CEO Daddy - Bab 136 Sini, Biarkan Saya Menyentuh

Sayurannya sangat enak, terutama sup ayam, dimasak sampai sangat harum. Sayuran hijau juga sangat manis untuk dimakan. Daging diasinkan di rumah. Rasanya juga sangat enak. Telur juga dari telur ayam kampung sendiri, dan rasanya juga enak.

Sayuran semuanya tanam sendiri,tidak semprot pestisida, ayamnya juga peliharaan sendiri,yang tidak pernah memakan hormon lain, jadi kalau dimakan rasanya enak dan bergizi.

“Nenek, kehebatanmu dalam memasak sangat baik,masakannya sangat enak”. Yenny Tang membuka perut untuk makan, tentu saja tidak melupakan gadis kecil Susi.

Yenny Tang menjepit daging ayam, daging ayamnya di sobek menjadi ayam suwir, dicampur dengan kuah ayam, ke dalam mangkuk Susi dan mengambil satu telur untuk Susi.

“Perkataan darimana itu. Kamu dan Jimson Ye datang dari kota,makanan enak apa yang tidak pernah kalian makan, ini semua adalah masakan yang ditanam sendiri dirumah, bukan sesuatu yang langka”.

“Justru tanam sendiri lah makanya langka, kalau di kota ingin makan, juga tidak dapat makan”.

“Kalau kalian suka, lain kali kalian bisa sering datang ke sini, saya telah menanam dua punggung bukit sayur, tidak akan habis dimakan”.

"Ya, kalau begitu kita bisa sering datang," Yenny Tang tersenyum manis.

Susi memegang sendok dan makan dengan lahap, ia makan dengan wangi dan manis.

“Susi sangat hebat, masih begitu kecil sudah bisa makan sendiri, harus banyak makan,baru bisa tumbuh tinggi”. Yenny Tang menjepit sayuran hijau bagian daunnya ke mangkuk Susi.Tangkai sayur hijau, takutnya gigi susu Susi tidak mampu menggigitnya.

Walupun Liando dan Lani dulu berusia 3 tahun sangat tidak ada masalah,bukan berarti tidak perlu perawatan darinya, malahan dia merawatnya dengan sangat baik.

Tapi waktu anak berusia satu dua tahun, bukankah dialah yang merawatnya sendiri.

Meskipun keterampilan merawat makanan anak-anak sekarang agak jarang, tapi perasaan cepat sekali ditemukan kembali, rasa seorang ibu telah tumbuh sejak Liando dan Lani lahir, dengan dalam menusuk ke darah tulangnya, bagaimana bisa bilang lupa langsung lupa.

Susi makan dengan mulut berminyakan, di pipinya tertempel nasi. Susi melihat ada sayur di mangkuknya, dengan ekspresi wajah mengeluh ia berkata kepada Yenny Tang : “Kak Yenny, Susi tidak suka makan sayur, saya tidak mau makan”.

Yenny Tang dengan sabar menatap Susi: “Tidak baik kalau tidak makan sayur, tidak makan daging maka tidak bisa tumbuh tinggi, kalau tidak makan sayur maka tumbuh tidak cantik, apakah Susi tidak ingin tumbuh tinggi dan menjadi perempuan yang cantik?”

“Apakah secantik Kak Jimson?” Susi melirik ke Jimson Ye dengan wajah bertanya.

Seperti secantik Kakak Jimson? Hehe…menggunakan kata cantik untuk seorang pria, kenapa kedengarannya ini bukan sebuah pujian ya?

Yenny Tang melirik ke Jimson Ye dan melihat tangan yang memegang sumpit itu kaku. Yenny Tang mengangguk dan tersenyum, berkata, "Yah, benar, cantik seperti Kak Jimson.”

“Kalau begitu saya mau makan”. Dengan berkata Wow, kemudian ia memakan sayuran hijau tersebut.

Jadi, sungguh seorang gadis kecil berusia 3 tahun pun, telah jatuh ke dunia memandang wajah.

Jimson Ye memandang Yenny Tang dengan tatapan dingin. Leher Yenny Tang menyusut dan agak dingin.

Astaga…kenapa dia harus memanaskan Jimson Ye iblis besar ini, kurang kerjaan mencari sakit ya.

Nenek Fei sangat ramah, tidak berhenti menambahkan sayur kepada Jimson Ye dan Yenny Tang.

Jimson Ye memandang serius hati ayam di mangkuk dan mau memilahnya keluar. Yenny Tang mengangkat alisnya, dia sudah menahannya daritadi terus tahan, hingga tidak bisa menahannya lagi.

“Jimson, tidak boleh memilih makanan. Hati ayam sangat bergizi.” Yenny Tang tidak setuju melihat Jimson Ye dalam hal memilih makanan,sungguh tidak bisa tahan lagi.

Lani dan Liando tertular oleh kebiasaan Jimson Ye yang suka memilih makanan, banyak sayuran yang dia tidak suka makan. Untuk tindakan memilih makanan, dia benar-benar sudah tidak bisa tahan lagi…

“Aku tidak suka makan.” Jimson Ye melanjutkan untuk memilah keluar hati ayam.

“Kamu kok seperti anak kecil, kamu lihat Susi begitu kecil tidak memilih makanan.

Yenny Tang mengabaikan sayuran hijau dan bawang putih yang dipisahkan ke samping oleh Susi dan dengan wajah yang tidak berubah warna, ia bertanya kepada Susi : “Susi, yang Kakak bilang itu benar tidak? Memilih makanan itu adalah tidak baik, benar tidak? Kamu lihat, Susi saja tidak memilih makanan.”

Si kecil Susi diam-diam ia memasukkan sayuran yang ada di sendok ke dalam mulutnya, sambil menganggukkan kepala, dengan serius dia berkata : “Benar,yang dikatakan Kak Yenny itu benar. Kakak Jimson tidak boleh memilih makanan.”

Yenny Tang memandang Jimson Ye dengan pandangan puas, dan mengambilkan hati ayam ke mangkuk Ye Jimson Ye, berkata: "Lihat, bahkan anak-anak seperti Susi saja tahu bahwa pemilih makanan itu tidak baik.”

Kamu jangan coba memberikan contoh yang buruk kepadanya, makanlah dengan baik, tidak boleh pilih-pilih makanan.

Pembuluh darah di dahi Jimson Ye melonjak dan kemudian memakan hati ayam tersebut dengan penuh beban.

Hanya saja ekspresi di wajahnya benar-benar luar biasa, dan luar biasa hingga sungguh tak tertahankan.

Yenny Tang menahan rasa ketawa di dalam hati, tertawa sampai mukanya merah, tapi tidak tertawa keluar, takut menyinggung raja iblis besar (kamu kira dengan kamu tidak tertawa keluar, lalu dia akan membebaskanmu kah? terlalu muda, terlalu polos.

Setelah selesai makan, Yenny Tang mengambil inisiatif untuk membantu nenek Fei merawat Susi.

Susi belum selesai menghabiskan makanan, Yenny Tang duduk di kursi kecil, meletakkan Susi dipangkuan, menggendongnya. Dua tangan melingkar menyerupai lingakaran, melingkari Susi dengan baik. Kemudian satu tangannya memegang mangkuk,satu tangannya lagi memegang sendok. Di atas paha Susi terdapat sebuah sapu tangan untuk Susi lap mulut.

Nasi direndam dalam kuah ayam, di dalamnya ada ayam suwir,masih ada telur dan sayur hijau, si kecil tidak bisa menggigit bacon, jadi tidak memberikan kepadanya.

“Sini, Aaa… buka mulutnya.” Yenny Tang menaroh suapan nasi dan meniup nasi di mulutnya baru ia suapin ke dalam mulut Susi.

Susi dengan nurut membuka mulutnya, makan nasi dan mengunyahnya dengan pelan.

Menunggu Susi hampir selesai mengunyah makanannya, ia menyuapkan nasi lagi ke mulut Susi, menggunakan sapu tangan untuk mengelap pinggir mulut Susi yang berminyakan.

Gerakannya tidak buru-buru dan juga tidak lambat. Melihatnya sangat menarik dan senang, di bawah cahaya redup, Yenny Tang sendiri tidak tahu, betapa indahnya gambar ini.

Jimson Ye duduk di sebelah dan melihatnya, menatapnya hampir menjadi seorang idiot.

Semangkuk nasi dihabiskan dengan cepat oleh Susi, Yenny Tang meletakkan mangkuk dan bertanya : “Susi, apakah kamu sudah kenyang?”

Susi menganggukkan kepalanya, dengan suara anak kecil ia berkata : “Sudah kenyang”

“Benarkah? Kalau begitu sini saya menyentuhnya” wajah Yenny Tang dengan wajah Susi saling menempel, mengulurkan tangan untuk menyentuh perut bundar Susi itu, sambil bercanda dengannya ‘luo luo luo’ tertawa tanpa henti.

“Iya, benaran sudah kenyang.” Yenny Tang menganggukkan kepala, berkata dengan puas.

Dia mengulurkan tangan untuk membantu Susi mengeluskan perut kecilnya, takut dia makan terlalu kenyang,perutnya jadi tidak nyaman, atau mungkin karena terlalu lelah, atau Yenny Tang merasa nyaman mengelus perutnya. Susi si kecil dengan sedikit demi sedikit mengecilkan matanya hingga terpejam, tidak lama kemudian ia ketiduran.

Nenek Fei tidak lama akhirnya selesai dari beres-beres, ia mengambil alih kembali Susi yang ketiduran di tempat Yenny Tang.

“Yenny, sungguh merepotkanmu, serahkan saja Susi kepada saya”. Nenek Fei mengambil alih Susi, dan berkata kepada Yenny Tang sambil tersenyum.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu