CEO Daddy - Bab 93 Karena Kamu Papiku

Yana Luo dalam industri hiburan, foto-foto sexynya sangat terkenal, ia tak mungkin tidak tahu.

“Orang-orang hanya berprasangka, karena yang membuat skandal ini adalah James Ye. Dunia luar menunggu untuk melihat lelucon James Ye. Jika James Ye tidak melakukan apapun. Tidak akan ada tempat bagi Jason Ye untuk berpijak di Perusahaan Ye, tidak aka nada yang menganggap ini serius. James Ye merasa dibuang, jadi dia menggunakan cara ini untuk menunjukkan attitudenya. Jadi Jimson Ye hanya bisa mundur, dia hanya dijadikan batu loncatan untuk James Ye.” Yenny Tang merasa topik pembicaraan ini, sedikit berat. Ini adalah urusan keluarga orang lain. Buat apa terlalu banyak ikut campur, ia tersenyum menatap Yana Luo dan berkata: “ini pasti hanya kasus yang biasa terjadi dalam keluarga yang memiliki kekuasaan. Seperti Veve bermain dalam si kaya yang meninggalkan perempuan, keluarga kaya yang mempunyai anak haram, keluarga kaya dan menantu perempuan. Cinderella yang menikah dengan keluarga istana. Kamu tahu persis.”

Yang ia dapat hanyalah Yana Luo yang menampilkan bola mata putihnya.

“Melihat trik Jimson Ye yang mengalah untuk kakaknya. Ini sangat aneh, aku selalu merasa Jimson Ye berbuat seperti ini karena ingin melakukan sesuatu yang besar, ia hanya ingin memberi kakaknya pelajaran saja.” Kata Yana Luo: “Dia telah menjalani bertahun-tahun di perusahaan, dan menggunakan metodenya. Tak hanya seluruh perusahaan, kupikir perusahaan Ye 80 atau 70 persen saham kepemilikan akan jatuh kepadanya. Dia adalah orang yang ahli dalam bidangnya, orang lain tidak akan mudah melawannya.

Yenny Tang mengacungkan jempolnya ke Yana Luo: “Yana Luo, kamu terbaik, kamu benar sekali.”

Liando dan Lani masih kecil, selain Yenny Tang tak ada yang mengerti dunia mereka.

Jadi Yenny Tang tidak ingin membahas mana yang benar dan mana yang salah dalam keluarga Ye. Kedua anaknya sangat pintar, tapi mereka masih berusia 5 tahun.

Mereka sangat asyik mengobrol, sampai tidak menyadari bahwa Liando daritadi memperhatikan mereka dan mendengarkan mereka dengan raut wajah yang tenang.

Lani melihat raut wajah Liando yang penasaran, melonggarkan lehernya, lalu melanjutkan makan lagi, dan membuat dirinya sebagai tong makanan.

Liando mengerutkan keningnya, dan menggenggam sumpitnya kuat-kuat.

Makanan itu, mereka makan dengan puas.

Liando masih mending, anak ini tidak akan membuat orang khawatir.

Jelas-jelas lahir dari orang tua yang sama, makan makanan yang sama, tapi Liando lebih dapat memahami sesuatu, hanyalah anak kecil yang tidak peduli apapun.

Makan hotpot tidak kenal pantangan, makan sampai perut menjadi bulat.

Yenny Tang mengambil obat pencernaannya dan memakannya, dan meraba-raba perutnya yang membuncit.

Lani besandar dalam pelukan Yenny Tang, ia sangat penurut dan cantik, ia selalu tersenyum manis, : “Mami, badan mami empuk sekali, wangi juga, aku suka dipeluk mami seperti ini.”

“Boleh, nanti kalau mami punya waktu luang, mami akan memelukmu.” Yenny meraba perut kecil anaknya, dan berkata dengan nada yang lembut.

Selesai makan, Liando mencuci mangkuknya, lalu kembali ke kamar.

Ia membuka laptopnya, kedua tangannya dengan cepat menari-nari di atas keyboard.

“Maafkan aku, aku tidak mengira bahwa menyebarkan video Jason Ye akan mempengaruhi perusahaan.” Wajah kecil Liando muncul di layar, terlihat tegang dan gelap karena hanya disinari cahaya dari laptop. Sepasang matanya hitam dan dalam, seperti mata seseorang hanya saja berwarna hijau.

Jika ia memiliki waktu untuk tumbuh dewasa, ia akan tumbuh lebih kuat dari siapapun.

Ketika Jimson Ye melihat pesan tersebut, ia mengerutkan kening.

Ia tidak tahu tujuan dari orang ini, apakah hanya orang iseng yang membuang-buang waktu. Tapi dia penasaran dengan orang yang berada di seberang computer.

ia sembarang menjawab: “video itu kamu yang menyebarkan?”

”Iya.” Jawabnya singkat.

“Mengapa kamu melakukan hal itu? Apakah Jason Ye berbuat salah padamu?” Jimson Ye mulai tertarik.

“Ia menyiksa orang yang tidak seharusnya disiksa.”

“Sekarang kamu tahu bahwa aku ikut terseret dalam kasus ini, jadi bagaimana kamu akan memberiku kompensasi?”

“Apa yang kamu mau?”

Aku ingin jabatanku di Perusahaan Ye kembali, aku ingin menjadi direktur di Perusahaan Ye lagi, dan seluruh perusahaan akan menjadi milikku, Jimson ye.” Jimson Ye menggodanya.

Sebenarnya seluruh perusahaan memang sudah menjadi miliknya, ia hanya menggoda hacker kecil itu saja.

Jason Ye saat ini mengira bahwa ia telah mengambil alih perusahaan Ye, tapi ia tidak berpikir bahwa itu hanya titipan saja, dia hanya magang part time disana, dan membantunya bekerja.

Pendar lampu yang pucat menyinari wajah datar Liando. Di layar muncul wajah khas keturunan dinasti Song, alisnya menyatu.

Selang beberapa menit, lawan bicaranya menjawab: “Baiklah.”

Jawaban ini mengejutkan Jimson Ye, jawaban ini benar-benar menohok dan memiliki arti besar.

Biasanya Jimson Ye akan tertawa dalam situasi seperti ini, karena orang di seberang sama menjanjikan hal-hal yang tidak pasti. Tapi saat itu lawan bicaranya terdengar sangat serius, walaupun tidak bertele-tele, hanya satu kata terucap, tapi ini membuat Jimson Ye tahu bahwa orang itu serius.

“Kamu tahu jawaban ‘baiklah’ itu artinya apa?” tanya Jimson Ye.

“Artinya aku sepakat, membantumu mendapatkan perusahaan Ye.” Orang itu sangat dingin.

“Ini bisa disebut berkhayal, mengapa kamu bisa berpikir bahwa kamu bisa membantuku?”

“Karena ulah tanganku, kamu kehilangan jabatanmu sebagai direktur.”

Orang di seberang bukanlah orang biasa, jika bukan karena ingin memberi Jason Ye pelajaran, membuatnya tahu apa saja miliknya yang ia tak bisa dapatkan, jadi tidak akan ada orang yang berani mengambil apapun yang menjadi miliknya.

Tapi Jimson Ye sangat tertarik dengan orang ini, jari-jarinya dengan lincah di atas keyboard, mengetik banyak kata.

“Kamu tidak usah membuang-buang tenagamu, kamu tidak akan menemukan apapun.”

Ketertarikannya berkurang, tidak terlihat, lawan bicaranya memang punya sesuatu, tapi ia takkan menemukan apapun, bahkan alamat IP sekalipun.

“Mengapa kamu ingin membantuku? Apa hanya karena aku ikut terseret dan dirugikan?” Jimson Ye mengetik di komputernya, ia tetap terus mencari alamat IP.

“Karena kamu papiku, jadi aku setuju untuk membantumu.” jawabnya

Jimson Ye melihat kata-kata yang diketik dengan font dan ukuran yang sama itu, tangannya bergetar, beberapa kode acak muncul di layar, lalu tiba-tiba computer itu berhenti bekerja.

Liando menunggu jawaban dari Jimson Ye dalam waktu yang cukup lama, jangan-jangan ia membuatnya sangat terkejut?

Liando mendengar langkah kaki mendekat, ia mematikan laptop dan berencana untuk istirahat.

Jimson Ye bukannya terkejut, tapi sebenarnya ia marah, siapa yang berani mempermainkannya?

Anak? Bagaimana bisa ia tidak tahu ia memiliki anak yang sudah besar seperti itu?

Dia harusnya bersyukur, masih untung ia mengaku anaknya, bukan cucunya.

Komputernya mati, setelah dihidupkan kembali, melihat lawan bicaranya sudah offline.

Jimson Ye berpikir, jangan-jangan sudah tidur?

Ia melihat jam, masih pukul 08.30, jangan-jangan hacker ini sudah tidur? Sangat memalukan bagi seorang hacker.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu