My Charming Wife - Bab 189 Kejutan

“Di sini cuma ada tujuh orang, bagaimana baginya?” tanya Claudius.

“Kelompok pria dan wanita, tidak masalah dengan jumlah orang , kita yang pria kurang juga bukan masalah, masih takut dengan mereka yang wanita?” kata Kelvin dengan girang. Sejak Gracie terjadi masalah, Jimmy pun tidak pernah bermain bersama mereka lagi, di hari biasa sudah jarang melakukan permainan ini, tidak gampang hari ini begitu banyak orang dan gembira, harus bermain dengan puas.

“Boleh! Ayo ayo!” seru Elviana yang juga senang bermain dengan semangat.

Claudius melihat Wenny, “Kalau begitu harus sepakat dulu, yang kalah tidak boleh menyesal.”

“Siapa yang menyesal.”

Permainan sudah diputuskan, sejak awal Bonita memang tidak begitu tertarik, tapi karena berpikir ingin membuat Clara mabuk maka dia ikut juga.

Hanya saja semakin bermain semua makin seru dan senang, Bonita juga merasa sepertinya tidak buruk, ponselnya berdering temannya menanyakan mengapa masih belum selesai makan, Bonita menjawab : “Ada sedikit urusan, agak malam saja.”

Ini adalah kedua kalinya dia menolak untuk bermain game bersama.

Sudah minum beberapa kali putaran, semua juga sudah mulai merasa lelah.

Wenny berkata : “Istirahat sebentar, ayo kita main Truth or Dare.”

“Baik.”

Mereka mulai bermain lagi.

Hingga Wayne yang menang, Clara yang sudah sedikit mabuk, berkata, “Suamiku, aku pilih Dare.”

Elviana segera berseru : “Cium, ayo cium!”

Sampai Bonita pun ikut semangat, Wayne kakak sepupunya yang serius, apakah dia akan mencium Clara? Mau dipikir bagaimanapun pemandangan ini sulit untuk dibayangkan.

Wayne mengecewakan harapan dari semua orang.

“Ayo ke balkon atas.”

Clara mengerjapkan matanya, “Balkon atas?”

Dia belum pernah ke atas.

“Um.”

Clara dengan tidak begitu sadar naik ke lantai atas sambil membawa botol anggurnya, dia tidak begitu mengerti mengapa harus ke atas, tapi Wayne yang mengajaknya, dia ikut saja.

Sampai di balkon Clara melihat sekeliling, malam ini ada sinar bulan yang redup, hembusan angin yang nyaman, tiba-tiba dari jauh terlihat nyala kembang api yang sangat indah sekali, satu kembang, dua kembang, tiga kembang, makin lama makin banyak.

Seketika mata Clara menjadi terang.

Astaga, indah sekali.

Semua orang di kota A sekarang bisa melihat nyala kembang api yang memenuhi kota, tidak bisa menahan rasa terkejutnya, situasi apa ini, kembang api yang indah sekali, banyak sekali.

Elviana dan yang lainnya saat ini juga sedang naik ke balkon dan melihat pemandangan ini.

Clara mengangkat botol anggur dan minum seteguk lagi, dia pasti sudah minum banyak, kalau tidak mengapa dia bisa melihat kembang api yang begitu indah, minum seteguk lagi apakah dia benar-benar telah salah lihat.

Tetapi setelah minum lagi kembang apinya masih ada.

“Wah! Indah sekali!” seru Wenny tercengang.

Elviana juga tertegun, kota A belum pernah menyalakan kembang api sebanyak ini, langit malam ini terang benderang bagaikan siang hari.

“Apakah kota A juga ada hari pesta kembang api?” tanya Elviana.

Kelvin melihat ke arah Wayne, lalu berkata : “Hari ini ada seseorang yang ulang tahun, seseorang lagi mana mungkin tidak menunjukkan niatnya.”

Setelah Kelvin selesai bicara, semua orang melihat ke arah Wayne.

Jadi Wayne yang melakukan ini?

Pandangan Wayne tertuju pada langit, tidak membantah.

Wenny yang memahami Wayne segera berkata : “Tidak ada bantahan, berarti iya! Kak, kamu romantis sekali!” ujar Wenny sambil melihat ke arah Claudius, "Claudius, Claudius, nanti kalau aku ulang tahun, apa kamu juga akan memberi kejutan untukku?”

“Tentu saja!” jawab Claudius sambil melihat Wayne, pria yang selalu lebih dari pria lainnya. Awalnya mengira dirinya lebih unggul dari Wayne di sisi ini, namun sekarang kelihatannya dia malah harus belajar lebih banyak darinya.

Tidak bisa, ulang tahun Wenny tidak lama lagi, dia harus baik-baik memikirkannya.

Clara menatap ke langit, lalu berpaling dan melihat Wayne.

Wayne juga melihat Clara, tiba-tiba sebuah senyum merekah dari bibir Clara. Wayne menatapnya, kembang api yang memenuhi langit, senyum indah yang begitu menyilaukan orang, Wayne menjadi terpesona, pemandangan ini lebih indah dan menggugah dibandingkan dengan nyala kembang api tersebut.

Malam ini Bonita berkeinginan untuk membuat Clara mabuk, tapi dia sendiri juga sudah mulai mabuk, teman grupnya mendesak dirinya untuk online dan bermain game, Bonita dengan tidak sabar menutup teleponnya.

“Main, main, main! Apa serunya main game! Tidak main! Aku ingin minum!”

Wenny yang masih belum pergi, melihat sikap Bonita seperti itu, Bonita bilang game ini tidak seru? Ingin minum?

Dia segera mengeluarkan ponselnya dan bertanya pada Bonita, “Bonita, apa yang kamu katakan barusan?”

Bonita dengan pandangan mata yang sudah mabuk menatap Wenny, “Jangan panggil aku Bonita! Aku tidak ingin main game! Kamu menjengkelkan sekali!”

“Hahaha!” Wenny tertawa terbahak-bahak, kapan dia pernah bertemu dengan Bonita yang seperti ini.

Lalu dia lanjut bertanya, “Bonita, apakah kamu orang yang sangat membosankan!”

“Aku ingin membuatmu mabuk! Harus membuatmu mabuk! Ayo, kita minum bersama!” Bonita sangat ingin membuat Clara mabuk untuk membalas dendamnya. Kini dalam hatinya cuma ada satu niat ini, namun dia sudah tidak bisa membedakan dengan jelas siapa yang di depannya sekarang.

Wenny segera angkat gelasnya, “Ayo, minum, minum.”

Clara sudah minum banyak, Wayne membawa dia ke kamar, setelah berkumur dan beres baru dia turun ke bawah.

“Sudah, jangan minum lagi, pergi tidur. Wenny, kamu urus Bonita.”

Wenny yang baru saja mencekok Bonita dengan anggur yang banyak menjadi bingung, “Mengapa aku harus mengurus dia? Aku masih ingin mengurus Claudius, dia juga sudah mabuk.”

Dia tidak ingin mengurus Bonita.

“Claudius seorang pria tidak perlu kamu urus.”

Bagi Wayne seorang pria tidak perlu begitu perhitungan dan manja.

Wenny menjadi cemberut, lalu melihat Bonita, kali ini dia benar-benar sudah mabuk berat, tahu gitu dia tidak akan membuatnya mabuk, ini bukankah telah menjerat diri sendiri.

Claudius sama sekali tidak tahu karena kata-kata Wayne, dia tidur semalaman di ruang tamu, semalaman, besok paginya bangun juga karena Timo yang berisik.

Dia melihat sekeliling dengan tidak begitu sadar, bukan kamarnya, lalu melihat dirinya sendiri, mengapa tidur di lantai?

Kalau bukan karena ada karpet, dia akan flu.

Setengah sadar, dia baru teringat apa yang terjadi semalam, dirinya sekarang berada di FairviewVilla.

Mengapa dia tidak tidur di kamar?

Di mana Wenny?

Dia segere menelepon Wenny, dalam keadaan setengah sadar dia menerima telepon dari Claudius.

“Halo.”

Begitu mendengar suara Wenny, Claudius segera bertanya, “Wenny, kamu di mana, mengapa aku tidur di lantai?”

Wenny yang awalnya masih ingin tidur seketika menjadi sadar sepenuhnya, “Tidur di lantai?”

“Iya, barusan aku bangun dan menemukan diriku tidur di lantai, satu orang pun tidak ada.”

Wenny menjadi bingung, “Kakakku tidak membawamu ke kamar?”

Dia kira Wayne memintanya untuk mengurus Bonita, maka Wayne akan mengurus Claudius, ternyata tidak?

“Kamar? Tidak, aku di ruang tamu, habis ini badanku akan pegal sekali.” Kata Claudius.

Wenny menutup wajahnya, ini……

Clara tiap hari selalu bangun tepat waktu secara otomatis, tapi semalam dia minum terlalu banyak dan sekarang bangun terlambat.

Dia menguap, dan tidak melihat keberadaan Wayne.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu