CEO Daddy - Bab 135 Saya Adalah Pacarnya

"Iya." Senyuman di wajah Yenny Tang begitu manis, tetapi mulutnya lebih manis. Dia berkata: "Saya tidak pernah menempatkanmu di mataku. Saya... selalu menempatkanmu di hatiku."

Perkataan yang mampu menenangkan Jimson Ye. Setelah mendengar perkataan dari Yenny Tang, dalam hati Jimson Ye menjadi lebih lega. Sudah tahu bahwa wanita seperti Yenny Tang ini kadang-kadang tidak ada satu kata pun yang dikatakan jujur, tapi dia malah percaya kata manis dari Yenny Tang.

“Sudahlah, dengar dari suara sepertinya itu nenek Fei, tidak tahu ada masalah apa ya?” Yenny Tang mendorong dada Jimson Ye yang keras itu, dengan serius ia bicara kepadanya. Jimson Ye menundukkan kepalanya ke mulut Yenny Tang, ia menggigit bibir Yenny Tang dengan lembut dengan giginya. Tidak dengan sekuat tenaga, ia membuat kaki Yenny Tang terasa lemes.

Langkah kaki semakin dekat. Jimson Ye agak menyesal melepaskan gigitan pada bibir Yenny Tang, dan tangan yang memegang pinggangnya juga dilepaskan, lalu mengambil langkah mundur. Keduanya menjaga jarak aman.

Mata Yenny Tang sedikit membingungkan, dan bibirnya sedikit kebas. Tatapan matanya yang dalam dan jauh terhadap Jimson Ye.

“Kak Yenny….” Susi juga ikut datang ke sini. Melihat Yenny Tang, ia memanggilnya dengan manis.

Susi masih kecil, suaranya lembut dan juga membawa aroma susu, sangat cantik dan imut. Seketika menarik pandangan dari Yenny Tang.

“Susi yang baik”, Yenny Tang mengulurkan tangan dan membelai rambut lembut gadis kecil itu.

Ketika seorang anak kecil Susi masuk, melihat Jimson Ye. Dia memiliki sepasang mata besar yang cerah dan menatap lurus ke Jimson Ye.

Ia menggoyangkan tangan neneknya, dan menatap nenek dengan wajah bahagia. Tangannya menunjuk ke Jimson Ye, berkata: "Nenek, kamu melihat di dalam rumah Kakak Yenny ada seorang Kakak yang tampan”.

Nenek Fei baru melihat Jimson Ye. Merasa bahwa pemuda ini sangat tampan, dia telah hidup bertahun-tahun baru pertama kali melihat pemuda setampan ini. Ini sebanding dengan aktor-aktor di TV, sangat kagum melihatnya.

“Nenek, ini Jimson, dia adalah… Em…Abang….Sepu.. Em…” Yenny Tang merasa selalu salah dalam memperkenalkan diri Jimson Ye, tadinya mau mengatakah bahwa dia adalah abang sepupunya tapi dipikir-pikir marganya tidak sesuai. Mau mengatakan sepupu tapi sepupu sepertinya agak tidak jelas juga.

Jimson Ye mencegat kata-kata Yenny Tang: "Saya pacarnya."

Yenny Tang : ………

Jimson Ye, kamu bilang kamu adalah pacar saya? Saya sendiri tidak mengetahuinya.

Nenek Fei memandang Yenny Tang dengan senyum di wajahnya, dan menatap Jimson Ye lagi. Dia berkata sambil tersenyum: "Ya,baiklah baik. Nona kecil dan pemuda ini semuanya tampan, berdiri bersama juga serasi, terlihat seperti anak laki-laki dan perempuan emas, itu sudah ditakdirkan untuk berpasangan."

Yenny Tang merasa tidak enak dengan kata-kata dari nenek Fei, lalu dia mengalihkan topik pembicaraan: "Nenek,sudah begitu malam mengapa nenek masih kemari? Jalan ini tidak mudah dilalui, Susi masih terlalu kecil, nanti nenek harus berhati-hati.

“Tidak masalah, saya sudah akrab dengan jalan ini, sambil pejam mata saja bisa sampai ke sini. Kalian baru saja datang ke sini dan tidak akrab dengan tempat ini. Saya pikir kalian pasti belum makan malam. Saya ada masak lebih. Ikut saya pergi ke rumah saya makan yuk. “Nenek Fei berkata dengan baik kepada Yenny Tang”

E.. Yenny Tang merasa ragu-ragu, Lagi pula rumah Nenek Fei tidak terlalu luas, pergi makan di rumah nenek Fei dia merasa sedikit bersalah.

Yenny Tang masih lagi berpikir, Susi gadis kecil sudah berjalan ke depan,daritadi satu tangannya menariknya,dan satu tangannya lagi menarik Jimson Ye, berkata : “Kakak Yenny dan Kakak Jimson pergi makan ke rumah saya yuk, Nenek sudah membuat masakan yang enak”.

Dia melihat ke Jimson Ye, menganggukkan kepala artinya setuju, mengatakan : “ok, malam ini kita pergi makan ke rumah Susi, kalau begitu kami merepotkanmu, nenek.”

“Tidak repot, tidak repot, tambah dua orang, dan tambah sumpit, kalian menemani saya dan Susi makan, juga lebih ramai”. Nenek Fei berkata.

Si kecil Susi Fei mengabaikan wajah dinginnya Jimson Ye, sangat suka bermain dengan Jimson Ye.

Umur begitu kecil sudah mengerti lihat pria tampan, sekarang bahkan dunia anak-anak juga hanya melihat wajah kah?

“Kak Jimson, apa pekerjaan kamu? Apakah yang bernyanyi di dalam TV?” Susi memindahkan sebuah kursi kecil duduk dengan anteng di samping Jimson Ye. Mengangkat kepalanya dengan mata berbintang-bintang menatap kepada Jimson Ye.

Di dunia gadis kecil, perempuan cantik dan laki-laki tampan semuanya hanya ada di dalam TV.

“Bukan” Ekspresi wajah Jimson Ye masih dingin, tapi ada keluar suhu hangat di matanya.

Ketika melihat Susi, jadi teringat 2 anak-anak yang ketemu di bandara dan di sekolah, waktu telah berlalu begitu lama,tidak disangka ternyata dia masih mengingatnya dengan jelas. Mengingat 2 anak itu, yang satu imut dan yang satu pendiam, hati Jimson Ye menjadi lembut sebagian. Atau tunggu saat sekolah mengadakan acara musim gugur, baru dapat melihat dua anak yang menarik itu lagi. Saat ini di dalam mata Jimson, penuh dengan kelembutan hampir tumpah keluar.

Yenny Tang membantu nenek Fei untuk mengeluarkan hidangan dan melihat bagaimana Jimson Ye itu matanya tidak bisa menghentikan kelembutannya. Hatinya merasa asam sejenak, kamu begitu menyukai Susi ya? Tidak tahu apakah nanti ketika dia bertemu dengan Liando dan Lani akan sama-sama menyukainya?

“Kalau begitu, Kak Jimson kerjanya apa?” Susi bertanya dengan lembut.

“Susi kamu salah panggil, seharusnya panggil dia Paman, dia sudah begitu tua, tidak pantas dipanggil Kakak.”

Yenny Tang selesai meletakkan makanan di atas meja, lagi-lagi dia ingin mengejek Jimson Ye,dia juga tidak bisa mengatakan kenapa? Atau dia cemburu dengan kelembutan Jimson Ye terhadap Susi?

Tapi kelembutan semacam ini tidak pernah diberikan pada Liando dan Lani kah?

Berpikir seperti itu akan berlebihan, Jimson Ye juga tidak tahu dengan keberadaan Liando dan Lani.

Dia menyembunyikannya bukankah ia takut Jimson Ye akan mengetahui keberadaan Liando dan Lani?

"Orang tua ini harus dipanggil paman bukan Kakak," Yenny Tang memberi tahu Susi.

“Kakak tidak tua, Kak Jimson ini masih muda, Susi sangat suka!”. Jawab Susi dengan bersikeras.

Jimson dengan dingin memandangi Yenny Tang, tidak berkata apapun,hanya saja membuat kulit kepala Yenny Tang menjadi mati rasa. Dia tertawa dengan canggung langsung menjawab : “Hehe.. Kak Yenny hanya bercanda dengan kamu, Kak Jimson ini tidak tua, tapi juga pria paling tampan di dunia”.

“Iya.” Susi menganggukan kepala sendiri dan setuju dengan kata-kata Yenny Tang.

Yenny Tang menyentuh hidungnya dan pergi ke dapur untuk membantu nenek.

Nenek membiarkan Yenny Tang ikut main di luar, bahwa dirinya tidak perlu ikut membantu. Yenny Tang bersikeras untuk tetap membantu dan mengatakan bahwa dia ingin sambil belajar lagi.

Mungkin hantu kali yang berpikir akan menghadapi wajah Jimson Ye yang dingin itu, seperti ada berhutang dengan dia 8 M saja, menghadapinya itu merupakan tindakan merugikan diri sendiri, tahu?

Makan malam yang begitu lengkap, tapi cara membuatnya juga tidak rumit, juga termasuk masakan rumahan.

Sup ayam direbus dengan jamur, ayam goreng paprika hijau, telur goreng, bacon goreng, dan sayuran tumis hijau.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu