My Charming Wife - Bab 276 Mengejutkan Pujaan Hatimu

“Bagaimana ini, aku baru pertama kali kencan, masa sudah harus seperti ini?”

Wenny Qin tiba-tiba mengambil sehelai pakaian lain, “Gaun ini bagus kok, cantik dan menawan, sangat cocok untuk berkencan.”

Bonita Zhou menggelengkan kepala: “Tidak boleh, setiap kali mengenakan gaun ini aku selalu merasa tidak enak dilihat. Gaun ini bagus, tetapi membuatku terlihat sangat biasa, ini adalah kencan pertama, aku tidak boleh memberikan kesan seperti itu pada Yulius Yan.”

Wenny mengelus dagu sambil memikirkan cara, kebetulan saat ini Clara datang, melihat mereka berdua disana, langsung bertanya: “Apa yang sedang kalian lakukan?”

Bonita Zhou langsung berkata: “Kakak Ipar, kami sedang memilih pakaian yang akan aku pakai saat kencan nanti, tapi semuanya tidak bagus, perlukah aku keluar beli lagi?”

“Jika beli sekarang, sepertinya tidak sempat lagi, seharusnya Yulius Yan sudah akan menjemputmu, kenapa bisa tidak memiliki pakaian bagus? Apakah sudah dipilihkan Wenny?” Selesai berkata, Clara pun menghampiri mereka, kebetulan melihat gaun yang sedang Wenny pegang, berkata: “Yang ini bagus kok, bentuk badanmu juga sangat bagus, seharusnya bisa cocok.”

“Tidak boleh, pakaian ini tidak cocok denganku.” Kata Bonita dengan kecewa.

Awalnya Bonita memang merasa gaun itu sangat cantik, namun setelah menyadari saat memakainya tidak mendapat hasil yang diinginkan, gaun itu selalu disimpan dalam lemari, sekalipun sangat menyukainya, tetap tidak pernah dipakai.

Tiba-tiba saja Wenny menjentikkan jari, berkata: “Aku punya ide, tetap pakai gaun ini!”

Bonita menjawab dengan kesal: “Wenny, kamu sengaja ya, sudah kukatakan…”

“Haiya, tidak seperti yang kamu bayangkan, sudah kukatakan aku punya ide, kamu tidak suka memakainya karena tidak memerhatikan dandanan, hari ini ada aku, akan menjamin kamu menjadi cantik, dan soal rambutmu, juga harus diperindah. Jika tidak, tidak akan cocok dengan gaun ini, Kakak Ipar, apakah di rumah ada alat penggulung rambut dan pelengkapnya?”

Clara menganggukkan kepala: “Ada kok, tunggu sebentar, aku ambilkan.”

Bonita sedikit terbengong, ada apa ini? Jadi maksud Wenny, ingin mendandani dirinya?

Dulunya Bonita memang tidak terlalu memerhatikan dandanan, setiap hari selalu sibuk bermain game, hampir mengabaikan wajahnya itu. Dia sama sekali tidak mengerti soal dandan, juga tidak pernah mengotak-atik rambut sendiri, apalagi pakaian-pakaian yang sebetulnya sangat cantik itu. Jika bukan karena menyukai Yulius Yan, dia juga tidak mungkin membeli gaun itu.

Gerakan Clara sangat cepat, segera membawakan alat-alat yang diminta, Wenny pun berkata: “Kakak Ipar tidak perlu terburu-buru, bagaimanapun juga saat ini Kakak sedang mengandung, harus lebih hati-hati.”

“Tidak apa-apa, Wenny, kenapa kamu jadi sama seperti Kakakmu.” Di rumah, setiap melihat dia berjalan terlalu cepat Wayne Qin selalu mengingatkan seperti itu.

Untung saja saat ini Wayne sedang mempersiapkan bahan barbeque bersama Claudius Zhang di bawah.

“Yang aku katakan memang kenyataan.”

Melihat Clara datang membawakan alat-alat itu, entah kenapa timbul rasa dalam hati Bonita Zhou, semua orang berkata dandan bisa mempercantik diri, tiba saatnya nanti, akankah dirinya menjadi jauh lebih cantik?

Saat ini Wenny berkata: “Aku ambil alat-alat dandanku dulu.”

Sebagai seorang artis terkenal, Wenny selalu membawa alat dandan dengan lengkap. Saat keluar rumah akan sering difoto secara diam-diam, semua pun disiapkan dengan lengkap.

Datang membawa setumpuk barang dan peralatan dandan, Bonita menatap Wenny dengan penuh harapan: “Wenny Qin, kamu harus mendandaniku secantik mungkin ya.”

Wenny memutar sisir dengan jari tangan, mulai mengamati wajah Bonita, berpikir bagaimana seharusnya mendandani perempuan itu.

Melihat Wenny Qin yang tidak memerdulikannya, namun tetap memandang wajahnya, Bonita pun merasa ketakutan: “Wenny Qin, jangan bilang kamu ingin usil padaku, aku beritahu kamu ya, kencan ini sangat penting bagiku.”

Setelah memutuskan akan mendandani Bonita dengan ciri khas seperti apa, Wenny pun mendengar perkataan yang dia ucapkan, tidak tahan membalikkan bola mata, berkata: “Ternyata seperti itu kesan kamu pada Kakakmu ini?”

Sejak kapan dia bermain-main di situasi terdesak?

Melihat ekspresi wajah Wenny, Bonita pun lega karena yakin dirinya tidak akan dikerjai: “Kalau begitu dandanlah dengan bagus.”

“Kamu tenang saja.”

Clara Shen pun terlihat bersemangat: “Aku sungguh menantikan hasil dandan dari Bonita.”

Bonita langsung melanjutkan: “Pasti sangat cantik.”

Berkata demikian, Bonita kembali teringat identitas dua orang di depannya, satunya Clara, satunya lagi Wenny, mereka berdua adalah perempuan tercantik yang pernah dia temui, bahkan Linda sekalipun, sejujurnya, tetap sedikit lebih kalah. Sekalipun dirinya didandani, tetap saja tidak mungkin lebih cantik dari keduanya.

Tetapi tidak masalah, tiba saatnya nanti Yulius Yan hanya akan melihat dirinya.

Asalkan dandan bisa membuat dirinya lebih cantik dari tidak dandan, Bonita melihat gaun yang tergantung di samping, itu adalah gaun yang paling dia sukai selama beberapa tahun terakhir, selesai didandani Wenny, dirinya pasti akan lebih cantik saat memakai gaun itu deh? Yang penting cocok saja, itu adalah yang terpenting.

Wenny Qin sangat terlatih dalam hal dandan, memainkan brush dengan amat cepat dan lincah, Clara yang berdiri di samping pun tidak tahan memuji:”Wenny, teknik dandanmu ini lumayan sekali.”

“Tentu saja, aku menghasilkan uang dengan modal wajah, jika teknik ini saja tidak dikuasai, bagaimana bisa bergelut dalam dunia hiburan.” Hari-hari biasa, saat mengikuti acara-acara tertentu pasti ada ahli dandan yang akan merias wajahnya, tetapi saat sedang sendiri, Wenny selalu melakukannya sendiri, tidak suka diikuti tim kemana-mana.

Mendengar perkataan Clara, Bonita pun semakin menantikan hasilnya, Kakak Ipar saja sudah berkata seperti itu, seharusnya akan memuaskan.

Satu jam kemudian, akhirnya Wenny selesai mendandani Bonita: “Sudah, coba lihat ke cermin.”

Bonita mengangkat cermin di samping, benar-benar terkejut, apakah orang yang cantik berseri di dalam cermin, sungguh dirinya?

Wenny Qin berkata: “Rambut juga akan diperindah, setelah itu hasilnya baru akan lebih maksimal.”

Bonita berkata dengan tidak berani percaya: “Astaga, ini benaran aku?”

“Memang kamu kok, jangan terkejut, sebentar lagi akan jauh lebih cantik.” Keluarga Qin memang memiliki gen yang unggul. Meski sifat tidak terbilang baik, Callie Qin memiliki paras yang tidak kalah cantik, begitu pula dengan Damson Zhou yang memiliki penampilan mempesona, jika tidak, tahun itu Callie Qin tidak mungkin rela pindah ke Kota B demi menikahinya.

Clara Shen berkata: “Nanti saat kamu turun dengan penampilan seperti ini, Wayne dan Claudius pun pasti akan sangat terkejut.”

Bonita sontak merasa gembira: “Yulius Yan juga pasti akan terkejut kan.”

Clara berpikir sejenak, berkata: “Aku rasa juga seperti itu.”

Bonita pun meletakkan cermin di tangan dengan gembira, berkata pada Wenny: “Baiklah, bantu aku benahi rambut ya.”

Wenny mulai merapikan rambut Bonita, sambil berkata: “Cepat kamu pikirkan bagaimana cara berterima kasih padaku nantinya.”

“Baik, terserah kamu ingin aku berterima kasih seperti apa.” Bonita adalah seorang gadis yang sangat enak diajak berbicara, terlebih saat ini suasana hatinya sedang sangat baik.

“Bagus, kalau begitu kelak kamu harus memanggilku Kakak Sepupu, setiap hari memanggilku Wenny dan Wenny, sama sekali tidak sopan.” Kata Wenny dengan segera.

Jika dulu, Bonita mungkin saja tidak akan setuju, tetapi kini, dia malah mengiyakan tanpa ragu: “Sama sekali tidak ada masalah!”

Di bagian rambut, Wenny tidak begitu mahir, karena bagaimanapun juga, dia selalu melakukannya untuk sendiri, kini posisinya sedikit berbeda, memerlukan waktu yang cukup lama. Akhirnya semua terselesaikan, Wenny pun menghela nafas, berkata: “Akhirnya selesai juga, bagus kok, Bonita, cepat, pakai gaun itu, perlihatkan pada kami.”

Bonita malah ingin bercermin lagi, tetapi dicegat oleh Clara: “Jangan ambil cermin dulu, nanti kamu akan lebih terkejut saat melihatnya secara menyeluruh.”

Merasa cukup masuk akal, Bonita Zhou pun bergegas ganti pakaian, berdasarkan perkataan Clara dan Wenny, seharusnya akan sangat sempurna, dirinya pasti sangat cantik. Berpikir demikian, senyum manis pada wajah Bonita pun tidak bisa dihentikan, kebetulan sekali handphonenya berdering tiba-tiba.

“Bonita, aku sudah sampai, keluarlah.” Kata Yulius Yan.

Suara itu membuat Bonita kepanikan, begitu melihat jam dalam layar handphone, ternyata sudah jam 11, dia segera menjawab: “Aku segera keluar, tunggu aku sebentar ya, matikan dulu.”

Selesai berkata Bonita Zhou langsung mematikan telepon, Wenny pun bertanya: “Pujaan hatimu sudah datang?”

Bonita Zhou mengangguk: “Iya, dia sudah sampai.”

Clara Shen berkata: “Kalau begitu cepat pakai gaun itu, ingat sepatu hak tinggi kamu.”

Bonita baru tersadar dari bengong, segera mengganti gaun, tidak lama kemudian pun berjalan keluar, langsung membuat mata Clara dan Wenny terbelalak, tadi saja dia terlihat sudah cukup cantik, tetapi kini, setelah mengenakan gaun itu, Bonita benar-benar cantik mempesona.

Clara terdiam, daridulu belum pernah melihat Bonita yang secantik itu.

Melihat dua orang yang melihatnya seperti itu, Bonita bertanya dengan tidak enak hati: “Eh, bagaimana menurut kalian?”

Clara dan Wenny mengangguk secara serempak: “Cantik!”

“Sempurna!”

“Mempesona!”

“Menakjubkan.”

Bonita Zhou: “……”

Clara pun tersenyum: “Cepat lihat sendiri.”

Kamar itu dilengkapi cermin di semua sisi, Bonita langsung berjalan ke depan cermin, kini akhirnya dia mengerti kenapa Clara Shen dan Wenny Qin menatapnya seperti tadi, tak lain kali terpukau dengan penampilan dirinya.

“Bidadari dalam cermin itu sungguh diriku?” Bonita Zhou bertanya dengan kaget.

Wenny tidak mampu menahan tawa: “Bonita, kamu terlalu percaya diri deh.”

Bonita baru menangkap maksud perkataannya, berencana membantah, malah diurungkan karena melihat wujud dirinya yang benar-benar cantik: “Hari ini aku adalah bidadari, tidak sempat bertengkar dengan kalian, pergi dulu ya!”

Clara Shen pun menjawab: “Pergilah, kagetkan pujaan hatimu itu.”

Berhadapan dengan ledekan dua orang itu, Bonita sudah tidak sempat meladeninya, segera turun terburu-buru, tetapi karena sedang mengenakan sepatu hak tinggi, kecepatan jalannya tetap dibatasi.

Yulius Yan menunggu di luar villa karena hanya sebentar disana, Begitu pintu villa terbuka, melihat Bonita Zhou berjalan keluar, Yulius yang bersandar di samping mobil pun segera berdiri tegak.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu