My Charming Wife - Bab 200 Apa Kamu Bisa Marah

Wenny Qin berkata kepada Lisa, "Ibu, kamu selalu tidak membiarkanku bicara, tapi yang kukatakan juga tidaklah salah, kita tidak perlu lagi membereskan masalahnya, dia pun juga tidak akan mengingat kita sebagai orang baik."

"Siapa yang kamu bicarakan! Siapa yang kamu bicarakan!" Callie Qin segera menyahut, wajahnya penuh dengan kemarahan.

Wenny Qin tidak takut kepada Callie Qin, "Benar, aku sedang membicarakanmu, apa kamu tidak mengerti? Sekarang ayahku dan paman kedua tidak ada di sini, kamu pikir siapa yang akan menolongmu?"

Callie Qin membelalakan mata menatap Wenny Qin, dari kecil dia sudah tidak menyukai bocah itu, ternyata dia sama dengan ibunya, mereka bukanlah orang baik.

"Aku tidak membutuhkan bantuan siapapun, lihat saja nanti siapa yang akan melamarmu!"

Perkataan Callie Qin ini membuat Lisa mengernyitkan dahi, perkataan lain apa pun yang diucapkan Callie Qin sama sekali tidak membuat Lisa merasa sangat terganggu, tapi perkataan Callie Qin yang seperti ini tidak bisa diterimanya, "Wenny kami ini sangatlah baik, sekarang ini orang yang mencariku deminya juga tidaklah sedikit, hanya saja Wenny sejak awal sudah memiliki seseorang yang disukainya, jadi kekhawatiranmu itu tidak diperlukan, orang yang ingin melamar Wenny sangatlah banyak."

Wenny Qin hanya menganggukan kepala, "Iya! Bibi berkata tidak ada orang yang mau melamarku, aku rasa kamu lah yang harus mengkhawatirkan tidak ada orang yang akan melamarmu." Setelah mengatakannya Wenny Qin mendengus dingin, "Aku hampir lupa, kamu juga punya pacar, tapi pacarmu itu membuat nenek marah sampai masuk ke rumah sakit."

"Wenny Qin!" Callie Qin berkata dengan marah.

"Jangan berbicara begitu keras, aku juga tidak tuli."

Callie Qin merasa dari para wanita yang ada di sini tidak ada satupun dari mereka yang menganggapnya baik, dia pun segera bangkit berdiri, "Baik baik baik! Kalian semua sangat hebat! Aku tidak ingin lagi berada di sini dan membuang waktu sia-sia dengan kalian!"

Calie Qin berkata sambil berjalan ke arah pintu keluar.

Dia mengira dengan seperti itu akan ada orang yang memanggilnya, tapi sesampainya di pintu tidak ada yang memanggilnya, Callie Qin pun marah, dan segera pergi begitu saja.

Begitu Callie Qin pergi Wenny Qin sontak berkata: "Akhirnya pergi juga, setelah ada masalah dia tidak sedikitpun mengintrospeksi diri, dan menyalahkan orang lain, seakan dia hidup bertahun-tahun ini dengan sia-sia."

Lisa mengernyitkan dahi, "Bukankah aku sudah pernah berkata kepadamu, meskipun seniormu tidak baik, juga tidak boleh berkata seperti itu?"

Wenny Qin mengangguk dengan acuh, lalu berkata: "Aku juga bukannya tidak menahannya, jika bibi tidak berlaku seperti itu, aku juga tidak akan bicara seperti itu."

Saat ini Clara Shen bangkit berdiri, "Aku akan menyiapkan beberapa buah."

Perkataan Callie Qin barusan juga membuat hati Clara Shen merasa sangat tidak nyaman, sebelum mempersiapkan buah Clara Shen terlebih dahulu memberikan susu anjing untuk Timo.

Setelah Clara Shen pergi barulah Diana Yuan berkata:"Aku rasa Callie Qin sudah membenci Clara Shen."

Lisa mengernyitkan dahi, tidak mungkin bukan.

Wenny Qin berkata, "Dia juga membenciku."

Saat Clara Shen menyajikan buah, Lisa berkata kepada Clara Shen: "Clara, kamu juga pasti merasa disalahkan, kami semua tahu, hal ini bukan salahmu."

Clara Shen berpura-pura tidak mempedulikannya dan tersenyum, "Tidak apa-apa, sekarang yang terpenting adalah melihat apa yang sebenarnya harus dilakukan."

Kurang lebih setelah satu jam lamanya ketiga pria itu baru selesai bicara, dari wajahnya kelihatannya seperti tidak baik.

Setelah turun Christopher Qin berkata: "Ayo pulang, sudah cukup larut, jika kita pulang lebih larut lagi ayah dan ibu pasti akan berpikir macam-macam."

"Iya."

Sesampainya di pintu Christian Qin berkata kepada Wayne Qin: "Jika ada masalah hubungilah aku sewaktu-waktu."

"Baik."

Wenny Qin meminta untuk tinggal di sini, Lisa juga tidak mencegahnya, "Jangan merepotkan kakak dan kakak iparmu."

"Aku tahu ibu!"

Setelah beberapa orang itu pergi barulah Wenny Qin menghela nafas panjang yang ditahannya, "Sungguh kesal sekali karena bibi, kakak ipar, kamu marah tidak?"

Jika dia dikatakan seperti itu oleh Callie Qin dia pasti akan marah.

"Marah." Tapi hari ini semuanya adalah anggota keluarga Qin, ada beberapa kata yang tentunya sungkan untuk dia katakan.

"Bonita ada di sini bersama kalian, dia bahkan sedikit pun tidak peduli bagaimana kabar anaknya, jika tidak melihatnya menanyakan bagaimana keadaan Bonita di sini." Ini pertama kalinya Wenny Qin merasa kasihan kepada Bonita Zhou, sampai bisa memiliki ibu seeprti Callie Qin.

"Sudah, sudah, jangan bicarakan ini lagi, kepalaku sudah pusing."

Wayne Qin berkata kepada Clara Shen: "Aku masih ada sedikit urusan, kamu tidurlah lebih dulu, atau bermain ponsel sebantar."

Wenny Qin segera berkata kepada Clara Shen: "Kakak ipar, kita bermain ponsel dulu saja, kita undang Claudius Zhang dan Elviana secara daring."

Sekarang tidur juga masih terlalu sore, lebih baik bermain dulu sebentar baru tidur.

"Baik."

Wayne Qin berada di ruang bacanya untuk mengurus sesuatu, Clara Shen dan Wenny Qin berada di lantai bawah bermain ponsel.

Malam saat ingin tidur Wayne Qin berkata kepada Clara Shen: "Hal ini tidak perlu terlalu kamu pikirkan, aku akan menyelesaikannya."

"Iya."

Dengan perkataan Wayne Qin seperti itu, malam ini Clara Shen tidur dengan cukup lelap.

Keesokan harinya Wayne Qin tidak pergi ke kantor, saat Clara Shen sedang menyetir dalam perjalanannya menuju ke kantor dia berpikir, masalah Callie Qin sudah tidak ada hubungannya lagi dengannya, sekarang dia bisa bekerja baik-baik, dan juga konstruksi wisata itu, hari ini setelah pulang dari kantor dia akan melihat bagaimana perkembangannya.

Hri ini Clara Shen mengadakan sebuah pertemuan di bagian desain, membicarakan ide apa yang dimiliki oleh para pegawai untuk tahun ini.

Clara Shen juga menyuruh Erika Zhao untuk menyampaikan pemikirannya, kemudian para pegawai kantor pun mendapati bahwa pemikiran Erika Zhao tidaklah buruk, mengapa tidak menyadari sebelumnya?

Pertemuan itu berlangsung sepanjang pagi, setiap orang menerima ide itu dengan bagus, dan Erika Zhao yang mendapatkan dukungan dari mereka juga merasa sangat senang.

Tengah hari Clara Shen dan Erika Zhao berjalan bersama menuju ke kafeteria untuk makans ian, dan Erika Zhao tidak tahan untuk bertanya, "Mengapa hari ini tidak makan bersama dengan dewa ku?"

"Hari ini dia tidak ke kantor."

"Ternyata begitu, hari ini aku memang sedang mencarimu, Yulius Yan berkata ingin makan malam bersama, dan menyuruhku bertanya apakah kamu ada waktu malam ini." Erika Zhao berkata.

Malam? Clara Shen berpikir sejenak sebelum menjawab, "Boleh."

Dua hari ini Bonita Zhou tidak sedang berada di rumah jadi Clara Shen juga tidak perlu pulang lebih awal untuk memasak, setelah itu Clara Shen pun bertanya kepada Erika Zhao, "Hubunganmu dengan Yulius Yan cukup bagus ya."

"Memang cukup bagus, kami teman sekolah selama beberapa tahun, saat masih sekolah dulu hubunganku dengannya sangatlah bagus."

Clara Shen menyipitkan mata, "Apa kalian dulu berkencan?"

Erika Zhao terbelalak, "Clara, apa yang kamu pikirkan, bagaimana mungkin aku berkencan dengannya, kami hanya dekat saja, berpikir berpacaran pun sudah tidak mungkin, jika tidak saat bangku menengah ke atas dulu kami sudah bersama."

Clara Shen mengusap hidungnya, sepertinya dia berpikir terlalu jauh, jika saat itu mereka bersama maka sekarang ini tidak akan ada lagi Nancy Han.

"Aku rasa dia juga sangat ingin mencari seorang pacar." Dulu dia pernah dekat dengan Nancy Han, seharusnya dia tidak ingin melewatinya sekali lagi

"Iya, dia juga memintaku untuk mencarikan pasangan untuknya, sebenarnya Yulius Yan ini, tampangnya tidak buruk, dia masuk di kriteria yang cukup bagus, hanya saja dia tidak mempunyai keberuntungan dengan perempuan." Erika Zhao merasa heran.

Clara Shen menatap Erika Zhao, "Bagaimana denganmu? Kamu seumuran dengannya, dia juga sedang melakukan kencan buta."

"Aku juga sedang melakukannya, tapi aku juga tidak beruntung di masalah pria."

"Jika begitu, kalian berdua cukup cocok."

Erika Zhao berpikir, lalu berkata: "Aku memutuskan untuk tidak kencan buta lagi."

Clara Shen menatap ke arah Erika Zhao.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu