CEO Daddy - Bab 291 Penuh Dengan Ambiguitas

Tepatnya di kota B masih ada Ranti Lu, setiap saat mengingatkan dia, jangan terlalu berharap pada pria yang sudah memiliki kekasih.

Dia hanya bisa memikirkan satu hal, secara acak dan itu dia.

Apa yang akan dipikirkan Jimson Ye, jika dia mengatakan yang sebenarnya? Akankah terlihat sangat bodoh.

“Ternyata ini permasalahnya.” Jimson Ye mengangkat bibirnya , sambil tersenyum, tetapi didalam senyumnya ada 4 poin dengan maksud tertentu, 6 poin ketidakpedulian, dia berkata: “masalah ini tidak usah kamu pikirkan lagi, langsung saja tanyakan padaku.

Kamu tahu?” tanya Yenny Tang dengan terkejut.

“Tahu.” Ucap Jimson Ye dengan sedikit arogan dan penuh rasa percaya diri: “kamu kira hanya penampilan ku saja yang terlihat seperti CEO? Jika aku ingin memeriksa sesuatu tidaklah susah, serta kesalahan dan kelalaian, jika aku tidak mengkhawatirkan kamu dulu, aku sudah menarik orang itu keluar.

“Siapa?” Tanya Yenny Tang dengan heran.

Jimson Ye tidak menjawab pertanyaannya, namun memandangnya dengan penuh arti, berkata: “kamu tahu aku seorang pengusaha kan, pengusaha memiliki keuntungan yang besar, aku menghabiskan begitu banyak tenaga untuk mencari tahu, kamu mengambilnya dengan begitu saja? “

“Berapa banyak uang yang kamu mau?” Yenny Tang menggertakan giginya.

Dia berpikir mereka adalah dua orang saling mencintai, apanya yang saling mencintai, jelas-jelas orang idiot dengan khayalan liarnya saja.

“Apakah aku terlihat kekurangan uang sedikit itu darimu? “ Tanya Jimson Ye.

“Kalau gitu apa yang kamu mau?” Tanya Yenny Tang dengan manis.

Jimson Ye mengulurkan tangannya, mengangkat dagunya, wajah keduanya semakin dekat, bernafas mengenai satu sama lain, merasakan tempo masing-masing.

“Menurut mu?” tanya Jimson Ye dengan ambigu.

Wajah Yenny Tang tiba-tiba memerah, wajah putihnya seketika berubah menjadi sedikit merah merona, dia mengigit bibirnya, menepis tangan Jimson Ye yang sedang menyentuh dagunya, dan langsung berdiri, dengan geram berkata: “jika kamu tidak mau mengatakannya ya sudah, aku juga bisa cari tahu sendiri, tidak harus bergantung padamu.”

Setelah selesai berbicara, dia memilih duduk ditempat yang jauh dari Jimson Ye.

Jimson Ye menggelengkan kepalanya. Karakternya bisa dibilang masih oke, dibanding aku dia tampak lebih seperti seorang pengusaha sukses

“Nih ….. buat kamu.” Jimson Ye memberikan sebuah berkas folder pada Yenny Tang.

Yenny Tang mengambil folder tersebut dengan ekspresi yang senang, dia tidak bertanya apa isi yang ada didalam folder, karna sudah bisa menebak.

“Terima kasih.” Ucap Yenny Tang dengan senyum liciknya, sama seperti rubah yang mendapatkan kemauannya, sepertinya catatan yang ada didalam hp akan diganti, dia seharusnya mendapat julukan rubah licik.

Orang satu-satunya yang bisa mendapatkan keuntunggan dari Jimson Ye adalah dia, siapa suruh mereka memanfaatkan satu sama lain.

Yenny Tang membuka folder tersebut dengan gembira, ketika melihat namanya, dia terkejut.

Dia tidak pernah sekalipun meragukan orang itu, jadi dia sangat terkejut.

Ternyata itu dia.

Dia ingat ketika dia meniggalkan Kota B untuk lomba, jelas jelas masih musim semi, tapi setelah kembali, berubah jadi musim panas, cuaca mulai panas.

Waktu adalah hal yang paling kejam sekaligus terindah di dunia, murni dan mulia, semua orang ingin memilikinya, tapi jika kamu melewatkannya, tidak ada cara untuk mengejarnya kembali.

Dalam perjalanan mengantar Yenny Tang pulang, Jimson Ye meraih tangan Yenny Tang, berkata: “kamu tidak perlu khawatir, aku akan menangani masalah ini.”

Pernyataanya tidak langsung, jika sebelumnya, Yenny Tang mungkin akan dengan bodohnya bertanya, apa artinya?

Tetapi di Negara Y, seiring berjalannya waktu mereka saling memahami satu sama lain, bahkan ketika dia berbicara dengan sangat samar, dia mengerti apa yang dia bicarakan.

Dia ingin meraih kembali tangannya, tetapi Jimson Ye memegangnya dengan sangat erat sehingga tidak bisa dilawan.

Yenny Tang sangat bersyukur dan terkesan atas bantuan Jimson Ye kepadanya, dia membantunya sangat banyak, dia tidak bisa lagi menganggap Jimson Ye sebagai orang yang tidak relevan, setidaknya mereka adalah teman.

Dipegang, pegang karena dia merasa dihatinya ada yang ganjal, ini adalah sesuatu yang hanya bisa dia terima sekarang.

Jimson Ye tidak tahu apakah karena wawasan ke dalam pikirannya, tidak mengambil tindakan yang lebih lanjut, dibanding waktu mereka bertemu enam tahun kemudian, keduanya terlalu sering berakting, tiba tiba berubah menjadi angin sepoi-sepoi, gaya artistik.

“Tidak usah, masalah ini akan kutangani sendiri, ini bukan masalah besar. Bunuh ayam dengan pisau? Dengan identitas mu, orang seperti dia bisa ku urus sendiri.” Yenny Tang memalingkan wajahnya, menatap Jimson Ye dengan serius, menunjukkan sikapnya.

Jimson Ye tidak berbicar sepatah katapun, setelah sampai, dia baru sadar: “ oke, tapi jika ada apa apa kamu harus segera hubungi aku, kamu jangan terlalu banyak berpikir, istirahatnya sejenak, dan janji uang yang akan saya berikan, akan kukirim dua hari lagi.

“Terima kasih.” Begitu Yenny Tang mendengar dia akan mendapatkan uang, seketika berubah jadi senang dan tersenyum, semua hal yang tidak menyenangkan dilupakannya dalam sejenak.

Sekarang dia benar benar merasa bahagia, Jimson Ye bersedia mendengarkan pendapatnya, dan akan memberinya gaji, dia merasa ini adalah berkah dari langit, bagus.

Kabar dia hari ini kembali kenegaranya,tidak ada yang tahu, selain Lili Shen dan Jimson Ye,.

Dia tidak pernah memberitahu Yana,Celine juga tidak, apalagi kedua anak itu. Dia ingin memberi mereka kejutan, malamnya pergi kesekolah jemput Liando dan Lani, dan tidak akan meninggalkan mereka lagi, juga tidak perlu tinggal di asrama sekolah lagi.

Hanya saja saat membuka pintu, dia melihat Lani ada dirumah.

Lani mendengar suara, mengira Celine datang, dia mengangkat kepala melihat mami yang sudah lama tidak bertemu dengannya. Dia segera menggosok matanya.

Dia berpikir pasti karena terlalu merindukan mami, berpikir matanya buram, jadi mengira kakak Celine adalah mamanya.

Yenny Tang selesai mengganti sepatunya, melihat mata putrinya yang terbuka lebar, melihatnya dengan tatapan kosong, tampak sangat imut, benar benar bisa meluluhkann hati semua orang.

Dia melangkah maju, mata sedikit sakit, empat bulan tidak bertemu putrinya, dia tampaknya telah tumbuh tinggi, dan….. sedikit gemuk.

“Ada apa? Baru empat bulan tidak bertemu, sudah tidak ingat mami lagi?” Yenny Tang berjalan kesisi Lani, berjongkok, dan menyapa Lani, dan tersenyum manis hangat kepadanya.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu