hubungannya dengan Direktur Ye, Direktur Ye juga bukan wanita-wanita berlidah panjang itu, mengapa harus mempelajari gosip mereka?”

Suara Yenny Tang juga manis seperti senyumannya, suaranya dan nadanya lembut. Namun nada itu seperti menusuk.

“Kamu…..” Jimson Ye marah.

“Silahkan, aku tidak akan mengantar kalian.” Senyum Yenny Tang semakin manis.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu