CEO Daddy - Bab 138 Mulut Berkata Tidak Mau Tapi Tubuh Sangat Jujur

Melihat bahwa Yenny Tang menatapnya, Jimson Ye tersenyum kecil, dan berkata kepada Yenny Tang: "Lihat, Saya tahu bahwa kamu takut gelap. Kamu bohong dan mulut kamu bersikeras bilang tidak takut.

Kamu lihat, bukankah tadi kamu menjerit ketakutan? Kalau bukan saya datang ke sini, kamu pasti ketakutan banget.”

“Saya-tidak-takut” Yenny Tang menggigit gigi belakang, sambil berkata sepatah demi kata.

Madam, kalau tadi bukan dia yang berteriak tiba-tiba menakuti dia, apakah dia akan ketakutan?

Sekarang masih pura-pura keluar berlagak orang baik? Kamu tidak tahu malu. Ayahmu tahu tidak? Apakah ibu tirimu tahu? Apakah abang dan adik tirimu itu tahu?

Jimson Ye mengulurkan tangannya dan mencubit wajah Yenny Tang , dan berkata: “Masih mau bilang tidak takut, tu lihat wajah kamu sudah pucat.”

Manjakan adikmu lah, manjakan, mencubit wajah Nyonya besar dengan tenaga begitu kuat. Madam, jangan-jangan bengkak dicubit?

"Saya ... yah ..." Yenny Tang masih ingin membuat argumen lain.

Jimson Ye tiba-tiba membungkukkan badan dan menggendong seluruh tubuhnya. Kaki Yenny Tang meninggalkan lantai, seluruh orangnya menjadi tidak stabil, hanya bisa merangkul leher Jimson Ye, demi supaya dirinya tidak terjatuh.

“Sudah, sekarang sudah ada saya menemani kamu tidur,kamu tidak perlu takut lagi. Tidurlah dengan pulas.” Jimson Ye mencari kesempatan dan memeluk Yenny Tang dan menutup pintu. Ia menenangkan Yenny Tang di kasur dan menutupinya dengan selimut. Dia juga berbalik badan dan tidur di samping Yenny Tang.

Pada saat ini, Yenny Tang sungguh ingin menangis tanpa air mata, ada hati untuk sedikit berkata apa lagi.

Jimson Ye mengeluarkan lengannya yang panjang dan melintasinya, menimpa di atas tubuh Yenny Tang, dan menekan kembali tubuh Yenny Tang, hampir saja payudaranya tertimpa jadi rata.

“Saya…..”

“Sstttt….” Jimson Ye mengulurkan jari tangan dan menempelkan ke bibir Yenny Tang, sambil mata terpejam ia berkata : “Tidak ngantuk kah? tidurlah dengan nyenyak. Saatnya tidur ya tidurlah, jangan bicara lagi.”

Yenny Tang merasa jari tangan Jimson Ye di bibirnya seperti gel karet, membuat bibirnya tertempel rapat, sedikit pun tidak bisa membuka mulut.

Awalnya dia berpikir Jimson Ye naik ke tempat tidurnya, tidur bersamanya mempunyai niat lain. Seluruh hatinya bertanya-tanya, dia menunggu lama dengan mata terbuka lebar, hanya menunggu napas Jimson Ye yang semakin stabil. Dia membalikkan wajahnya, dan jari tangan Jimson Ye menyelinap dari bibirnya lalu jatuh di bantal dan menimpa rambutnya.

Jimson Ye memejamkan matanya dan tidur dengan sangat tenang.

Jimson Ye yang sedang tidur sangat tampan, sangat anteng,bibir tipis itu saling berdekatan, melihatnya sepeti telah teraniaya. Sepasang alis mata yang panjang,hitam dan tebal, alis mata yang begitu asli. Hidung yang mancung, lima indra yang sangat dalam, ada kesan tiga dimensi, dan tampaknya memiliki campuran darah orang Eropa. Sepasang mata yang dingin sedang tertutup dengan tenang. Jadi ditubuhnya juga berkurang kebiasaan memaksa orang. Dia terlihat seperti seorang pria sederhana yang tampan, sedikit pun tidak terlihat dia yang biasanya di kantor begitu kokoh,cuek kepada orang dan super dingin.

Yenny Tang menyampingkan badan, wajahnya menghadap ke Jimson Ye. Mengulurkan tangannya dan dengan pelan meluncur ke dahi Jimson Ye, alis mata yang hitam pekat, sarang mata yang dalam, hidung yang mancung, bibir yang tipis dan sexy, sudut bibir yang terangkat,di bawahnya adalah dagu yang sexy, masih ada kumis yang belum tumbuh keluar, sedikit menusuk di tangan, di bawahnya lagi adalah leher yang sexy. Yenny Tang dengan lembut menyentuh wajah di bagian atas, dan gerakannya sangat lembut, dia tidak berani membuat Jimson Ye terbangun.

Betapa bagusnya, kalau saat Jimson bangun juga anteng seperti ini. Dia meletakkan wajah Jimson Ye di depan wajahnya, dahinya menempel padanya, hidungnya berjajar, dia dengan lembut menyentuh bibir Jimson Ye yang dingin dan merasakan detak jantungnya lebih cepat. Ini seperti kelinci kecil yang melompat-lompat di hati. Ia merasakan keanehan di hatinya, dengan cepat dia meninggalkan bibir Jimson Ye, merasa seperti dihinggap sebentar oleh seekor lebah. Dia berbalik badan dan merasa tidak nyaman di dalam hatinya.

Sebenarnya dari awal dia sudah tahu bahwa Jimson di dalam hatinya tidak sama dengan pria lain, pemilik sebagian dunianya sendiri.

Hanya saja dia selalu berpikiran luas dan selalu dengan sengaja memikirkan sebenarnya Jimson di anggap sebagai apa di dalam hatinya. Ciuman yang barusan ia berikan kepadanya, hampir membuat hatinya jatuh, ingin melihat ada perasaan apa dia terhadap Jimson Ye.

Awalnya dia pikir dia akan terganggu dan tidak bisa tidur, tetapi sebenarnya dia terlalu berlebihan pada dirinya sendiri, belum sampai lima menit setelah ia berbalik badan, dia sudah setengah sadar tidak ingat apapun lagi.

……………….

Keesokan harinya mimpinya indah, dan sudah mencapai saat kritis, sangat disayangkan jika ia terbangun.

Hanya saja di hidungnya terasa gatal, bagaimanapun dia tidak bisa membuka matanya.

“Sayang, biarkan saya tidur sebentar lagi” Yenny Tang menyentuh hidungnya yang gatal sejenak,lalu menggunakan selimut menutupi hingga ke atas kepala, berbalik badan dan melanjutkan tidur.

Jimson Ye mengambil rambut Yenny Tang dan menggodanya dengan kaku, dengan mata sipit dan ekspresi dingin di wajahnya. Dia menjilat bibirnya dan menunjukkan beberapa ketidaksenangan.

“Bangun.” Jimson Ye membuka selimut tanpa ragu-ragu, dan tidak membiarkan Yenny Tang terus tidur.

Yenny Tang dengan mata tertutup, dengan perasaan ia memegang kepalanya, dan mencium bibir pada orang itu, berkata : “Iya, satu ciuman dulu, anteng, pergi sarapan lah, saya masih ngantuk, biarkan saya tidur sebentar lagi.”

Jimson Ye melihat gerakannya yang terampil, juga gerakan ciuman itu, menjelaskan bahwa ini tidak mungkin latihan sehari dua hari langsung berhasil.

Jimson Ye menatap Yenny Tang dengan berbahaya, apakah wanita ini menyembunyikan pria liar di rumah?

Yenny Tang yang masih tertidur merasa agak dingin. Dia menyusutkan lehernya dan mengulurkan tangan untuk menyentuh selimut di tempat tidur. Jimson Ye menatap wajah lembut Yenny Tang, bibir merah mudanya, dan ia langsung memegang wajah Yenny Tang, dan mencium bibir merah muda itu. Dia membuka bibir Yenny Tang dan meregangkan lidahnya langsung masuk ke mulut Yenny Tang. Yenny Tang bukan mayat yang mati rasa,tapi kali ini ia sedang setengah sadar, mengira dirinya sedang bermimpi indah,tidak menjual mahal dan langsung menangkap leher seorang pria, dan membuka mulutnya untuk menanggapi ciuman itu.

Masa… bermimpi dewa kuda……puas juga tidak akan hamil.

Itu adalah favorit wanita yang kesepian.

Lagian ini berada di dalam mimpi, masa depan saya, saya yang berkuasa atas mimpiku.

Dia mengusap leher pria itu dan mengangkat kepalanya dan mencium pria itu kembali.

Kaki yang ramping dililitkan erat di pinggang pria itu, dan berbalik badan mendorong pria itu, langsung membuat pria itu tertimpa berada di bawah badannya. Seluruh badannya menunggangi pria itu. Menimpa pria itu, menggigit bibir pria itu dengan sekuat tenaga.

Sparta ... Jimson Ye terkejut dengan antusiasme dan inisiatif Yenny Tang. Dia tidak tahu bagaimana menghadapinya lagi. Jangan melihat presiden Jimson Ye kami yang biasanya begitu tampil kelas atas,tampan, dan kokoh,menghadapi drama bersama Yenny Tang, ditambah sentuhan dan ciuman, namun pada kenyataannya, pengalaman presiden Jimson Ye kita, dalam hal ini dapat dihitung dengan satu tangan.

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu