My Charming Wife - Bab 67 Awal Pertemuan Wenny

Saat mereka berdua tiba, Wenny pun juga sudah kembali. Kemarin malam Wenny telah kembali. Faktanya, seperti biasa, dia akan tinggal bersama Wayne. Tapi setelah terjadi masalah itu, yang paling Wenny takuti ilalah melihat Wayne. Jika dia tidak memintanya untuk tidak pergi mencari Claudius, maka tidak tahu apa yang akan terjadi sekarang.

Tentu saja, jika Wayne tahu bahwa Claudius yang ditemuinya hari itu adalah orang yang ingin dicarinya, maka mungkin dia tidak akan makan dengan semudah itu, meskipun memang itu tidak mudah.

Wayne tidak memberi tahu keluarganya tentang hal itu, tetapi Wenny telah diberi tahu ketika dia kembali, terutama wanita tua, yang merupakan Nenek Permaisuri di keluarganya itu, terus mengatakan bahwa Wenny sudah lama tidak berada di rumah. Wenny tahu bahwa jika dia kembali, maka pasti akan terjadi situasi seperti ini.

"Nenek, Kakak, Saudari ipar aku sudah pulang!"

Wanita tua itu melihat ke arah jam, lalu berkata, "Haduh, Karena kamu nenek jadi lupa untuk pergi bertemu orang. Apakah di jalan macet?"

Clara segera memanggil, "Nenek."

Wanita tua itu segera tersenyum, lalu berkata, "Ei!"

Wenny berseru, "Kakak, Saudari ipar."

Di depan kakak laki-lakinya itu, Wenny tampak takut. Dari kecil hingga dewasa, yang paling dia takuti adalah kakak laki-lakinya itu. Orang yang paling dia sukai juga adalah kakak laki-lakinya itu. Jika ada sesuatu yang membuat Wenny takut, itu pasti akan membuat Wayne merasa tidak senang. Saat ini...

Wayne tidak berkata apa-apa, tetapi Clara menjawab, "Kita telah bertemu kemarin, apakah kamu masih mengingatku?"

Wenny mengangguk, "Ya, aku ingat Saudari ipar."

Wanita tua itu pun menarik Clara dan Wenny untuk duduk. Wanita tua itu juga sadar bahwa Wenny tampak takut setelah kedatangan Wayne dan Clara. Wanita tua yang sudah merawatnya dari kecil itu bertanya, "Kamu telah melakukan kesalahan apa terhadap kakakmu? Beritahu Nenek, Nenek yang akan membuat keputusan."

Dulu Wenny sangat senang mendengar kalimat ini, tetapi saat ini dia tidak berani untuk merasa senang, juga tidak berani mengatakannya. Jika tidak, dia tidak hanya akan membuat kakaknya marah. Tetapi seluruh keluarganya juga akan ambil bagian untuk menasehatinya...

"Tidak ada apa-apa Nenek, kamu sudah terlalu banyak berpikir. Hanya saja karena sudah lama tidak bertemu dengan Kakak dan Saudari ipar membuat aku merasa malu."

Clara merasa kemarin Wenny tampak begitu ceria. Tetapi hari ini, penampilannya yang tampak patuh ini sangat berbeda dari yang dia bayangkan.

Wanita tua itu menatap Wenny dengan merasa ridak setuju, "Saudari iparmu sangat baik. Untuk apa kamu merasa malu? Lagipula kita akan menjadi satu keluarga di masa depan."

Wenny mengangguk, "Aku mengerti Nenek."

Lisa datang membawa buah, "Kamu harus bersikap baik. Jangan menakut-nakuti Saudari iparmu."

"Apa yang salah dengan sikapku? Aku baik-baik saja. Bu, tolong jangan asal bicara." Wenny membalas ucapan ibunya dengan lembut.

"Ya, ya, ya." Usai berkata, Lisa pun duduk.

"Dimana Ayah dan Kakek?" Wayne bertanya.

"Mereka sedang pergi memancing, katanya ketika kalian kembali pada siang hari, dua ekor ikan hasil tangkapannya itu akan dimasak untuk kalian makan."

Sambil mendengar percakapan itu, Wenny mengeluarkan ponselnya untuk bermain game.

Lisa yang menatap ke arah Wenny, berkata, "Singkirkanlah ponselmu, kita semua sedang mengobrol."

Wenny enggan menyingkirkan ponselnya, "Kalianlah yang sedang mengobrol, aku yang yang bermain, apa hubungannya dengan itu."

"Ayahmu tidak ada di sini saat ini. Tidak ada yang bisa menggantikanmu berbicara."

Wenny merasa dirinya begitu menyedihkan, sejak dirinya kembali pulang, dia selalu mendapat nasehat terus-menerus.

Setelah beberapa saat, Cedric dan Christopher kembali dengan membawa beberapa ekor ikan, "Lihatlah hasil tangkapan kita hari ini."

Sebelum mereka masuk, suara Lelaki tua itu terdengar terlebih dulu.

Ibu Zhang segera keluar mengambil ikan itu. Lelaki tua itu berkata, "Ikan ini sangat besar. Terlalu banyak jika membuatnya untuk sekali makan, jadi kamu dapat menyimpan sisanya, sehingga dapat memasaknya di lain waktu."

"Baik."

Wanita tua itu menatap kedua orang itu dengan jijik, "Lihatlah apa yang telah terjadi pada kalian berdua. Pakaian kalian sangat kotor. Pergilah mandi. Dengan penampilian kalian seperti ini, aku malah mengira kalian habis menangkap belut. Tidak disangka hanya karena telah menangkap ikan kalian menjadi seperti ini."

Pria tua itu sedang dalam suasana hati yang sangat baik, "Kamu tidak tahu. Ikan yang kami tangkap hampir kabur. Untungnya, Christopher cepat menyadarinya, lalu segera menangkapnya. Kalau tidak akan hilang satu ikan hari ini. Haha."

Christopher tidak bisa menahan dirinya tetapi berkata, "Ayah, lain kali kamu jangan terlalu sering memancing. Jika aku tidak bertindak cepat hari ini, bukankah kamu masih ingin turun ke dalam sungai?"

Pria tua itu segera menyangkal, "Apa yang kamu katakan! Bagaimana mungkin aku akan melakukan itu? Sudahlah ayo kita pergi mandi dulu. Ibumu merasa jijik terhadap kita."

Wenny pun bangkit berdiri. "Aku ingin mengajak Saudari iparku melihat-lihat kamarku, aku ingin mengenal satu sama lain."

Wenny merasa takut pada Wayne, juga terhadap Lisa. Jadi akan lebih nyaman jika dirinya berada di dalam kamarnya. Wenny takut kakak laki-lakinya itu akan mengatakan sesuatu yang sembarangan di depan keluarganya, maka kemudian dia akan merasa sangat malu.

Sehingga Wenny pun segera mengajak Clara naik ke atas, sambil berkata, "Jangan dengarkan Ibuku. Aku ini sangat baik hati."

Clara tersenyum, "Aku dapat menyadarinya."

Kamar Wenny berada di lantai dua, kamarnya tampak berbeda dengan kamar Wayne. Ada banyak boneka yang menggemaskan di kamar Wenny. Setelah dia masuk, dia mengubah penampilan imutnya, bertanya kepada Clara , "Saudari ipar, apakah kakakku memberitahumu sesuatu tentang diriku akhir-akhir ini?"

Wenny sangat khawatir hal itu akan mempengaruhi citranya di benak Saudari iparnya.

"Dia hanya berkata bahwa kamu akan kembali, dia tidak mengatakan apa-apa lagi."

Wenny pun menghela nafas lega, jika kakaknya itu tidak mengatakannya, maka itu bagus. Dia pun merasa begitu rileks, tidak merasa gugup seperti sebelumnya. Clara melihat penghargaan yang dimenangkan Wenny ketika dia masih kecil, serta foto dirinya dengan Wayne. Wayne tampaknya sudah tidak memiliki ekspresi sejak masih kecil. Foto bocah berusia lima tahun itu tampak sangat dingin, layaknya orang dewasa.

"Lihatlah aku terlihat cantik saat aku masih kecil, tapi semua orang bilang kakakku lebih tampan dibandingkan dengan diriku. Jelas, aku lebih cantik, bukan?" Ketika dia masih kecil, jenis kelaminnya tidak begitu jelas. Selain itu, karena Lisa khawatir dirinya akan merasa gerah, sehingga saat musim panas Lisa akan memotong rambut. Banyak orang merasa bahwa Wayne terlihat lebih tampan dari dirinya. Ketika dirinya masih kecil, dia sering menangis beberapa kali karena hal ini.

"Ya, kamu tampak lebih imut."

Tapi Wayne tampak begitu lemah ketika masih kecil. Dia tidak segagah dan kuat seperti sekarang.

"Saudari ipar, bagaimana kamu dapat mengenal kakakku? Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah punya pacar. Nenek dan aku malah mengira apakah dia mungkin menyukai laki-laki. Nenekku sungguh khawatir akan hal ini." Wenny memiliki kepribadian yang baik dan akrab. Dia juga sangat menyukai Clara. Entah kenapa, menurutnya Clara terasa begitu familiar. Mungkin karena namanya memiliki makna "keberuntungan". Teman-temannya yang ada di dalam game juga menyebutnya dengan nama itu.

Clara dengan geli berkata, "Kami saling mengenal dengan tidak di sengaja. Aku mengenalnya ketika aku sedang pergi minum. "

Nenek sangat mengkhawatirkan dirinya dan Wayne. Begitu kembali pulang ke rumah, mereka segera dikurung.

Wenny merasa canggung mendengar Clara yang mengatakan bahwa dia telah pergi minum. Wenny menyentuh hidungnya, merasa bahwa mungkin dirinya tidak akan pergi minum lagi selama hidupnya.

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu