CEO Daddy - Bab 159 Memikirkan Dia Sampai Membuatku Sakit Kepala

Keesokan harinya, sebelum pukul lima, Yenny Tang menerima telepon dari Edbert Fang. Edbert Fang telah menunggunya di lantai bawah. Yenny Tang kaget lalu segera pergi ke balkon dan melihat ke bawah. Tetapi dia tidak melihat apa-apa, hanya mengeluarkan suara memberitahu Edbert Fang untuk menunggu sebentar. Dia pun langsung turun.

Dia tidak perlu berdandan saat keluar, kulitnya tetap bagus.

Cukup gunakan pensil alis untuk menggambar alis dan memakai beberapa lipglos. Menjadikan diri sendiri terlihat lebih energik.

Dengan asal mengambil mantel dan mengenakan sepatu hak tinggi. Lalu hendak keluar.

Edbert Fang turun dari mobil. Saat berjalan, kakinya mati rasa.

Bahkan dia sudah tiba di siang hari. Meskipun tidak bisa melihat Yenny Tang, dia bisa tetap diam di rumahnya dan melihat keluar dari jendelanya. Dia juga merasakan ada rasa kepuasan.

Baju ini baru dibeli saat pagi hari ini, mencoba puluhan set baju sebelum terpilihnya baju yang dipakai sekarang ini.

Tidak hanya wanita yang ingin menunjukkan sisi sempurna mereka ketika menghadapi pria yang mereka sukai, tetapi pria juga ingin menunjukkan pesona mereka ketika menghadapi wanita yang mereka sukai.

Yenny Tang keluar. Dengan sekilas dia sudah melihatnya.

Dia tergesa-gesa dan bahkan menyambutnya dengan penuh semangat. Yenny Tang melihatnya dengan penuh tatapan rindu. Dia belum melihatnya selama setengah bulan. Setengah bulan ini tampaknya terasa lebih dari setengah abad. Memikirkan hal itu membuat hatinya sakit.

"Yenny. Sudah lama tidak berjumpa." Berhenti pada jarak tiga langkah dari Yenny Tang, tidak maju lagi. Melihatnya dengan mata bersinar, dia berkata dengan senyum dan lembut : "Kamu semakin cantik."

Bahkan dia lebih ingin memeluknya. Memegang dengan erat dan masuk ke dalam rangkulannya. Lalu di telinganya, berkata : “Dia merindukannya, saking ridunya sampai kepalanya sakit.”

Tapi dia tidak melakukannya. Dia tahu bahwa dia tidak akan menerimanya untuk saat ini. Merasa takut bahwa dia akan menakutinya, jadi dia harus menahan keinginannya.

"Terima kasih. Kamu semakin tampan juga." Yenny Tang bertanya sambil tersenyum: "Apakah kamu sudah lama di sini?"

Meskipun Yenny Tang mungkin hanya sopan, hati Edbert Fang sedikit melayang ketika dia mendengar pujian Yenny Tang. Merasa bahwa pagi ini telah berbelanja pakaian yang tak terhitung jumlahnya, dan perlu banyak mengganti pakaian.

"Tidak lama, baru saja tiba." Menjawab dengan cara ekspresi alami Edbert Fang.

Dia tidak berencana untuk memberi tahu Yenny Tang bahwa dia datang ke sini sebelum makan siangnya. Dia harus menunggu sampai jam lima sebelum memanggilnya. Dia tidak ingin menambah bebannya.

"Ayo pergi. Aku akan mentraktirmu hari ini." Yenny Tang tidak meragukan kata-kata Edbert Fang.

Edbert Fang mengangkat pergelangan tangannya untuk mengangkat arlojinya yang berharga dan berkata : "Mari kita pergi ke sekolah untuk menjemput Liando dan Lani. Mereka sudah hampir pulang sekolah."

Sebenarnya, dia ingin menikmati waktu langka ini sendirian dengan Yenny Tang, tetapi dia tidak memaksakannya. Dia mengatakan bahwa dia akan benar-benar menerima kedua anak itu, Liando dan Lani.

Dia membuka pintu dan menunggu Yenny Tang masuk ke mobilnya lalu membantu untuk menutup pintunya.

Lani dan Liando pulang sekolah dan dalam sekilas sudah melihat Yenny Tang dan Edbert Fang yang berdiri di luar sekolah.

Pria tampan, wanita cantik, berbakat dan alami, hanya berdiri saja disana itu adalah pemandangan yang indah.

Banyak orang tua yang menjemput anak-anak mereka dari sekolah dan diam-diam melihat Yenny Tang dan Edbert Fang.

"Mami." Lani melihat Yenny Tang sekilas. Dia bergegas sangat kencang, membuat Yenny Tang mundur beberapa langkah dan hampir tejatuh. Edbert Fang-lah yang meraih tangan Yenny Tang yang membuatnya terhindar dari rasa malu yang dibuat oleh putrinya.

"Apa kamu baik-baik saja?" Edbert Fang memeluk Yenny Tang dan bertanya dengan cemas.

Wajah Yenny Tang sedikit merah. Tidak tahu apakah dia merasa malu atau jika dia menggelengkan kepalanya dengan malu-malu. Dia melepaskan diri dari lengan Edbert Fang, dan dengan marah meraih telinga Lani dan memutar telinganya.

Tapi Lani adalah anak kecil yang pintar. Saat melihat wajah Yenny Tang, dia tahu bahwa dia telah membuat maminya marah.

Segera berbalik dan lari ke belakang kakaknya dan mencari perlindungan.

"Keluar, Lani." Yenny Tang mengerutkan bibirnya dan menatap Lani dengan serius.

Lani bisa melihat wajah Yenny Tang pada pandangan pertamanya dan dengan malu-malu mengulurkan kepalanya dari belakang punggung kakaknya. Mata yang besar itu berair, dia merasa sedih sambil berkata, "mi, aku salah."

"Kemarilah." Yenny Tang berkata dengan masih serius.

Lani menoleh ke Edbert Fang dan berkata, "Paman Fang, Mamiku ingin memukulku."

Edbert Fang tidak tahan. Dia berkata, "Sudahlah Yenny, Lani terlalu senang melihatmu. Dia tidak mungkin sengaja, benar kan Lani?

"Benar, benar." Lani menggangguk.

Yenny Tang melihat Lani dan tahu betapa pintarnya mencari orang untuk menyelamatkannya. Itu benar-benar lucu dan pintar.

"Mami, lupakanlah, kita sudah lapar. Ayo makan malam." Liando mendukung adiknya. Dia segera keluar untuk membantu adiknya.

Karena Edbert Fang dan putranya mengatakan itu, dia harus bisa melepaskannya, supaya tidak akan mempermalukan semua orang.

Iya, dia mengakui bahwa dia juga merasa bersalah terhadap putrinya, karena takut tidak ada orang yang akan membujuknya.

Edbert Fang sekarang juga tahu bahwa Yenny Tang tidak suka makanan barat dan lebih menyukai makanan Cina, jadi sekarang secara tidak langsung dia pun menyukai apa yang disukainya.

Tempat makannya adalah sebuah restoran pribadi. Rumah itu terlihat antik. Wanita yang menyambut di depan pintu mengenakan gaun merah, dan terdapat lentera merah yang tergantung di pintu. Tempatnya terlihat sangat berkelas dan perasaan pun terasa sangat berantusias.

Edbert Fang menghentikan mobil, turun dari mobil terlebih dahulu, lalu membuka pintu untuk Yenny Tang, dan kemudian membawa Liando dan Lani keluar dari mobil.

Dia mengulurkan tangannya dan memegang tangan kecil Lani dimana Yenny Tang memegang Liando. Terlihat seperti pasangan muda membawa sepasang anak untuk pergi makan malam.

Saat mereka masuk, para pelayan melayani mereka, menyeberangi jembatan, dan tiba di aula. Edbert Fang tahu bahwa Yenny Tang tidak mau ruangan pribadi. Langsung dari tempat aula mencari tempat dekat jendela untuk mendapatkan cahaya yang bagus. Duduk dekat jendela juga bisa menikmati pemandangan sungai dan gunung.

Restoran pribadi ini dibangun di dekat sungai. Pemandangan yang unik.

Rasa makanan disini sama seperti keindahan tempat disini.

Karena ini traktiran Yenny Tang dan demi rasa berterima kasih kepada Edbert Fang, tentu saja memesan makanan kesukaan Edbert Fang. Yenny Tang memberikan menu langsung ke Edbert Fang dan membiarkannya menunjuk. Terlihat seperti dia benar-benar tidak tahu, dia hanya saja suka makan.

Edbert Fang tahu bahwa Yenny Tang menyukai makanan pedas, maka dari itu dia memesan beberapa hidangan yang pedas.

Pada saat yang bersamaan, karena dia peduli dengan kedua anak itu, dia memesan beberapa makanan untuk mereka.

Dia memesan semua hidangan yang disukai Yenny Tang dan kedua anaknya. Yenny Tang melihat makanan itu dan kemudian memandang Edbert Fang yang memiliki senyum yang lembut. Dia merasa bahwa dia benar-benar tidak layak mendapat pria yang lembut dan baik.

Makanan di restoran pribadi ini sangat enak, jika tidak Edbert Fang tidak akan membawanya.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu