CEO Daddy - Bab 208 Identitas Diri Yang Tidak Dapat Disembunyikan

“Kakak Sepupu” Jimson Ye mengubah panggilannya kepada Marvin Liu.

"Nona Tang, Anda adalah perancang yang sangat terkenal. Aku telah melihat desain Anda. Aku tidak menyangka Nona Tang masih sangat muda, begitu cantik," Marvin Liu berkata kepada Yenny Tang.

“Tuan Liu, anda terlalu memuji” Yenny Tang berkata sambil tersenyum.

Pada saat yang sama, dia juga diam-diam waspada tentang Marvin Liu. Terkadang orang yang tangguh dan keras tidak begitu menakutkan, justru orang yang diam-diam seperti Marvin Liu ini yang membuat orang merasa takut. Dia menoleh ke Jimson Ye dengan perasaan sedikit khawatir sejenak.

Jimson Ye merasakan tatapannya dan memberikan pandangan yang menenangkan. Agar Yenny Tang merasa hangat di hatinya.

“Kalian silahkan lanjutkan, aku dengan Kakak sepupu Jason Ye ini berkeliling menyapa tamu undangan sebentar.” Marvin Liu berkata kepada Jimson Ye : “Tunggu lain hari kamu ada waktu, aku akan traktir makan, mengundang kamu dan Kak Yenny Tang sebagai rasa terima kasih.

“Oke” Jimson Ye menganggukkan kepala setuju.

Marvin Liu bukan orang yang gampang, kalau tidak lagi bersama Jason Ye. Orang seperti dia dengan mudah dapat menangkap niat baik seseorang, seperti yang tadi dia katakan tunggu kapan Jimson Ye ada waktu bukan tunggu dirinya kapan ada waktu, walaupun hanya sebuah perkataan, tapi membuat nyaman dalam hati.

Marvin Liu dengan terpaksa membawa Jason Ye pergi dari Jimson Ye dan Yenny Tang. Dada Jason Ye seperti bergelombang merasa emosi. Dia ditarik oleh Marvin Liu ke sudut. Kedua orang itu baru berhenti.

“Marvin, kenapa kamu menarikku ke sini.” Jason Ye dengan wajah emosi tertahan dan meraung dengan suara tertekan.

Marvin Liu menyentuh kancing pergelangan tangannya, temperamennya elegan, wajahnya dingin.

Lihat sekali lagi pada wajah Marvin Liu, fitur wajah sangat indah, dan mirip dengan Jimson Ye, membuat Jason Ye secara tidak masuk akal membenci adik sepupu ini.

“Kamu masih bisa mengecilkan suaramu, termasuk tidak bodoh lah. Marvin Liu menyembunyikan emosinya dan membuat orang tidak melihat apa yang dia pikirkan. Dia berkata kepada Jason Ye : “Kalau kamu mau sukses, lebih baik kamu perbaiki karaktermu.”

“Ini maksud kamu apa?” Jason Ye bertanya

“Atasan yang sesungguhnya tidak mengungkapkan ketidaksenangannya di wajah, adik sepupu Jimson Ye baru mengatakan sepatah kalimat seperti itu saja kamu sudah kebakaran jenggot.

Pada titik ini, kualitas kamu masih belum pantas sebagai atasan, kalau dibanding dengan Jimson Ye, kamu masih terlalu jauh.

Marvin Liu tidak menyembunyikan kesan baiknya kepada Jimson Ye. Itu adalah penghargaaan untuk yang terkuat. Menurutnya hanya Jimson Ye yang pantas jadi lawannya.

“Kamu….” Wajah Jason Ye menghitam.

“Mau berhasil harus perbaiki kualitas diri dulu, sebelum tingkat pengetahuan kamu tercukupi, harus meningkatkan kekuatan kamu dulu. Jangan memprovokasi lawan kamu dengan mudah, apalagi dalam situasi lawan kamu yang jauh lebih kuat darimu. Kamu keras begitu hanya akan menerima penghinaan sendiri.” Marvin Liu memotong perkataan Jason Ye, dan dengan keras kepala ia berkata : “Perkataan ini, aku hanya akan bicara sekali saja, kamu pikirkan baik-baik perkataan aku benar atau tidak.”

“Kenapa kamu mengajari aku? Aku mencarimu kemari bukan untuk mendengarkan ajaran darimu. Kamu hanya cukup membantuku menghadapi Jimson Ye si brengsek ini, sisanya tidak perlu kamu ikut campur.Kamu bertindak berlebihan.” Jason Ye berkata dengan jahat.

Marvin Liu menggelengkan kepala merasa semakin kecewa dengan Jason Ye. Khususnya Jimson Ye adalah permata giok, sedangkan Jason Ye bagaikan semen yang gagal tempel ke tembok.

Karakter Jason Ye sudah terbentuk, dia terlalu buta dan sombong. Dalam keluarga besar ini, selalu tidak akan kekurangan orang yang tercelah. Jason Ye akan ikat terbunuh,atau mungkin pada waktu itu kakek telah salah menilai, akhirnya memelihara harimau sebagai penderitaan. Mendidik putra bibi hingga seperti sekarang ini.

“Hari ini kamu jangan membuat masalah lagi, berdiamlah disini.” Marvin Liu mengabaikan wajah jelek Jason Ye dan berkata : “Banyak-banyak pergi berkeliling, ini kesempatan kamu, lihat apakah kamu bisa mendapatkan mesin kontrak yang akan mengembalikanmu.”

Dia tidak ingin memperhatikan kakak sepupu yang sombong, bodoh, dan ceroboh ini.

Yenny Tang dan Jimson Ye berdiri bersama dan untuk sementara waktu melepaskan rumor antara dua orang. Dia memandangi Jimson Ye dan bertanya: “Tuan Liu tadi kelihatannya tidak gampang,membuat orang tidak bisa menebak apa yang ia pikirkan. Jason Ye dibantu oleh dia, apakah itu akan membuatmu tidak lancar?

Jimson Ye mengakui bahwa Marvin Liu bisa jadi lawannya, tapi dia sedikitpun tidak takut.

Hal tercepat dalam hidup adalah permainan lawan melawan, bertemu talenta yang baik, memiliki lawan yang bisa menandinginya, dan selalu menambahkan sedikit riak dalam kehidupannya yang damai.

“Kamu sedang mengkhawatirkan aku?” Yenny Tang jelas menyukai tindakannya dan membuatnya merasa sangat baik.

Yenny Tang : ……………………

Orang lain sudah mendapat bantuan dari luar negeri datang ke sini, apakah kamu tidak bisa lebih serius ?

Mungkin itu karena tempat di mana mereka berdiri terlalu sombong, barusan tadi sudah mengantar pergi Jason Ye dan Marvin Liu, sekarang datang satu lagi yang membuat Yenny Tang merasa jijik.

“Jimson, tadi Ranti mencarimu, kamu pergi cari dia lah.” Eric Lu datang dan berkata kepada Jimson Ye.

Meskipun dia dan Ranti Lu tidak akan memiliki masa depan, tetapi Eric Lu adalah tetua, dia jarang membuat tetua merasa malu, dan berkata: "Baiklah, aku akan pergi melihatnya, Yenny kamu ikut denganku.”

Eric Lu berkata : “kamu pergi sendiri saja, aku mencarinya ada hal yang mau ditanyakan.”

Jimson Ye menganggukkan kepala dan berbalik badan masuk ke dalam keramaian.

Yenny Tang berdiri di tempat yang sama dan memandang Eric Lu dengan acuh tak acuh : “Tidak ada yang bisa aku bicarakan kepadamu.”

“Kita pergi bicara di tempat lain.” Eric Lu meraih lengan Yenny Tang sambil berkata.

Yenny Tang tanpa suara dan menyadari bahwa tangan Eric Lu seperti lingkaran ketat yang menjepit lengannya. Dia tidak ingin membuat hal terlalu buruk, dia mengikuti langkah Eric Lu, dua orang mendorong buka pintu, tiba di sebuah teras dan dua pohon pinus ada di kedua sisi balkon.

Angin dingin bertiup di luar, hembusan angin membuat hidung ingin meler. Dia curiga bahwa sebenarnya Eric Lu tidak memiliki sesuatu untuk dikatakan kepadanya, tetapi sengaja mengalihkannya.

Eric Lu melepaskan jaketnya dan menaruhnya di bahu Yenny Tang, diatas jaket tersebut ada wangi aroma Eric Lu, membuat Yenny Tang merasa benci dengan aroma brengsek ini, tetapi demi kesehatan diri sendiri, dia tidak melemparkan jaket itu ke lantai dan menginjaknya.

“Ada apa yang harus dibicarakan, sekarang sudah bisa dikatakan,” Yenny Tang menghadapkan wajahnya ke samping dan mengencangkan jaketnya dengan tangan, lalu bertanya dengan nada rendah.

“Aku ingin bertanya kepadamu, apakah ingin kembali ke keluarga Lu? Bagaimanapun kamu adalah darah keluarga Liu. Aku akui pada tahun itu, aku bersalah kepada Ibumu, hanya saja itu adalah masalah kami di masa lalu, tidak ingin kamu terlibat masuk ke dalam. Bagaimanapun kamu tetap adalah anak dari Eric Lu, darah yang mengalir di tubuhmu adalah darahku. Asal kamu bersedia, ke depannya kamu adalah Nona ke dua di keluarga Lu, aku akan memperkenalkan paman-paman kepadamu,” kata Eric Lu.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu