My Charming Wife - Bab 190 Terjadi masalah

Setelah mengganti pakaian, Clara turun ke bawah, semuanya sedang ada di ruang tamu.

Wenny sedang bermain dengan Timo. “Di mana Wayne?” tanya Clara.

“Dia sedang masak di dapur.”

Clara menuju dapur, ternyata benar dia melihat suaminya sedang memasak. Hari ini Wayne memakai T-shirt putih yang dibelikan olehnya, terlihat lebih muda banyak, jauh beda dengan biasanya yang kelihatan serius.

“Mengapa kamu pakai baju ini, apakah nanti kita akan keluar?” tanya Clara.

Kalau di rumah Wayne selalu memakai setelan rumah.

“Mereka bilang ingin ke Water Park.”

“Berenang?” tanya Clara takjub.

“Benar.”

Di rumah ada kolam renang, tapi Clara masih belum beli baju renang, sampai sekarang masih belum berenang di situ, namun dia sangat tertarik.

“Baiklah, nanti pergi beli baju renang dulu!”

Clara senang berenang, dengan gembira dia berlari kecil menuju ruang tamu, “Nanti kita akan ke Water Park.”

“Aku tidak mau pergi.” Ujar Bonita yang sibuk main game.

Temannya sudah kesal dengannya karena semalam tidak naik level, sudah sepakat liburan musim panas ini akan sama-sama naik level.

Wenny teringat video yang dia rekam semalam, dia mengeluarkan ponselnya, “Bonita, apa kamu tahu semalam kamu mabuk?”

Bonita mengernyitkan dahinya, tidak bersuara.

Wenny segera mengirimkan video itu padanya.

“Coba kamu lihat, ini adalah kamu yang sudah mabuk, sudah kukirimkan. Jangan bilang kamu lebih lucu dari sekarang.”

Bonita kaget mendengar kata-kata Bonita, video dia yang lagi mabuk! ?

Bonita tidak peduli dengan gamenya, dia segera melihat Wechat, membuka video yang dikirim oleh Wenny.

! ! !

Bonita merasa lemas!

“Wennnny!”

“Ada, aku di sini.” Sahut Wenny.

“Hapus!”

Wenny tertawa, “Apa kamu pikir mungkin? Ini adalah kenangan, dan sikap kamu yang paling lucu selama ini, harus disimpan.”

“Aku tidak mau tahu, harus dihapus.”

Melihat alis Bonita yang mengkerut, Wenny berkata : “Kamu tidak lucu kalau seperti ini.”

“Wennnny!”

“Oke oke, hapus, tapi ikut kami pergi berenang. Coba lihat kamu yang seorang mahasiswa, lebih rumahan dibanding orang tua.”

Dulu selalu dikatakan oleh orang kalau sikap rumahan akan mudah untuk mencari pasangan, tapi Wenny merasa Bonita seperti ini baru benar-benar tidak mudah untuk mendapatkan pasangan.

“Tidak mau pergi.”

Wayne memasak bubur, semalam makan yang terlalu berlemak, pagi ini harus makan yang sedikit tawar.

Wenny berkata : “Kak, sudah beberapa tahun kamu sudah bisa memasak juga, kakak iparku memang hebat.” Selesai bicara dia melihat kearah Clara. “Kakak ipar, bukankah kakakku sangat sangat baik.”

Clara terkekeh, “Lumayan.”

Lalu Elviana berkata : “Kembang api semalam itu luar biasa indahnya, suamimu benar-benar baik.”

Clara termangu, “Kembang api semalam? Bukankah itu mimpi?”

“Mimpi apanya, itu adalah kejutan dari suami kamu.”

Clara segera menoleh ke Wayne, Wayne yang dipuji tidak muncul ekspresi apapun di wajahnya, wajah yang juga masih serius dalam balutan T-shirt putih, sepertinya yang dibicarakan orang-orang bukan dirinya.

“Kamu yang menyiapkan kembang api semalam?”

“Um.”

“Tetapi bukankah kamu bilang tidak tahu aku ulang tahun?” tanya Clara.

“Malamnya minta asisten Tang yang siapkan.”

Langit yang tahu kemarin, setelah pulang kerja, asisten Tang yang sedang gembira karena kencan dengan pacarnya, namun harus pergi karena telepon dari bos besar.

Clara sedikit menyesal, “Semalam harusnya aku tidak minum banyak, aku selalu mengira aku mabuk dan sedang bermimpi……”

Dia hanya ingat indah sekali, dan sepertinya ada Wayne juga.

“Kak, bubur yang kamu masak enak sekali!” ujar Wenny takjub sambil melihat Wayne.

“Um.” Ekspresi Wayne tetap datar.

Wenny yang sedang diet makan dua mangkok, perutnya kenyang sekali, “Enak sekali! Lain kali aku akan datang makan di sini.”

“Apakah aku yang masak tidak enak?” tanya Claudius.

“Tidak seenak yang dimasak kakakku.”

Claudius : “……”

Luar biasa hebat.

Selesai makan semuanya siap-siap untuk berangkat ke Water Park, sudah diputuskan, hari ini hanya mereka saja.

Sudah ganti pakaian, saat ini Wayne dan Wenny secara bersamaan menerima telepon dari rumah, nenek masuk rumah sakit.

Mereka segera menuju rumah sakit.

Selama ini kondisi nenek selalu sehat, namun tiba-tiba saja masuk rumah sakit membuat mereka semua sangat kuatir.

Sesampai di rumah sakit, orang rumah semua ada di situ, Wayne segera bertanya : “Apa yang terjadi? Di mana nenek?”

“Di ruang UGD, masih belum keluar.” Jawab Christopher.

“Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa dengan nenek?” tanya Wenny panik.

Lisa melihat ke arah Callie, tidak ingin bersuara.

“Ada apa ini sebenarnya, coba kalian katakan.” Wenny panik sekali.

Di sini hanya ada Christopher, Lisa dan Callie. Lisa tidak bicara, mau tidak mau Christopher bersuara : “Karena bibimu yang membuat nenekmu marah.”

Seketika wajah Wayne menjadi lesu, dia pikir sudah bagus kalau Callie tidak di rumah, tapi ternyata tidak ada di rumah juga bisa terjadi hal seperti ini.

“Apa masalahnya?”

Kali ini Callie benar-benar tidak berani mengatakan satu kata pun.

“Tunggu nenek sudah sadar baru kita bicarakan, humm.” Christopher menghela napas, dia juga tidak ingin membicarakan hal ini.

Semua menunggu di depan pintu ruang UGD.

Setengan jam kemudian pintu ruang UGD terbuka, “ Tuan Qin, tidak usah kuatir. Tidak ada apa-apa dengan nyonya, hanya saja usia nyonya yang sudah tua, lain kali lebih perhatikan, jangan menerima guncangan lagi.”

Christopher mengangguk, “Baik, terima kasih.”

“Pasien baru sadar, jangan masuk banyak orang dulu, maksimal dua orang.”

Yang masuk dulu tentu saja Christopher dan Lisa.

Wenny dengan marah melihat Callie, “Apa yang kamu lakukan sampai membuat nenek terguncang dan harus masuk ruang UGD! ?”

Callie ingin bicara, tapi seperti terpikir sesuatu, jadinya hanya diam saja.

Wenny menjadi semakin marah, siapa yang tidak tahu tabiat Callie. Namun sekarang dia tidak berani bicara, ini pasti masalah yang sangat serius hingga dia baru merasa bersalah.

Wenny masih ingin bicara, tapi ditarik oleh Wayne, Wenny marah hingga dia melotot pada Callie.

Tunggu hingga dua puluh menit kemudian Christopher dan Lisa baru keluar, Wenny segera berkata : “Aku juga ingin melihat nenek.”

Lisa menghalangi Wenny, “Nenekmu barusan selesai bicara dengan kami, sekarang dia sudah tertidur.”

“Di mana kakek?” tanya Wayne.

“Pergi memancing dengan kakek Lie, kami masih belum kasih tahu dia masalah ini. Juga takut kakek terguncang.”

“Sebenarnya apa yang terjadi, Pa. Katakan pada kami.”

Christopher tahu ini tidak bisa disembunyikan, hanya berkata, “Ada orang yang sudah mencari sampai ke rumah.”

“Siapa?”

Alis Christopher mengkerut, dia juga tidak tahu bagaimana mengatakannya.

“Seorang pria.” Jawab Lisa.

Wenny : “……”

Semua orang : “ ……”

“Lebih tepatnya, nenekmu marah karena pria itu.” Ujar Lisa.

Lalu mengarahkan pandangannya pada Callie, Callie merasa tidak pernah semalu ini, tapi juga tidak bisa membantah.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu