Chasing Your Heart - Bab 309 Lepas Dari Bahaya.

Hidung Regina Mo terasa perih saat mengatakannya, air matanya jatuh, lalu Regina Mo menggenggam tangan Arthur Sheng, menutupi luka pria itu dengan rapat, "Ar... Arthur... kamu pasti tidak apa-apa, kan?"

"Kita tak bisa ke rumah sakit." Sangat tak disangka Billy Gu malah menolak.

Bercanda ya? Di dalam negeri mana bisa luka seperti ini dimunculkan di hadapan publik?

Regina Mo yang awalnya sudah panik, dunianya seakan runtuh saat Billy Gu menjawab begitu.

Regina Mo bertanya dengan panik, "Lalu bagaimana ini?"

Dahi Billy Gu berkerut, "Kamu bantu hentikan darah Arthur dulu, aku akan menghubungi yang lain."

Selama di perjalanan, sorot mata Billy Gu tampak serius, tak henti-hentinya pria itu menelpon.

Usahanya termasuk tak sia-sia, setelah mengantar Arthur Sheng pulang dengan tenang, di rumah sudah ada dokter.

Dokter melihat mereka berusaha mengangkat Arthur Sheng untuk turun dari mobil, lalu Regina Mo mengelap air matanya dengan kedua tangannya yang berlumuran darah.

Saat mendongak, yang dilihatnya adalah seorang pria memakai jas dokter, pria itu sangat muda. Melihat mereka masuk, dokter langsung memakai sarung tangan dan berkata, "Kenapa banyak sekali darahnya? Cepat bawa dia masuk!"

Billy Gu menatap khawatir ke Arthur Sheng, lalu mengangguk pada pria di hadapannya, "Jordi, maaf merepotkanmu!"

Bagusnya adalah di sini sudah banyak disediakan alat medis. Setelah membawa Arthur Sheng masuk ke kamar, dokter bernama Jordi mulai menyelamatkan Arthur Sheng dan mengambil peluru di dalam tubuhhnya.

Di tengah proses itu, Regina Mo menggigit bibirnya melihat pemandangan yang mengejutkan untuknya.

Di saat yang sama, hatinya seperti dikoyak pisau berkali-kali.

Regina Mo merasa sedih sekali sampai rasanya sesak.

Regina Mo sangat berharap semua rasa sakit itu bisa digantikan oleh dirinya!

"Arthur..." genangan air mata menghalangi pandangan Regina Mo, wanita itu terus memanggil-manggil nama Arthur Sheng.

Akhirnya operasi yang menegangkan selesai, peluru berhasil dikeluarkan dari tubuh Arthur Sheng.

Setelah itu disuntikkan obat dan dijahit.

Regina Mo melihat kain yang ternodai darah di lantai, tak henti-hentinya Regina Mo menyalahi dirinya sendiri, rasa sakit tak henti-hentinya menghampiri hatinya.

Mungkin Arthur Sheng terluka sangat parah. Di tengah proses operasi, selain mengeluarkan suara erangan kesakitan, selama proses itu Arthur Sheng sama sekali tak sadar.

Setelah melihat Jordi keluar dengan bajunya yang banyak terkena darah, Regina Mo langsung menghampirinya, "Dokter Yan, apa Arthur baik-baik saja?"

Jordi mengelap keringat di kepalanya, "Dia cukup haik, dia sudah berhasil kabur dari bahaya."

"Tapi kenapa dia belum sadar?" Regina Mo teringat wajah Arthur Sheng yang sangat pucat seperti kertas.

"Sekarang dia kehilangan banyak darah, lukanya juga cukup dalam, mungkin beberapa syarafnya ada yang lumpuh lalu tak sadarkan diri." Jordi berpikir sebentar lalu bicara, "Untuk sementara waktu jangan mengganggunya, biarkan dia istirahat dengan tenang."

"Selama lukanya dirawat tepat waktu, semuanya akan membaik."

Regina Mo mengangguk, sepasang matanya yang bening tak bisa menutupi kepanikannya.

Setelah itu Regina Mo selalu berada di depan ranjang Arthur Sheng, merawat suaminya.

Mengetahui Arthur Sheng berhasil lolos dari bahaya, Billy Gu juga bernapas lega.

Tapi ketenangannya tak berlangsung lama, bawahannya membawakan berita buruk.

"Tuan Gu, maaf. Cherry sangat licik, kami tak bisa menangkapnya." Orang di depannya menunduk, wajahnya tampak menyesal.

"Apa?" Wajah Billy Gu langsung berubah suram, "Kemana orangnya?!"

Cherry... lagi-lagi wanita itu dengan beraninya membuat marah, tidak hanya melukai pegawainga, kali ini dia juga melukai Arthur Sheng dengan parah dan hasilnya dia malah kabur.

Direktur Sheng World Group tak diduga dilukai oleh seorang wanita? Jika berita ini tersebar keluar, bukankah itu akan jadi bahan tertawaan orang-orang?

Mau taruh di mana reputasi mereka?

"Aku juga tak tahu. Dia cepat sekali, kami terus mengejarnya dan akhirnya bayangannya tak terlihat." Bawahan Billy Gu seperti sangat kesulitan menjawab.

Kalau diingat-ingat, wanita ini memang luar biasa. Jelas-jelas mereka melihat Cherry pergi dalam keadaan terluka, lalu mengikuti jejaknya, mengejar sampai ke pinggir sungai tapi tak ada jejak apapun darinya.

Mereka juga bukannya menyuruh orang untuk ke dasar sungai mencari Cherry, tapi tetap tak menemukan apapun, Cherry seperti menguap hilang begitu saja.

Billy Gu mengatupkan bibir, dengan wajah suram berkata: "Perluas pencarian dan cari lagi!"

“Ya!”

……

Tengah malam.

Regina Mo menatap ke pria yang terbaring lemah di ranjang, jemarinya mengusap wajah pria itu dengan penuh sayang, air matanya tak bisa berhenti.

Beberapa jam sudah berlalu, mata Regina Mo sudah berubah bengkak menjadi buah persik.

Di waktu ini, tak henti-hentinya Regina Mo memohon agar Arthur Sheng sadar lebih awal, memohon pada Tuhan agar dirinya bisa menanggung rasa sakit yang dimiliki suaminya.

Dan mungkin Tuhan sungguh mendengar permohonan Regina Mo.

Ketika Regina Mo mengambil kapas basah untuk mengelap bibir Arthur Sheng, bulu mata tebal Arthur Sheng bergetar, dahinya berkerut.

Setelah itu Arthur Sheng membuka matanya.

Regina Mo hanya merasa hatinya saat itu bergetar, Regina Mo melempar kapas basah itu dengan panik, rasanya saat itu hanya ingin menarik Arthur Sheng masuk ke dalam dekapannya. Regina Mo menangis keras, melampiaskan seluruh kekhawatiran dan kerinduannya pada Arthur Sheng.

Tapi pada akhirnya akal sehatnya bisa mengontrolnya.

Sekarang Arthur Sheng masih terluka, dirinya tak boleh menghambur begitu saja ke Arthur Sheng, kalau tidak lukanya akan bertambah parah.

Sakit di luka itu membuat Arthur Sheng mengerang.

"Sakit?" Regina Mo langsung bertanya.

Arthur Sheng menutupi telapak tangan Regina Mo yang dingin, malah menjawab diluar topik, "Bodoh, kenapa kamu belum istirahat?"

"Aa... aku... kamu..."

Perkataan hangat itu memvuat Regina Mo kembali menelan ucapannya lagi.

Air matanya kembali jatuh, dengan terisak menjawab, "Ha.. hampir saja aku tak melihatmu lagi..."

Regina Mo benar-benar berubah menjadi cengeng, selain menangis, tak ada yang bisa dia lakukan.

Arthur Sheng paling tak bisa melihat Regina Mo seperti ini, melihat istrinya menangis, hati Arthur Sheng seperti remuk.

Arthur Sheng menghela napas, "Aku baik-baik saja, bodoh."

Regina Mo menggeleng, tangisannya semakin keras.

Melihat hiburannya tak berguna, Arthur Sheng tak memiliki cara lain, lalu mendekat pada Regina Mo dan mencium bibirnya.

Secara tak langsung Arthur Sheng menjilat air mata Regina Mo yang jatuh di bibir wanita itu, Arthur Sheng merasa bagian perutnya terasa panas. Wanita ini sangat candu seperti narkoba... yang paling aneh adalah air mata Regina Mo tak disangka malah terasa manis.

Regina Mo tak menyangka Arthur Sheng tiba-tiba maju ke depan, mata Regina Mo membesar, tubuhnya kaku, tak tahu harus merespon apa.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu