CEO Daddy - Bab 23 Jimson Sangat Angkuh

“Sarapan telah selesai disiapkan, Tuan Jimson Ye silahkan sarapan.”

Yenny Tang dan Jimson Ye duduk di sebuah meja untuk menyantap sarapan, meskipun tidak seperti yang ada di televisi menggunakan meja mewah yang panjangnya mencapai 3 meter, tapi tetap saja memberikan kehangatan tersendiri.

Tentang dia yang bagaimana bisa sarapan bersama dengan Presiden Direktur, jangan bercanda, dia juga bukanlah seorang pelayan.

“Buburnya terlalu kental, bumbu terlalu banyak, sama sekali tidak selera. Telur dan buburnya terlalu matang. Potongan daun bawang kurang tipis. Telur goreng terlalu kering, cakwe terlalu berminyak.”

Kamu benar-benar kelewatan, ingin sekali rasanya melempar bubur hangus ini ke mukanya.

“Meskipun rasanya tidak terlalu enak, tapi ini semua menang karena membuatnya menggunakan hati, apabila dipaksakan bisa mendapat nilai 98.”

“Terima kasih Direktur Jimson Ye.”

Tidak disangka, Jimson ternyata begitu puas dengan sarapan yang telah aku siapkan, ternyata Presiden Direktur adalah seorang yang angkuh.

“Total nilai adalah sepuluh.”

Mulutku yang penuh dengan air garam menyembur keluar.

Meskipun Jimson memilih sarapan yang telah disiapkan oleh Yenny Tang, tapi tetap saja habis.

Oleh karena itu,Jimson ternyata masih seorang yang angkuh.

Duduk di dalam sebuah mobil Cadillac yang sangat mewah untuk berangkat kerja, aku merasa sangatlah hebat.

Oh iya Jimson, mana mobil Maybach yang kemarinnya ayah gunakan untuk mengantarku ke kantor?

Dunia orang kaya, aku sebagai seorang sederhana hanya bisa berangan-angan saja.

Saat turun dari mobil, lagi-lagi dipanggil oleh Jimson Ye.

Ngomong-ngomong suasana ini sedikit familiar. Wow, sebelumnya pemeran utama wanita adalah dia, Jimson sebagai pemeran utama pria, selain properti yang berbeda, semuanya terlihat sama.

Jimson menggodainya, sedangkan dia belum lapor polisi, tapi kali ini...

“Kamu jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku kali ini tidak akan terjerat lagi.” Yenny Tang dengan wajah yang mengancam menatap ayah.

“Kamu terlalu banyak berpikir.” Ayah tidak tau dari mana asalnya mengeluarkan dompet, dan menggoyangkannya di hadapan Yenny Tang, “Aku bukannya telah berjanji padamu, kamu menyiapkan sarapan untukku, aku mengantarmu ke kantor, dan mereimburse ongkos mobil dan snack kemarin malam. Apa kamu sudah lupa?”

Dia benar-benar tidak mengingatnya.

“Semuanya 568.000, apa perlu memberikanmu faktur?”

“Tidak perlu.”

Jimson dari dompet mengeluarkan 6 lembar uang seratus ribuan dan memberikan pada Yenny Tang, “Jangan lupa mengembalikan padaku 32.000.”

Mendengar ayah menyuruhnya untuk memberikan uang kembalian, Yenny Tang merasa dirinya ada yang tidak beres.

Katanya seorang milyader, katanya kekayaannya ratusan milyar, seorang Presiden Direktur yang kapanpun bisa mengeluarkan cek sebesar 500 milyar untuk mempermalukan wanita pemeran utama.

Apakah ayah salah mengambil buku drama?

Dia sekarang merasa sedikit curiga, Presiden Direktur di dalam televisi yang bisa mengeluarkan cek itu bukanlah cek kosong kan?

Dengan hati yang tidak nyaman dia mencari uang 32.000 dari dalam tasnya, kemudian memberikan pada Jimson, dia dan Jimson selanjutnya tidak akan bisa bercanda bersama-sama lagi.

Dia tidak ingin mempedulikan ayah lagi.

“Yenny.” Jimson tiba-tiba memanggilnya.

Dia melenggokkan pinggangnya lagi, menunggu Jimson berbicara.

Akhirnya ayah mengulurkan tangan, dan merangkul pinggangnya, tangannya yang lain telah merangkul di lehernya. Suasana seperti ini sepertinya sedikit familiar, saat dia teringat dan ingin menghalangi menggunakan tangannya, bibir Jimson telah menempel, di atas bibirnya kesana kemari, gerakannya begitu lincah.

Lidahnya telah menerobos giginya yang tertutup rapat, lidahnya yang sangat lincah menjelajahi mulutnya, dan pada akhirnya dengan lidahnya saling terjerat.

Yenny Tang merasa nafasnya tersedot oleh orang yang ada di hadapannya, semua ruang nafasnya penuh familiar dan penuh dengan aroma. Saat dia merasa seperti tidak bisa bernafas lagi, Jimson baru melepaskan bibirnya.

Dia menghirup nafas dalam-dalam, baru saja dia hampir sesak nafas.

Ujung hidungnya dan ujung hidung Jimson saling bertubrukan, reaksinya yang cepat membuat Jimson menjadi senang.

Saat itu Jimson sama sekali tidak sadar, bahwa skill ciumannya itu tidak ada yang pantas untuk dipamerkan.

Saat akan pergi, dia menggigit ringan bibir merah Yenny Tang, setelah puas dia baru melajukan mobil meninggalkannya.

Terhadap kelakuan Jimson yang lari setelah menggodanya, dia benar-benar tidak tau harus bagaimana lagi.

Dia benar-benar merasa sangat kesal,Jimson lari begitu saja. Membuat semua kata-kata penolakan terhadap Jimson yang ada di dalam dirinya, kemarahan terhadap Jimson, atau untuk memukul Jimson tidak ada kesempatan sekali pun.

Apabila dia pergi ke Istana Ye untuk mencarinya, sangat memperlihatkan dia yang begitu perhatian.

Diputar balikkan seperti peran utama wanita di dalam sebuah novel, semuanya hanya untuk menarik perhatian Presiden Direktur.

Memikirkan tentang hal ini, ternyata ide yang dia gunakan sangatlah hebat.

Dia dengan lelah duduk di kantor, kemudian mengeluarkan hp dan menelpon Liando.

Untuk menyuruhnya menjaga baik-baik Lani, dan harus tepat waktu pergi ke sekolah.

“Ibu, kemarin pergi kemana?” Liando bertanya pada Yenny melewati telepon.

“Ooo, bertemu dengan bos gila, tengah malam masih saja menyuruhku untuk kesana membenarkan sketsa perencanaan.”

“Ibu, apa ibu sedang bertanggung jawab dalam sketsa perhiasan di Istana Ye?”

‘’Iya, ibu benar-benar sangat lelah.”

“Apakah Jimson Ye adalah bos Istana Ye?”

Hati Yenny Tang merasa bimbang, dia pun terdiam sejenak, ritme ini begitu tidak wajar.

“Kenapa? Apa kamu mengenal Jimson Ye?” Yenny Tang bertanya dengan hati yang bimbang.

Bukan dia terlalu berhati-hati, tapi Liando adalah seorang anak dengan IQ 200, dan EQ yang juga sangat hebat.

“Tidak kenal.”

“Aku tau ibu sedang membantu Istana Ye untuk mendesain perhiasan, saat pulang aku melihat di kios majalah ada membahas tentang Istana Ye, lalu aku hanya sedikit memperhatikan.”

Dalam hati, Yenny Tang menghembuskan nafas dengan lega.

Selain dirinya, tidak ada yang tau bahwa Lani dan Liando adalah anak dari Jimson Ye.

Harus diketahui 6 tahun yang lalu, dia dan Jimson Ye hidup tanpa ada setengah percakapan pun.

“Ibu, jangan terlalu berharap pada EQ sendiri.”

“Ibu juga jangan kelelahan.”

“Tidak bisa seperti itu, kalau ibu tidak rajin mencari rejeki, bagaimana ibu membiayai kamu dan Lani?”

“Aku bisa membiayai ibu dan adik.”

“Tidak perlu, tugasmu sekarang adalah bersenang-senang bersama adikmu, dan tumbuh tanpa rasa ragu.”

Perkataan ini sepertinya sedikit dalam.

“Sudah, ibu harus bekerja. Kamu setelah sarapan, berangkat sekolah bersama adikmu, saat menyeberang harus hati-hati.” Yenny Tang mengingatkanyya.

“Eng, ibu i love you.” Selesai berbicara, merasa ada yang mengganjal, dan langsung mematikan panggilan itu.

Mendengar perkataan manis dari anaknya, dalam hatinya terasa ada perasaan yang manis, dirinya seperti makan permen karet, saat bekerja tidak berhenti sama sekali.

Ternyata anakku Liando begitu pemalu dan juga angkuh.

Saat melanjutkan pekerjaannya, dia merasa sangat mengantuk, tanpa sadar dia tertidur.

Saat dia terbangun, dia melihat Edbert Fang berada di dalam ruangannya.

Dia terkejut, saat jam kerja malah tertidur tertangkap basah oleh bos, bagaimana ini?

Dia duduk dengan tegak, membuka bibirnya, dan tersenyum serta memperlihatkan 8 buah giginya.

“Kemarin malam aku sampai larut malam mendesain perhiasan, sehingga saat ini sangat mengantuk, awalnya aku hanya ingin memejamkan mata sebentar saja, hampir saja ketiduran.” Dengan sungguh-sungguh Yenny Tang bertanya, “Direktur Edbert ada urusan apa mencariku?”

Dia hanya memejamkan mata sebentar, hampir saja ketiduran, benar-benar bukan disaat yang tepat.

“Meskipun bekerja, tapi juga harus menjaga diri baik-baik, perhatikan istirahat.” Edbert Fang melihat pikiran kecil Yenny Tang, tapi dia tidak membongkarnya, “Tidak apa-apa, sekarang sudah memasuki jam makan.”

Yenny Tang hanya terdiam.

Makan lagi, Direktur Edbert sebenarnya seberapa suka mentraktirnya makan?

Dia tidak menyukai salad sayur, dia tidak menyukainya oke?

Dia mengambil segelas air untuk Direktur Edbert, dan dirinya juga minum seteguk.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu