My Charming Wife - Bab 407 Penculikan Kedua

Rasa amarah Eden pun mereda setelah mendengar perkataan Indra. Dia pun segera mengambil dokumen itu, lalu membukanya, tatapan di dalam matanya perlahan-lahan tampak begitu jernih.

"Aku ingin menemui orang yang bernama Jimmy ini, kamu harus segera mengurus pertemuan ini."

Indra mengangguk, "Baik, aku akan pergi sekarang."

Hari ini Wayne memiliki janj untuk makan bersama dengan para kompetitor dan pejabat, sehingga Clara dan Erika pun makan bersama di kantin pada siang hari.

Pada siang hari, ketika melihat Moment di Wechat, didapati ada hal janggal di Moment James. Tanpa diduga, dia telah putus dengan pacarnya.

Teringat bahwa terakhir kali bertemu dengan James, dia masih mengatakan bahwa ingin menikahi pacarnya itu. Tetapi tanpa diduga, ternyata dia sudah putus begitu cepat.

Erika tiba-tiba membuka mulutnya, "Besok aku akan pergi ke rumah pacarku. Clara, menurutmu apakah orang tuanya akan tidak menyukaiku?"

Clara mengalihkan pandangannya dari ponselnya, lalu berkata: "Bagaimana bisa kamu berpikir begitu? Itu tidak mungkin."

Erika berkata: "Bukannya begitu. Sejak kecil hingga dewasa dia telah menjadi sangat baik. Orang tuanya pasti memiliki harapan besar untuknya, sehingga persyaratan untuk pacarnya pasti sangat tinggi."

Clara pun menghiburnya, dengan berkata: "Kamu jangan terlalu banyak berpikir. Wajar saja merasa gugup jika bertemu dengan orang tuanya, namun kamu tidaklah buruk."

Erika membuka mulutnya: "Tapi aku masih merasa khawatir."

Clara pun berkata: "Baru saja aku melihat Moment di Wechat, lalu mendapati bahwa teman sekelas SMA-ku telah putus. Beberapa hari yang lalu, ketika kami pergi makan bersama, dia baru saja berkata tentang rencana pernikahannya. Jadi cobalah kamu pikir baik-baik, jika kamu masih bersamanya sekarang, dan bahkan kamu masih dapat menemui orang tuanya, maka bukankah ini menuju ke arah yang baik? Bukankah ini sungguh baik?"

Setelah menyelesaikan makanannya, Clara pun kembali melihat Moment yang baru saja dilihatnya itu, lalu mendapati bahwa James telah menghapus Moment itu, sehingga tidak diketahui apa yang sebenarnya terjadi.

Clara teringat bahwa Claudius memiliki hubungan yang baik dengannya, sehingga dia pun bertanya kepada Claudius di Wechat.

Clara: [@Claudius, apa yang terjadi dengan James dan pacarnya?]

Terakhir kali James telah membantu dirinya, sehingga Clara selalu ingat akan hal itu, dirinya pun akan membantunya kapanpun jika bisa.

Claudius: [Aku juga sedang bertanya padanya saat ini.]

Clara: [Kalau begitu beri tahu aku jika kamu sudah mendapatkan jawabannya.]

Sepuluh menit kemudian, Claudius sudah mengerti apa yang telah terjadi.

Claudius: [Dia putus dengan pacarnya. Dia mengatakan bahwa dia tidak bisa memberikan hadiah pertunangan yang diminta dari keluarga pacaranya, jadi dia dipaksa untuk memutuskan hubungannya itu. Ini sungguh sangat memilukan, sepertinya aku akan menemaninya untuk pergi minum setelah selesai bekerja.]

Clara: [Kalau begitu, hiburlah dia, lalu beritahulah jika ada sesuatu yang bisa aku bantu.]

Claudius: [Oke.]

Dapat dikatakan bahwa James adalah orang yang cukup baik.

Clara pun akhirnya dapat merasa mood di dalam hatinya menjadi lebih baik, setelah kemunculan Vallen yang suka membicarakan tentang kontes di perusahaan itu telah tiada.

Wenny akhirnya telah kembali. Di hari kepulangannya, Claudius bersiap meenebarkan kemesaraannya. Clara pun ragu-ragu apakah akan memamerkan kemesraannya, tetapi pada akhirnya, dia memutuskan untuk tidak pergi.

Terlalu sering mengekspos kisah asmara juga tidak terlalu baik.

Clara pun memakan keripik kentang di rumahnya. Wayne pun belum kembali karena ada proyek baru yang sedang di kerjakannya.

Sekitar pukul sembilan, Clara bertanya di Wechat nya: [@Elviana, bagaimana situasi di sana?]

Elviana: [Claudius memang suka menebar pesonanya. Aku tidak tahu apakah dia telah memikirkan hal ini akhir-akhir ini, lumayan juga.]

Kemudian dia mengirimkan gambar yang didalamnya ada sebuah ruangan yang dipenuhi dengan bunga mawar.

Benar-benar menyebalkan.

Clara pun segera kembali ke kamarnya, lalu memeluk boneka beruangnya sambil bermain dengan ponselnya.

Wayne menelepon Clara pada pukul 9:30, berkata bahwa dia akan kembali lebih larut, sehingga dirinya tidak perlu menunggu.

Clara pun menyalakan lampu untuknya, kemudian dia baru pergi tidur sekitar jam sebelas malam.

Sore berikutnya, Wayne masih belum dapat pulang ke rumah. Sehingga Clara hanya dapat pulang seorang diri.

"Asisten Pribadi Tang, kamu dimana?"

Wayne masih belum dapat pulang bersamanya, tetapi dia telah menyuruh Asisten Pribadi Tang untuk mengantar Clara pulang.

"Nyonya, sepertinya aku tidak bisa mengantarmu. Pacarku sedang mengalami kecelakaan mobil, aku harus segera menyusulnya sekarang!"

Nada suara Asisten Pribadi Tang terdengar begitu sangat cemas, Clara bahkan dapat mendengar bahwa dia sedang berlari di jalan sambil berbicara di telepon.

Clara pun segera berkata, "kalau begitu kamu pergi saja."

"Baik."

Clara Menutup telepon, dia hanya dapat kembali ke rumah seorang diri. Dia tidak mengemudi kembali hari ini, sehingga Clara pun mau tidak mau harus naik taksi. Tepat ketika dia sedang berjalan keluar, dia menemukan taksi di depannya.

Clara berkata, "Tuan, menuju FairviewVilla."

"Baik."

Clara mengambil ponselnya, lalu mengirim pesan Wechat kepada Wayne.

Clara: [Aku sedang kembali, pulanglah lebih awal.]

Wayne: [Oke.]

Clara melihat keluar, lalu menemukan bahwa rutenya itu salah. Dia pun tidak dapat menahan, lalu berkata: "Tuan, kamu telah mengambil laju yang salah."

Biasanya dia tidak pernah melewati jalan ini.

"HuangYang Street saat ini sedang sangat macet. jadi aku mengambil jalur ini. Meskipun jalur ini lebih jauh namun ini tidak macet." Ucap supir itu.

"Oh seperti itu."

Clara tidak terlalu memikirkannya. Dia masih sedang memikirkan menu apa yang akan dirinya makan nanti, lalu apakah lebih baik jika dia pergi ke rumah Kelvin untuk makan atau tidak. Dia sendiri pun tidak tahu harus makan apa.

Namun, melihat bahwa rutenya semakin tampak asing, Clara pun tidak dapat menahan diri untuk bertanya, "Tuan, bukankah jalan ini tidak dapat menuju ke FairviewVilla?"

Meski dia berkata bahwa dia sedang melewati rute lain, namun bukankah ini sudah terlalu jauh?

Sopir itu menatap Clara dari cermin, lalu berkata, "Bisa, bisa ke sana."

"Lupakanlah, aku akan turun di sini."

Melihat rute jalan yang semakin jauh, Clara pun menjadi ingin tetap tinggal lagi, tidak tahu kapan harus pergi.

Tetapi setelah mendengar ucapan Clara, supir itu tidak berhenti, tetapi tetap mengemudi.

Clara segera berkata: "Berhenti! Aku berkata aku ingin turun!"

Supir itu masih tidak menanggapnya, dia tetap mengendari mobil itu.

Clara pun segera membuka pintu, tetapi pintu itu telah dikunci. Clara menjadi sedikit bingung.

"Siapa kamu? Sebenarnya apa yang kamu inginkan?"

Clara tidak mengira bahwa dia akan menghadapi hal seperti ini, yang hanya terpikirkan di dalam benaknya adalah dia ingin pulang ke rumahnya.

Supir itu tidak berkata apa-apa, sebaliknya dia semakin menaikan kecepatannya. Clara pun menjadi ingin mengambil ponselnya untuk menelepon. Melihat hal tersebut, supir itu segera ingin merebut ponsel Clara.

Clara tentu tidak membiarkan supir itu mengambil ponselnya.

Clara pun menelepon Wayne, lalu telepon itu segera terhubung.

"Halo!"

"Bom!"

Mobil itu menabrak pagar yang ada didekatnya, lalu ponsel Clara pun terjatuh.

"Wayne! Tolonglah aku! Saat ini aku sedang berada di Linjiang Street! Menuju ke arah Xinhe Street! Ah!"

Pada saar itu Wayne sedang berada dalam pesta makan malam,, ketika mendengar kata-kata Clara itu, dia pun segera bangkit berdiri.

"Halo?! Halo?!"

Telepon itu terputus.

Wayne pun segera keluar.

Wayne segera menghubungi Asisten Pribadi Tang.

Setelah beberapa saat, Asisten Pribadi Tang baru mengangkat telepon itu.

"Dimana kamu sekarang?" Wayne segera bertanya.

"Bos, aku belum sempat memberitahumu bahwa pacarku mengalami kecelakaan mobil, jadi aku tidak dapat mengantar istrimu pulang hari ini. Saat ini aku masih berda di rumah sakit."

Ekspresi di wajah Wayne menjadi sangat dingin.

"Mengapa kamu tidak mengatakannya dari tadi?"

Asisten Pribadi Tang saat ini sedang berada di rumah sakit, tetapi dia baru sadar bahwa kondisi pacaranya itu tidak terlalu parah. Tepat pada saat ini pacaranya itu sedang diobati. Dia pun tidak dapat menahan diri, tetapi bertanya, "Bos, apakah ada sesuatu yang terjadi?"

"Clara telah diculik."

Asisten Pribadi Tang terkejut: "Apa?!"

Wayne membuka mulutnya: "Ceritakanlah padaku tentang apa yang terjadi setelah kamu pulang kerja, termasuk juga kecelakaan yang terjadi dengan pacarmu!"

Wayne pun tidak bisa untuk tidak merasa curiga bahwa bukankah kejadian ini begitu kebetulan.

Sambil berkata, Wayne menyetir mobilnya menuju ke arah Linjiang Street dengan kecepatan tinggi.

Setelah menutup telepon dengan Asisten Pribadi Tang, dia pun segera menelepon kantor polisi.

Kecepatan mobilnya itu melonjak naik.

Clara telah dibawa ke suatu tempat terpencil oleh supir itu. Sebenarnya lokasi awal yang ingin dia tuju itu lebih jauh dari sini. Namun, karena Clara telah lebih dulu sadar akan aksinya itu. Dia tidak memiliki kesempatan untuk mengemudi sejauh itu, tapi dapat melakukan aksinya kepada Clara di sini.

Clara membuka pintu mobil itu, lalu turun. Supir itu adalah seorang pria berusia tiga puluhan dengan tahi lalat hitam di dagunya. Ketika Clara baru saja ingin berbicara. Pria itu segera menghampirinya dengan sebatang besi.

Jika bukan karena takut akan terjadi kecelakaan mobil dengan Clara, maka dia tidak akan berhenti di sini, lalu melakukannya aksinya, dan menunda waktu.

Clara membuka matanya. Tanpa diduga, pria tersebut akan mengambil tindakan. Dia segera mengelak. Pria itu tidak memberi Clara waktu untuk istirahat, tetapi dia segera kembali melakukan aksinya.

Clara segera teringat akan apa yang telah dikatakan Wayne sebelumnya, "Kamu berasal dari Keluarga Wu benar bukan?"

Pria itu mendengus dingin. Alih-alih menjawab pertanyaan Clara, dia malah mencoba untuk meraih Clara.

Clara mengelak le kiri dan ke kanan. mencoba untuk melawan, tetapi orang itu memiliki senjata ditangannya. Jika dirinya teta dapat untuk terus melawan seperti ini.

Clara melihat ke belakang, dia sungguh sangat ingin pergi berlari.

Sadar akan ide Clara, pria itu pun segera mengayunkan tongkatnya, tanpa memberi Clara kesempatan.

"Sebenarnya apa yang kamu inginkan?"

"kamu juga akan segera tahu." Pria itu akhirnya menjawab kata-kata Clara, menatap Clara dengan senyuman yang semakin tampak aneh, lalu melanjutkan: "Aku tidak menyangka bahwa kamu telah melahirkan dua anak."

Hal ini sedikit membuatnya terkejut.

Clara mencari kesempatan untuk menendang pria itu, tetapi pria itu menghalanginya dengan tangannya.

"Sungguh tidak disangka, ternyata kamu masih sangat kuat."

Clara memandang pria itu dengan dingin, "Apakah kamu masih tidak ingin melepaskan aku juga?"

"Bukannya aku tidak membiarkanmu pergi, tapi kamulah yang tidak dapat pergi."

Clara melangkah mundur.

"Kamu tidak dapat pergi. Jika kamu tidak patuh denganku, maka kamu akan merasakan rasa sakit."

Tampak jelas bahwa pria itu bukanlah orang sembarangan. Dia memulai dengan kekuatan besar, dan gerak-geriknya begitu lincah, Clara sama sekali bukanlah lawannya, tanpa menunggu lama dia mendapat pukulan.

"Ah!"

Clara mendesah kesakitan.

"Bukankah sudah kukatakan? Jika kamu masih tidak mendengarkan juga, maka dari itu kamu akan menerima akibatnya." Pria itu mengatakannya lagi, lalu menghampiri Clara.

Clara segera berkata: "Jangan mendekat. Apakah kamu tahu bahwa ini telah melanggar hukum!"

"Aku tahu, tapi kamu punya uang. Jadi kamu sangat berharga."

Clara melihat ke atas, menemukan bahwa langit sudah mulai gelap. Setelah malam telah tiba, maka Wayne tidakakan dapat menemukan tempat ini dengan mudah.

Secara tiba-tiba Clara pun menendang pria itu dengan kekuatan penuh.

Alhasil, pria itu memukulnya dengan tongkat besi itu, sungguh menyakitkan.

"Jika kamu tidak patuh, maka aku tidak akan mempedulikan apakah kamu akan cacat atau tidak." Pria itu menjadi semakin ganas.

Sungguh berbahaya jika membuang waktu di sini. Orang-orang yang bekerja di dunia seperti ini akan selalu melumuri darah di ujung pisau mereka setiap saat.

Clara juga sadar bahwa dia bukanlah lawan pria ini. Meskipun dia memiliki keterampilan yang bagus, tapi dari sudut pandang orang biasa, pria di depannya itu memiliki senjata di tangannya, jadi Clara mau tidak mau harus menyerah.

"Baik, aku menyerah. Tapi kamu dapat memberitahuku kemana kamu akan membawaku, lalu untuk apa melakukan hal ini?" Clara hanya dapat menawar untuk mendapat penjelasan.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu