CEO Daddy - Bab 186 Aku Akan Menunggumu Kembali

Seseorang yang terlihat manis, ramping, lembut dan lemah. Ini seperti seorang gadis yang bisa tertiup embusan angin. Mengenakan pakaian perawat berwarna putih membuat dia terlihat polos dan tidak berbahaya. Penampilan yang sederhana, polos, dan malang membuat orang merasa kasihan.

Gadis itu tampak khawatir: "Ranti. Apakah kamu baik-baik saja? Apakah kamu sakit?"

Wajah Ranti Lu dingin dan memandangi gadis itu dengan konyol sambil berkata: "Friska, bukankah ini idemu? Apakah kamu merasa kesakitan?"

Sepasang mata Friska penuh dengan tangisan, tetapi air matanya tidak mengalir keluar dan berbicara sambil ketakutan : "Ranti. Aku salah, aku hanya omong kosong. Aku tidak berpikir bahwa kamu menganggapnya serius. Kamu begitu cantik dan kehidupan keluargamu baik. Bagaimana bisa seorang Jimson tidak menyukai kekasih baik sepertimu? Aku berpikir mungkin wanita itu ingin menikah dengan Jimson Ye.”

Ranti Lu mendengar bahwa Friska menyebut wanita itu dan memikirkan dua orang di telepon sedang tersenyum dan memuji satu sama lain di balik layar teleponnya. Matanya berubah menjadi tajam.

"Kamu benar, Jimson hanya serakah dengan hal begitu. Cepat atau lambat, hatinya akan berubah.” Ranti Lu dengan penuh percaya diri.

"Yah, aku juga percaya bahwa Jimson akan berubah," Friska tersenyum lembut dan berkata : "Aku pikir wanita itu seharusnya tidak tahu bahwa Jimson Ye memiliki seorang kekasih yang baik sepertimu, atau aku bisa membantumu berbicara dengan wanita itu. Buat dia berhenti mengganggumu."

“Kamu tidak perlu melakukan itu.” Ranti Lu tersenyum dan berkata, “Kamu sudah membantuku dengan keras. Aku hanya ingin membantumu untuk mempertahankan posisi mu di keluarga Wei. Jika kamu benar-benar memiliki kekuatan, kamu tidak akan terusir di keluarga Wei selama bertahun-tahun. Tidak ada jalan lain untuk beriskap teguh di keluarga Wei. "

Friska menggelengkan kepalanya, wajahnya pucat, dan penuh dengan sakit hati dai berkata: "Ranti, jangan berkata seperti itu, aku membantumu karena aku benar-benar memperlakukanmu sebagai sahabatku. Mike meninggalkan rumah, aku dan orang tuaku sangat sedih. "

Ranti Lu mendengus, mengejek kata-kata Friska.

Friska hampir menangis. Dia menggigit bibirnya lalu berkata : "Ranti, aku tidak akan mengganggumu, aku akan kembali beberapa menit lagi."

Friska keluar dari kamar Ranti. Dia membuang rasa sedihnya dan melirik ke kamar Ranti.

Ranti Lu selalu memandang rendah dirinya dan orang yang selalu melihat rendah dirinya itu adalah Ranti Lu.

Sebagai wanita yang paling tua dari keluarga Lu, dia sudah membuat pandangan ke titik tingkat seperti itu.

Hari ini, untuk menarik Jimson Ye dari wanita lain, dia bahkan menggunakan trik melukai diri sendiri. Jadi dia dan Ranti Lu, tidak ada yang bisa mengatakan siapa yang atasan dan siapa yang bawahan.

Ketika Jimson Ye memanaskan susu, dia menelepon Yenny Tang dua kali, tetapi tidak diangkat. Ada senyum tak berdaya di wajahnya, sepertinya dia marah. Dulu, Jimson Ye merasa bahwa Yenny Tang tidak masuk akal, tetapi saat ini, dia merasa sedikit lucu.

Karena dia tidak menjawab telepon, dia mengirim pesan teks lagi : “Hari ini kamu pulang sendiri, ada sesuatu yang harus kulakukan. Kali ini aku berhutang budi padamu, dan aku akan membayarmu kembali beserta bunga tambahan di lain waktu.”

Ketika Yenny Tang menerima pesan teks, dia mendengus.

Sekarang saat memikirkannya, dia pun sudah sampai di rumah, dan orang kaya benar-benar plin-plan.

Dan waktu itu juga, suasana hatinya benar-benar buruk.

Dia tidak membalas pesan Jimson Ye. Dia turun dari mobil dan membayar, lalu dia mengencangkan pakaiannya. Angin dingin bertiup dari sisinya dan dia kedinginan.

Seorang pria keluar dari taman dan mengejutkan Yenny Tang.

“Yenny, jangan takut padaku.” Pria itu melompat ke sisi Yenny Tang, dan berkata dengan lembut.

Yenny Tang merasa lega saat mendengar suara Edbert Fang. Edbert Fang mengenakan rajutan baju dingin berwarna krem ​​dan sepasang jeans ramping berwarna hitam, dengan kakinya yang lurus dan ramping. Dia mengenakan mantel hitam tebal yang selutut, dimana itu membuat dia terlihat semakin tinggi.

Rambutnya dirawat sangat hati-hati, membuatnya terllihat menawan tetapi wajahnya sedikit merah dan malu.

“Edbert, mengapa kamu masih di sini? Sudah berapa lama kamu di sini?” Melihat penampilan Edbert Fang, Yenny Tang merasa bahwa hidupnya tidak baik. Rasa malu terhadap dirinya sendiri tiba-tiba menjadi sepuluh kali lebih dari sebelumnya.

“Tidak lama.” Edbert Fang menurunkan tangannya dan berkata, “Aku sudah bilang aku akan menunggumu kembali.”

Tidak butuh waktu lama, rambut Edbert Fang hampir membeku.

Yenny Tang marah dan mengomel: "Apakah kamu bodoh? Mengapa kamu menungguku di sini dengan cuaca yang begitu dingin? Mengapa tidak besok saja? Bahkan jika kamu harus menunggu, kamu dapat menemukan tempat yang hangat atau kamu bisa menunggu di dalam mobil. Apakah kamu ingin mati kedinginan?”

Setelah mendengarkan ceramah Yenny Tang, Edbert Fang tersenyum.

“Sudah hampir mati kedinginan, apakah kamu masih bisa tertawa?” Yenny Tang memandangi Edbert Fang, tidak marah.

"Ya." Edbert Fang berkata sambil tersenyum: "Aku melihat kamu masih peduli padaku, bahkan jika mati membeku, aku bersedia."

Yenny Tang mendengarkan kata-kata Edbert Fang, dan benar-benar ingin meninggalkannya sendirian dan membiarkan dia mati kedinginan.

"Pergi ke rumahku dan hangatkan dirimu." kata Yenny Tang kepada Edbert.

Edbert Fang tersenyum seperti anak kecil dan berkata: "Oke."

Dua orang berjalan berdampingan. Edbert Fang berjalan dua langkah menjauhinya. Yenny Tang bertanya: "Apa yang terjadi?"

Ketika Edbert Fang kembali, dia memegang sebuah kotak besar, dan beratnya tampaknya tidak ringan, dia tersenyum: "Lupa mengambil barang."

"Barang apa? Haruskah menggunakan kotak sebesar itu?" Tanya Yenny Tang.

"Ini untuk hadiah ulang tahunmu." Edbert Fang tertawa.

Pada sore hari, Yenny Tang memberikan pesan kepada Liando dan memberi tahu mereka bahwa dia tidak akan bersantap malam di rumah hari ini. Saat mereka pulang, Liando dan Lani belum tidur.

“Mami, kamu sudah pulang. Selamat ulang tahun!” Lani mendengar suara pintu terbuka, dia langsung menyapanya, memegang kaki Yenny Tang, dan suaranya penuh sukacita.

"Terima kasih, anak mami." Yenny Tang memeluk Lani, dan hatinya yang sebelumnya dingin kemudian terasa hangat.

Yenny Tang bergeser dan memberikan beberapa ruang untuk membiarkan orang luar untuk masuk dan berkata: "Masuk."

Tetapi, Lani tidak mengharapkan orang lain datang. Dia membuka matanya dan melihat Paman Fang datang.

“Paman Fang, selamat malam, aku belum melihatmu selama beberapa hari. Kamu berubah menjadi lebih tampan.” Wajah Lani tersenyum manis, dan perkataannya lebih manis dari senyumannya.

“Selamat malam juga Lani. Kamu juga sangat cantik.” Edbert Fang mengganti sepasang sandal, dia tersenyum.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu