My Charming Wife - Bab 410 Aroma

Clara menambahkan, "Sebenarnya, aku sudah tahu siapa ingin menculikku. Aku hanya ingin bertanya, jika setelah tiga hari berlalu atasanmu masih merasa tidak puas, maka apa yang akan kamu lakukan terhadapku?"

Pria itu menatap Clara, tidak mengatakan apa-apa, lalu berbalik pergi meninggalkannya.

Clara hanya dapat menghabiskan makanannya seorang diri.

Itu adalah cakwe dan susu kacang kedelai. Pria itu tidak memperlakukan dirinya dengan semena-mena.

Saat ini, Clara hanya dapat menunggu. Menurut investigasi yang telah dilakukan Wayne sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa sasaran penculikan yang dilakukan oleh Keluarga Wu ditujukan pada Wayne. Sehingga saat ini Clara pun diculik, kalau tidak bagaimana bisa Eden mengancam Wayne?

Akankah Wayne menyetujui perjanjian kerja samanya itu?

Clara pun tanpa henti memikirkan masalah ini di dalam hatinya.

Menurutnya hubungan di antara mereka memang cukup baik, tetapi ini bukanlah situasi yang biasa, yaitu berkatian dengan nasib seluruh perusahaan. Bahkan jika hubungannya baik, itu tentu tidak sebanding dengan perusahaan.

Clara kembali membayangkan dalam benaknya, jika Wayne benar-benar setuju dengan Eden, maka jerih payahnya dalam beberapa tahun terakhir akan hancur begitu saja, lalu hal ini akan membuat Keluarga Wu bahagia.

Jadi Clara tidak ingin Wayne menyetujuinya.

Kalau saja ada cara lain.

Clara melihat ke sekeliling dinding di dalam ruangan itu, dia mendapati beberapa di antaranya sudah retak. Namun demikian, tidak mungkin baginya untuk pergi. Pria itu tidak akan memberinya kesempatan.

Clara yang awalnya merasa lapar, saat ini menjadi tidak nafsu setelah melihat cakwe dan susu kacang kedelai itu.

Saat Wayne dan Victor berjalan ke depan, Victor berkata: "Rumah-rumah di wilayah ini adalah bangunan yang berbahaya. JIka dilihat-lihat, aku rasa mereka tidak dapat tinggal di dalamnya."

Maksud dari kata-katanya itu ialah seharusnya mereka tidak berada di sini.

Wayne berkata: "Belum tentu. Semakin tidak mungkin, maka kemungkinannya semakin besar."

Wayne mulai melihat sekelilingnya.

Tiba-tiba mereka berjalan di jalan yang berlumpur, Wayne mengerutkan keningnya, "Lihatlah ke bawah tanah."

Rumah-rumah di sini semuanya sangat tua. Jalan besar diluarnya hanyalah bebatuan yang tidak diperbaiki, sedangkan bagian dalamnya belum selesai dibangun.

"Itu adalah jejak ban mobil." Kata Victor.

"Apakah menurutmu jejak ban ini telah lama ditinggalkan atau baru saja ada?" Wayne bertanya.

Ada beberapa kemungkinan dari jejak ban itu. Salah satunya adalah sang penculik itu memang datang ke sini dengan mobil, dan satunya lagi ialah mungkin jejak itu telah ada sejak 20 tahun yang lalu.

Victor menjawab: "Sulit untuk mengatakannya."

Wayne pun berkata: "Aku rasa itu mungkin adalah mobil sang penculik."

Victor menatap Wayne.

Wayne berkata: "Tempat ini telah direncanakan untuk dihancurkan, dan masih ada waktu yang lama untuk dilalui. Dilihat-lihat, tampaknya tempat ini sudah lama ditinggalkan orang-orang. Kemungkinan seseorang mengemudi ke sini sangatlah kecil, tapi nyatanya terdapat jejak ban mobil disini. Maka dari itu marilah kembali mencarinya, dan kita harus lebih berhati-hati."

Jika memang benar tempat ini, maka mereka harus berhati-hati agar tidak mengganggu sang penculik.

Victor pun memberikan tatapan yang serius, lalu mengangguk.

Kedua orang itu berjalan dengan sangat hati-hati ke depan tanpa bersuara.

Walaupun tempat ini tidak kecil, namun karena tidak ada penghuninya, maka terlihat sangat sepi. Sehingga harus sangat berhati-hati. Karena begitu Clara ditemukan, maka mungkin dia akan masuk ke dalam bahaya.

Kedua pria itu berjalan sepanjang jalan, dengan hati-hati melihat apakah ada orang yang tinggal di dalam bangunan tua yang ada di sana, sehingga mereka pun memeriksa rumah-rumah yang masih memungkinkan untuk ditinggali.

Ada beberapa rumah yang tampaknya tidak dirawat sebelumnya, sudah roboh, sehingga tidak perlu memeriksa rumah yang seperti itu.

Di depan sebuah rumah yang bewarna putih, Wayne tiba-tiba memberi isyarat kepada Victor untuk berhenti, dia mengangkat jarinya untuk memberitahunya agar tidak mengeluarkan suara.

Victor memandang Wayne dengan bingung, bertanya bagaimana situasinya.

Wayne menunjuk ke arah atas.

Itu adalah lantai dua di sebuah gedung. Tampaknya gedung itu adalah yang terbaik di sana. Tetapi terdapat retakan, sehingga seharusnya itu tidak bertahan lama.

Victor mengangguk, menunjukkan bahwa dia mengerti maksud Wayne.

Dia pun mengeluarkan ponselmu, mengetik, lalu memberikannya kepada Wayne: Tidakkah kita harus menunggu polisi datang terlebih dahulu?

Wayne menggelengkan kepalanya.

Ada terlalu banyak orang di kepolisian, sehingga akan sangat mudah ketahuan.

Wayne mencium ada aroma cakwe di udara. Meskipun itu tidak terlalu terasa, namun dia sangat yakin bahwa ke sinilah sang penculik itu membawa Clara.

Wayne mulai berpikir tentang apa yang harus dilakukan, apakah dia akan langsung naik atau bagaimana?

Saat ini, dia tidak tahu ada berapa banyak penculik yang ada disitu, jadi dia tidak bisa menahan perhatiannya. Jika jumlahnya banyak, lalu mereka memiliki senjata di tangan mereka, maka itu akan sangat berbahaya, tidak hanya terhadap dirinya dan Victor, tapi sama halnya dengan Clara.

Victor tidak mengatakan apa-apa, dia hanya menatap Wayne, menunggunya untuk membuat keputusan.

Untuk sesaat, Wayne menunjuk ke gedung di sebelahnya.

Sangat mudah untuk menemukan sang penculik itu dengan berdiri di gedung sebelah mereka.

Jadi kedua orang itu menuju ke gedung sebelah, yang merupakan dua tingkat. Namun, tampilan bangunannya tidak sebaik yang berwarna putih, dan itu tampak lebih kecil.

Ada bau apek di dalam gedung itu,juga tidak diketahu apa itu. Tampaknya sang pencuri itu tidak bisa mendengar apa yang mereka ucapkan disini. Sehingga Wayne pun berbisik, "Mari kita amati dari sini terlebih dulu."

Jika dipikir dari aroma Cakwe itu, sang penculik kemungkinan besar sedang berada di sini sekarang. Mungkin mereka baru kembali dari membeli cakwe. Tentu saja, mungkin saja itu dikirim oleh seseorang.

Victor pun bertanya: "Bagaimana kamu tahu itu ada di sini?" or

Wayne menatap Victor, lalu berkata: "Apakah kamu tidak mencium sesuatu aroma?"

Victor memiringkan kepalanya, "Aroma apa?"

Dia dapat merasakan bau apek di sini, tapi dia tidak mencium aroma apa pun selain itu.

Wayne menjelaskan: "Baru saja aku merasakan aroma cakwe, namun dikatakan bahwa proyek yang direncanakan oleh pemerintah disini telah dibatalkan. Sehingga seharusnya sudah lama tidak ada orang yang datang. Jadi menurutmu, siapa yang mau makan cakwe di sini?"

Sudah lama ditetapkan bahwa tempat ini tidak dapat ditinggali. Mustahil bagi seseorang untuk makan adonan di tempat ini.

Victor segera mengerti, "Mungkin saja mereka memberikannya kepada istrimu."

Wayne mengerutkan keningnya, teringkat ketika Clara meneleponnya kemarin, dia baru saja pulang kerja, sehingga dia pasti belum makan. Sekarang tidak tahu apakah dia sedang kelaparan.

Kedua orang memperhatikan gedung yang ada di sebrangnya dari lantai atas, tetapi mereka tidak menemukan pergerakan apapun, juga tidak melihat siapapun.

Sekitar satu jam kemudian, Victor melihat sosok yang melintas di sebrang jendela.

Kedua orang itu pun saling menatap, lalu kembali memperhatikan gedung sebrang, namun mereka tidak menemukan apapun.

Namun yang pasti, targetnya ada di sini.

Victor berkata: "Itu adalah seorang laki-laki, dia terlihat seperti berusia tiga puluhan tahun."

Wayne mengangguk, dia pun juga telah melihatnya.

Victor pun bertanya: "Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"

Sang penculik itu muncul lagi di jendela di lantai dua, yang menunjukkan bahwa Clara pasti ada di lantai dua.

Wayne berpikir sejenak, lalu berkata: "Tunggu sampai siang hari."

Terciumnya aroma cakwe itu tadi pagi, menunjukkan dua kemungkinan yaitu, satu itu dibeli oleh sang penculik, kedua itu telah dikirim oleh seseorang. Jika sang penculik yang membelinya, maka mereka bisa naik pada saat itu, tetapi mereka tidak tahu ada berapa banyak orang di sana.

Jika ada seseorang yang mengantarnya, maka mereka tidak dapat melakukannya. Mereka harus menunggu orang itu pergi terlebih dahulu.

"Baik." Victor mengerti apa yang sedang dimaksud Wayne.

Saat ini waktu masih pagi, jadi mereka hanya dapat mengamati gedung yang ada di sebrang.

Setelah beberapa saat, Victor berjalan ke sisi lain untuk menenangkan pikirannya.

Tiba-tiba tampak ada polisi yang datang.

Victor segera masuk, "Ada polisi yang datang."

Wayne mengerutkan keningnya, dia hampir lupa akan hal ini.

Dia pun segera menghubungi Kepala Polisi.

Memberikan penjelasan situasi di sini.

"Kalian harus menemukan tempat untuk bersembunyi terlebih dulu, jangan sampai sang penculik mengetahuinya."

Ketua Polisi itu terkejut tidak menyangka kedua pria itu telah menemukannya begitu cepat. Mereka pun segera melakukan arahan dari Wayne.

Wayne mengangguk kepada Victor, mengatakan bahwa masalah dengan para polisi sudah aman dalam kendali.

Siang hari akan segera tiba.

Kedua orang itu melihat seorang pria keluar dari gedung seberang. Pria itu tidak menyangka seseorang akan menemukannya secepat itu. Dia mengunci gerbang, lalu pergi dengan tenang.

Wayne segera mengirim pesan ke Kepala Polisi.

Lalu dia berkata kepada Victor: "Ayo kita pergi."

Pintunya terkunci. Untungnya, ini adalah rumah tua dengan jendela yang pecah. Sehingga mereka pun segera masuk melalui jendela.

Tidak ada suara apapun.

Kedua orang itu menemukan tangga untuk menuju ke lantai dua. Tetapi tidak diketahui apakah ada orang di dalamnya. Jadi mereka sangat berhati-hati dan tidak membuat suara apapun.

Ketika mereka sampai di lantai dua, Victor berhenti, melihat dengan hati-hati ke atas dan ke bawah, tetapi tidak ada apapun yang ditemukan, Wayne mengangguk. Kemudian mereka pun naik ke atas dengan menaruh tangan ke dalam saku. Mereka juga datang dengan membawa senjata.

Wayne menggelengkan kepalanya seolah tidak ada siapa-siapa.

Victor pun juga menyadarinya, segera melakukan pencarian.

Rumahnya itu tidak kecil. Ada lima kamar di lantai dua, tetapi tidak ada yang ditemukan. Victor menunjuk ke bagian dalam suatu ruangan, tanpa berkata apa-apa.

Mereka berdua pun berjalan menuju ruangan itu. Kamar itu sangat besar. Ada pintu di dindingnya, yang merupakan jenis pintu yang menempel di dinding. Tampaknya itu sudah lama tidak dibuka.

Wayne mengangguk, merasa mungkin Clara ada di dalamnya.

Wayne mengetuk pintu dengan pelan.

Clara yang sedang memikirkan sesuatu tertegun mendengar ketukkan itu.

"Ada apa?"

Dia pikir itu adalah sang penculik yang mengetuk. Dia merasa aneh, karena pria itu masih tahu cara mengetuk.

Mata Wayne lpun angsung bersemangat.

Di dalam sini!

Dia ada di dalam sini!

Namun tidak ada satu pun dari mereka yang bisa membuka kunci pintu itu.

Wayne pun segera mengeluarkan senjata dari sakunya.

Ada sedikit suara. Tidak ada suara apapun kecuali suara logam kunci itu

Kuncinya telah terbuka, Wayne pun melepasnya.

Clara merasa konyol saat melihat pintu terbuka. Dia bahkan merasa ada yang tidak beres dengan matanya. Jika tidak ada masalah, bagaimana dia bisa melihat Wayne di sini? Oh ya, Victor pun secara otomatis diabaikan olehnya.

Pasti karena dia telah kurang tidur semalam, lalu karena sekarang dia telah tertidur lagi, dia menjadi bermimpi.

Ya, itu pasti.

Tapi kemudian Wayne membuka mulutnya.

"Istriku, aku datang untuk menyelamatkanmu."

Clara: !!!

Itu benar-benar adalah Wayne!

"Apa aku tidak sedang bermimpi?" Clara berseru.

Wayne menjawab: "Seharusnya tidak demikian."

Clara pun berlari, lalu memeluk Wayne: "Kamu benar-benar telah datang ke sini!"

Wayne menepuk punggung Clara: "Jangan takut, sudah tidak apa-apa."

Clara merasa dirinya akan terbang saat ini, "Wayne, kamu sangat hebat!"

Melihat kedua orang itu seperti itu, membuat Victor mengerti apa yang dikatakan Wayne sebelumnya.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu