CEO Daddy - Bab 157 Ingin Mengundangmu Makan

Kali ini pergi ke kota H untuk urusan bisnis, walaupun telah mendapat banyak pengalaman dalam berbagai hal tetapi juga masih merasa menegangkan. Hampir mustahil untuk kembali. Tetapi melihat pemandangan indah di kota H, merasakan keindahan alam, dia masih merasa perjalanannya tidak sia-sia.

Ada banyak inspirasi di dalam kamar.

Dia melukis sebuah desain di dalam kamar. Kecepatan dan kualitas melukisnya dijamin jika ada semangat di dalam dirinya.

Saat jam alarmnya berdering di siang hari, dia baru ingat bahwa harus menyiapkan makan siang untuk putra dan putrinya.

Sup ayam yang direbus di atas api kecil dari pagi hari, dimana tempayan keramik bisa terbuka. Aroma lembut sup ayam pun dapat tercium sejauh sepuluh mil.

Yenny Tang pergi ke kamar Liando untuk melihatnya. Liando bernafas dengan tenang seperti tertidur dengan sangat nyenyak. Tetapi Lani yang berbaring di samping kakaknya. Matanya sudah terbuka lebar dan dia masih bermain dengan jari-jarinya. Melihat sepasang anaknya, Yenny Tang merasakan kepuasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Lan Lanii. Ayo bangun dan makan." Yenny Tang membungkuk dan dengan hati-hati menggendong Lani keluar agar tidak membangunkan putranya yang sedang tertidur.

Lani memeluk leher Yenny Tang dan digendong dari tempat tidurnya.

Yenny Tang mengambil mantel kecil kepada Lani untuk dipakainya. Ada pemanas lantai dirumah, bahkan saat musim dingin, didalam rumah juga tidak akan dingin. Tapi anak-anak itu lemah, Yenny Tang merasa tidak nyaman.

Yenny Tang juga memikirkan rancangan desain. Jadi hidangan makan siangnya sangat sederhana.

Hanya menaruh mie, kemudian menuangkan sup ayam yang harum dan menambahkan paha ayam yang besar.

Meski agak terlalu sederhana, tetapi putra dan putrinya cukup makan, Lani juga tidak pilih makanan , mereka seperti babi kecil yang memakan makanan yang lezat.

Setelah makan, Yenny Tang menumpuk mangkuk di bak cuci dan membiarkan Lani menonton TV sendirian. Dan dia masuk ke kamar lagi dan mulai menggambar desainnya sendiri.

Liando bangun di malam hari dan tidak mengganggu Yenny Tang. Dia pergi ke dapur untuk membersihkan piring yang belum dicuci di siang hari tadi. Setelah itu, dia membantu Lani mendapatkan semangkuk mie kecil. Keduanya itu memakan mie dengan tenang.

Sekarang Liando sudah bangun, makan malamnya tidak perlu dikhawatirkan lagi oleh Yenny Tang.

Yenny Tang tidak keluar untuk makan malam, jadi Liando mempersiapkan makan malam dan membawanya ke ruang belajar untuk Yenny Tang.

Yenny Tang tersentuh, dia memeluk dan memberi Liando ciuman di wajah kecilnya yang lembut, dan lehernya berubah menjadi merah.

Setelah selesai makan, Yenny Tang tetap menggambar dengan kepala tertunduk.

Telepon berdering dan melihat ternyata Edbert Fang yang menelponnya.

Di pedesaan kota H, ponselnya belum dinyalakan karena takut orang lain akan menemukan dia dan Jimson Ye melalui telepon seluler. Ketika kembali ke kota H, saat membuka ponsel ternyata kotak surat sudah penuh dengan pesan pendek Edbert Fang yang sangat mengkhawatirkannya.

Dia hanya mengirim sebuah pesan singkat, memberitahu Edbert Fang bahwa dia telah kembali dan tidak perlu baginya untuk khawatir tentang hal itu.

Lagi pula, dia benar-benar tidak punya cara untuk memberikan Edbert Fang hasil yang dia inginkan.

Pada saat ini, Edbert Fang menelepon. Yenny Tang sejenak merasa ragu-ragu sebelum menjawab teleponnya.

Selama dia sedang tidak ada di kota B, Liando dan Lani tidak hanya dirawat dengan baik, tetapi juga sering dikunjungi oleh Edbert Fang. Yenny Tang harus menerima keadaan ini.

Telepon terhubung dan dia belum berbicara. Lalu suara bersemangat Edbert Fang terdengar : "Halo, Yenny, kamu baik-baik saja?"

"Ya, terima kasih Edbert. Aku baik-baik saja." Yenny Tang menjilat bibirnya, mulutnya sedikit tersenyum.

"Baiklah kalau tidak ada apa-apa. Aku belum bisa menghubungi kamu selama ini, aku sangat khawatir, takut terjadi sesuatu denganmu." Edbert Fang berkata dengan hati yang berdebar.

"Tidak apa-apa. Itu hanya kecelakaan kecil. Sinyal di pedesaan tidak bagus, jadi aku tidak bisa menghubungimu." Yenny Tang meletakkan pensil di tangannya, takut ketahuan. Meskipun kecelakaan itu tidak terduga untuknya dan Jimson Ye dan tidak ada bukti. Dalam keluarga Ye, sulit untuk mengatakan yang sebenarnya. Maka Yenny Tang memilih untuk menyembunyikannya.

"Baguslah kalau kamu baik-baik saja." Edbert Fang tidak harus bertanya sedalam-dalamnya.

Jadi berhubungan dengan orang-orang seperti ini, dia tidak akan membuatmu merasa tidak nyaman.

"Kapan kamu memiliki waktu luang, aku ingin mengundang kamu ... kamu, Liando dan Lani untuk makan malam bersama.” Suara Edbert Fang tegang untuk beberapa kata-katanya.

Yenny Tang berpikir sejenak. Selama ini, Edbert Fang merawat Liando dan Lani. Tidak salah mengundang Edbert Fang untuk makan. Meskipun dia tidak bisa menerima Edbert Fang, tetapi dia tidak ingin berhubungan dengannya sampai tua.

Edbert Fang tidak mendapatkan jawaban dari Yenny Tang, dan cahaya sepasang mata cerahnya berangsur-angsur memudar.

Pada saat ini, Yenny Tang tidak mengetahui berapa banyak penderitaan yang diderita Edbert Fang saat dia berpikir. Jantungnya seakan-akan terhambat dan hati Edbert Fang terluka.

"Baiklah, saat itu akulah yang mentraktirmu. Terima kasih sudah merawat Liando dan Lani selama ini." Yenny Tang terdiam beberapa saat sebelum dia bisa melanjutkan dengan nada cepat.

Melihat Yenny Tang berbicara seperti itu, hati Edbert Fang langsung diliputi oleh kejutan besar dan merasa sangat gembira. Dia tidak pernah berpikir bahwa suatu hari emosinya akan dipicu oleh seorang wanita. Satu kalimat saja bisa membuatnya puas.

"Baiklah, kapan kamu memiliki waktu luang?" Edbert Fang tidak menyembunyikan kegembiraan pada nadanya itu.

Yenny Tang merasakan sedikit sakit kepala ketika dia mengulurkan tangan dan menggosok hidungnya.

"Lihat kapan kamu punya waktu. Aku kapan saja ada waktu." Yenny Tang berpikir sejenak dan berkata bahwa Jimson Ye tidak memberitahunya untuk kembali ke perusahaan, jadi sekarang dia benar-benar bebas dan tidak memiliki batasan apapun.

"Kalau begitu besok malam." Edbert Fang tidak sabar untuk mengatakan itu.

"Baiklah." Bagaimanapun, makanan ini akan dimakan cepat atau lamabat. Besok ya besok.

"Kalau begitu aku akan menjemputmu besok malam ... Uh, kalian." Kata Edbert Fang dengan semangat.

"Oh, baiklah." Yenny Tang menyetujuinya.

Sesudah itu, mereka berdua tidak mengatakan apa-apa, hanya terdengar dua orang yang bernapas dengan tenang di telepon.

Yenny Tang merasa sedikit malu, tetapi Edbert Fang tiba-tiba menikmati keheningan ini. Hanya memikirkan telepon yang diangkat oleh Yenny Tang, dia merasakan hati yang membara.

"Aku masih punya hal lain untuk diurus. Kalau ada sesuatu, mari kita bicarakan ketika kita bertemu besok." Yenny Tang berbicara memecah keheningan itu.

Meskipun Edbert Fang tidak ingin berhenti, tetapi dia tidak ingin membuat suasana menjadi lebih rumit dan berkata : "Baiklah, sampai jumpa besok."

Setelah menutup telepon, saat itu juga Edbert Fang menelepon sekretarisnya untuk memberitahunya untuk membatalkan semua acara makan besok, kalau tidak bisa batal maka diganti harinya.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu