CEO Daddy - Bab 447 Anak-anak Di Culik Oleh James Ye (2)

Liando mengusap-usap kepala Lani, ia tak menjawab pertanyaannya, ia menenangkannya: “Tidak apa, mami tidak akan menyalahkan kita, mami dan papi akan datang untuk menolong kita.”

Saat James datang ke sekolah, kepala sekolah sendiri lah yang membawa mereka. Tidak sedikit orang yang mengikut di belakangnya, saat di lihat semuanya adalah para pemimpin sekolah, wajah mereka penuh dengan senyum menjanjung sembari berbicara dengannya. Pada saat itu Liando sudah tau, ia dan Lani tidak memiliki kesempatan untuk memilih.

Hal itu bisa dilihat dari sikap menyanjung para pemimpin sekolah terhadapnya, pendapat anak kecil berumur enam tahun seperti dia dan juga Lani tidak akan di anggap di status sosial James Ye, tidak peduli mereka mau bekerja sama atau tidak, pada akhirnya mereka mereka tetap akan ikut dengan James Ye.

Dan yang tak dapat di sangkal adalah, James Ye memanglah kakek mereka.

Orang yang mengerti sejarah barulah dapat disebut orang pintar, ia selalu paham dengan perkataan itu, sehingga ia tidak memberontak, lalu dengan patuh meninggalkan sekolah bersama James Ye, dan tidak berdebat dengan James Ye.

Tapi takutnya sebelum papi menyelesaikan semua keributan yang terjadi padanya, mereka akan tinggal di rumah keluarga Ye.

Sikap patuh Lani hanya berlaku sementara, sesaat ia langsung menyadari itu bukanlah jalan pulang kerumahnya.

“Kamu salah jalan, ini bukan jalan kerumah kita, jangan jalan kearah sini!” Jawab Lani tidak puas.

“Kamu yang salah ingat, ini adalah jalan pulang kerumah.” Jawab James Ye sembari tertawa.

Di saat yang bersamaan ia juga bergumam di dalam hatinya, anak kecil ini belum terlalu besar, tetapi begitu cerdas. Anak perempuan yang cerdas dan cantik seperti ini, walaupun dia bukanlah cucunya, tetapi tetap akan membuatnya menyukainya.

“Aku tidak ingin kembali, kamu antar kita kerumah ibu angkat Yana Luo saja.” Ujar Lani hati-hati.

“Bersikap baiklah sedikit, kita akan segera sampai.”

“Kamu bohong, kamu menjual anak kecil, itu melanggar hukum, aku akan melaporkannya ke polisi.” Ujar Lani.

“Aku tidak berbohong dengan kalian, aku adalah kakek kalian.” James Ye tetap mengendarai mobilnya dengan tenang, ia berkata: “Papi kalian adalah putra ku, bukannya waktu itu kita sudah pernah bertemu? Apakah kamu sudah tidak ingat?”

“Aku ingat kamu, kamu adalah orang jahat, dan kamu juga memarahi mami ku.” Lani mengomentarinya dengan padangan penuh amarah.

“Aku bukan orang jahat, ini adalah masalah diantara orang dewasa, kamu masih kecil, belum mengerti, tunggu kamu besar nanti baru mengerti.”

“Kamu adalah orang jahat.” Lani mempertahankan pendapatnya, Lani menjulurkan tangan meraih ia yang sedang mengendarai mobil: “Cepat lepaskan kita, aku mau pulang.”

“Aku sedang mengendarai mobil, kamu jangan berisik.”

“Aku mau pulang kerumah, aku mau pulang kerumah, aku mau mami, aku mau papi.” Suara Lani menusuk telinga.

Suara bising Lani membuat James Ye sakit kepala, Liando duduk tenang memandang dengan tatapan dingin.

“Cepat bujuk adik mu, aku sedang mengendarai mobil, berbahaya.” Jimson Ye di buat pusing hingga tak berdaya, ia hanya bisa meminta tolong kepada anak kecil yang sedari tadi duduk bagaikan patung hias, walaupun dia hanyalah anak berumur enam tahun, tetapi secara mengejutkan dia sangat dapat diandalkan.

“Boleh.” Jawab Liando tenang sembari menganggukan kepala, lalu berkata: “Tetapi kamu harus menjawab satu pertanyaan ku.”

“Kalau itu harus mengantar kalian pulang, maka tidak perlu membahasnya lagi.” James Ye dengan serius melakukan tawar menawar dengan Liando, setelah selesai bicara, ia sendiri merasa prilakunya sungguh mengemaskan.

“Aku ingin menelpon mami, aku takut dia khawatir.” Liando mengatakan permintaannya.

“Baik.” James Ye berpikir tidak ada perubahan yang begitu berarti walaupun ia menelpon Yenny Tang sekali pun, dia hanyalah seorang perancang kecil.

Liando telah mencapai tujuannya, lalu dengan cepat menarik tangan Lani, ia berkata: “Lani, jangan menangis lagi.”

Mendengar perkataan kakaknya, walaupun ia masih menangis dengan suara kecil, tetapi ia tak lagi menggunakan kemampuan menjeritnya yang menusuk telinga, seketika seisi mobil menjadi tenang. Sepertinya dia telah lelah menangis, lalu perlahan menyandarkan tubuhnya ke bahu kakanya, lalu dengan pelan bertanya: “Kakak, apakah ekting ku bagus?”

“Sangat bagus.”

Tiba-tiba James Ye membawa dua anak yang begitu bersinar, membuat Aurel Liu sangat terkejut, dia pikir mereka adalah anak haram dari James Ye.

Tetapi setelah melitah wajah dari kedua anak itu, mereka berbeda dari anak-anak pada umumnya, terlihat ada sedikit ras campuran. Hidungnya mancung, kulitnya putih, dan bayangan musuhnya terlihat samar-samar pada mereka

“Anak dari mana ini?” Aurel Liu pura-pura tidak tau, lalu melangkah maju, bertanya sembari melihat kearah kedua anak tersebut dengan sebuah senyuman.

“Ini adalah darah daging keluarga Ye, ayo panggil nenek.” James Ye menatap kedua anak tersebut dengan raut wajah lembut sembari berkata kepada mereka.

“Nenek ini bukanlah nenek ku, aku tidak ada nenek.” Lani dengan sombong menaikkan dagu kecilnya, dagunya yang bulat terangkat keatas, memperlihatkan kecantikannya.

Melihat Lani menaikkan dagunya dan menunjukkan sikapnya yang sombong, membuat mata Aurel Liu sakit, beberapa tahun yang lalu juga ada orang dengan pandangan seperti itu melihat kearahnya, tetapi akhirnya orang itu meninggal. Wajahnya seketika berubah menjadi dingin, tatapan matanya yang jahat memandang kearah wajah kecil Lani yang cantik, lalu tersenyum dingin dan berkata: “Aku juga tidak ingat aku ada cucu perempuan.”

Liando dapat melihat wajah penuh kebencian yang tidak dapat di sembunyikan, terutama saat ia melihat wajah Lani dengan pandangan dingin, seperti racun ular.

Dengan wajah yang berhati-hati ia melindungi Lani di belakang tubuhnya, lalu berkata: “Kamu bukannya tidak ingat, tapi kamu memang tidak memiliki cucu laki-laki dan perempuan.”

Melihat wajah Aurel Liu yang semakin tidak enak di lihat, James Ye tidak banyak berpikir kembali, ia hanya menganggapnya murni tidak menyukai kedua anak ini, di tambah dengan perkataan Lani yang tidak enak di dengar, sehingga dia tidak senang. Kedua anak ini adalah cucu-cucunya, kedepannya mereka akan hidup di keluarga Ye, dia tidak ingin membuat hubungan ini semakin kaku, lalu berkata: “Apa yang sedang kamu perhitungkan dengan kedua anak ini, mereka masih kecil, masih belum mengerti.”

Aurel Liu menghela napas dingin, berkata: “Kalau mereka baik-baik, aku bukanlah orang yang tidak kompeten, kalau mereka baik-baik, aku juga bisa membantu mu mengajari mereka.”

“Siapa yang menuruhmu mendidik, aku juga sama sekali tidak suka di sini.” Lani merapatkan bibirnya, matanya melotot, lalu berkata dengan tegas.”

“Sudah, perintahkan orang agar membereskan dua kamar untuk mereka berdua tinggal, lalu juga belikan beberapa baju dan juga kebutuhan sehari-sehari untuk mereka, kedepan mereka akan tinggal lama di sini.” James Ye melihat Aurel liu dan juga kedua anak ini tidak akan dapat di satukan, sehingga dia tidak memaksa lagi, kemudian memotong perkataan Aurel Liu lalu memerintah.

Kalau memang tidak dapat disatukan yasudah, yang jelas Aurel Liu dan kedua anak ini juga tidak ada hubungan darah sama sekali.

Aurel Liu mengeha napas dingin, ia berbalik badan lalu pergi.

“Aku juga tidak suka tempat ini, nenek itu telalu seram.” Lani menggenggam tangan Liando dan berkata.

Suaranya terbilang tidak kecil dan masih dapat di dengar, yang tidak seharusnya di dengar tetapi terdengar. Aurel Liu berjalan maju, dan tidak memperhatikan kedua anak beruang itu lagi, ia mempercepat langkahnya.

Benar-benar satu keluarga, sama menjijikkannya seperti ayahnya yang tukang pinjam uang dan ibunya yang murahan, lebih seperti nenek mereka yang menjijikkan

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu