My Charming Wife - Bab 215 Tinggal (3)

Bonita Zhou ragu sebentar dan berkata, "Aku sudah kuliah di Kota A. Tidak baik sekali, baru datang, masa pindah lagi ke sana. Selain itu di sana aku juga tidak mempunyai teman lain."

"Tapi ayahmu sudah bicara dengan kakek dan nenekmu, kalau mereka setuju, kamu seharusnya harus ikut pulang ke Kota B kali." kata Wenny Qin.

Bonita Zhou tidak terpikir masalah ini, kali ini tiba-tiba dikatakan padanya, dia sedikit kacau, "Aku harus pikirkan baik-baik."

Dia harus pikirkan baik-baik kembali atau tidak ke Kota B.

Hery Qin yang paling terakhir turun, juga tidak tahu apa yang dibicarakan orang-orang tadi, hanya melihat perasaan di mata Bonita Zhou tidak terlalu baik dan membujuk, "Kak Bonita, jangan berpikir terlalu banyak, kehidupan seseorang sangat panjang. Ada beberapa hal yang memang sudah ditakdirkan harus dilalui. Mengalami juga bukan berarti tidak baik, dia pasti akan mengajari kita sesuatu, jadi kamu berpikir dengan lebih terbuka, tidak ada apa-apanya. Bukankah masih ada kita? Ya 'kan?"

Seketika semua orang melihat ke arah Hery Qin.

Hery Qin menundukkan kepala dengan sedikit malu, "Apakah aku salah mengatakan sesuatu."

Wenny Qin langsung menggelengkan kepala, "Bukan, aku tidak mengira bisa mendengar perkataan seperti ini dari mulut Hery. Aku selalu mengira kamu adalah pria yang kaku dan terlalu lurus."

"Aku hanya asal bicara saja ..." Hery Qin semakin menundukkan kepala.

Bonita Zhou kali ini baru berkata, "Terima kasih, tapi aku bukan berpikir tidak terbuka, aku sedang memikirkan masalah mau pulang ke Kota B atau tidak."

Hery Qin baru tersadar, "Apakah ini?"

Bonita Zhou menggelengkan kepala, "Iya."

Wenny Qin berkata, "Kamu juga jangan pusing dulu, belum tentu kakek dan nenek menyetujui. Sebelumnya bibi dan paman cerai, bukankah kakek dan nenek tidak setuju."

Orang-orang itu mengobrol lama di lantai bawah. Clara Shen dan Wayne Qin menyadari mental Bonita Zhou lumayan baik, sama sekali tidak ada masalah apapun, bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya, orangnya juga menjadi ceria, saat bicara bisa menyampaikan pemikirannya sendiri.

Apakah ini termasuk hal yang baik?

Termasuk kali?

Wenny Qin saat ini bertanya pada Clara Shen, "Kakak ipar, dimana kakakku. Apa dia juga keluar?"

Clara Shen baru teringat Wayne Qin masih ada di rumah, "Tidak, dia sedang tidur."

Hery Qin melihat jamnya dan berkata, "Sekarang sudah jam setengah empat, apa kakak sepupu masih tidur?"

Sepertinya kakak sepupu tidak pernah tidur siang kali?

Clara Shen berpikir, "Seharusnya sudah bangun, mungkin pergi ke ruang baca untuk bekerja. Aku lihat dulu di atas."

"Ok."

Clara Shen pergi ke ruang baca dulu, tidak melihat Wayne Qin di sana. Jangan-jangan masih tidur?

Clara Shen kembali ke kamar lagi, ternyata Wayne Qin masih tidur.

Clara Shen berkata, "Wayne, sekarang sudah jam setengah empat, cepat bangun, kalau tidak adik-adikmu sudah akan menertawakanmu."

Wayne Qin tidak memiliki reaksi apapun, Clara Shen memanggil lagi, "Wayne?"

Tetap tidak ada jawaban.

Clara Shen berjalan ke sana, wajah Wayne Qin merah. Setelah meraba dahinya, sangat pans.

"Wayne, kamu demam lagi, ayo bangun."

Sama sekali tidak ada reaksi apapun. Untung saja sebelumnya sudah memiliki pengalaman seperti ini. Clara Shen langsung memutuskan untuk telepon pada ambulans, tapi teringat lagi sebelumnya pergi ke rumah sakit juga tidak ada cara apapun, lebih baik dia sendiri yang obati.

Dia merasa Wayne Qin sepertinya tidak ada reaksi apapun pada obat-obatan, lebih berkhasiat kalau melakukan penurunan suhu badan ilmiah.

Jadi Clara Shen lebih bersedia turun tangan sendiri. Kalau setengah jam kemudian tidak ada kemajuan, baru telepon ambulans.

Wayne Qin merasakan kehangatan yang Clara Shen berikan padanya. Hati yang panas tiba-tiba menjadi tenang. Dia sudah lupa sudah lama sekali tidak demam. Kali ini terjadi masalah seperti ini lagi. Dia rasa yang nyonya tua katakan mungkin benar. Kalau tidak ada Clara Shen, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana.

Clara Shen mengelus dahi Wayne Qini, sepertinya suhu tubuh pria ini turun banyak, setelah mengambil termometer, Clara Shen meletakkannya ke dalam bibir Wayne Qin.

Sesaat kemudian termometer dikeluarkan, 38 derajat celcius.

Masih demam, tapi sudah jauh lebih baik.

Clara Shen mengganti ember baru.

Lalu membantu Wayne Qin menurunkan suhu tubuh lagi.

Saat Wayne Qin bangun, Clara Shen sedang menatapnya. Melihat Wayne Qin bangun, mata Clara Shen terbuka lebar, "Suamiku, kamu akhirnya bangun! Rasanya bagaimana? Apa ada yang tidak nyaman?!"

"Sudah jauh lebih baik." Wayne Qin berkata dengan sedikit serak.

Clara Shen segera menuangkan segelas air kepada Wayne Qin, "Minum air dulu."

Wayne Qin langsung duduk, sekarang dia benar-benar merasa jauh lebih baik. Setelah meminum air yang disodorkan Clara Shen, dia bertanya, "Sekarang sudah jam berapa?"

"Jam berapa? Coba kulihat." Clara Shen mengeluarkan ponsel, melihat sebentar, dan terkejut, "Sudah jam 7! Aku belum masak! Kamu istirahat dulu, aku turun untuk masak."

Wayne Qin ingin bilang pesan makanan saja, tapi Clara Shen sudah keburu berlari keluar.

Bonita Zhou melihat Clara Shen turun langsung berkata, "Apa yang kalian lakukan selama itu."

"Wayne demam. Tadi aku mengelap arterinya dengan air dan alkohol. Hari ini harus agak malaman baru bisa makan, aku buatkan sekarang."

Clara Shen lalu berjalan ke dapur. Sebelum masuk ke dapur, sudah mencium aroma wangi, lalu melihat Wenny Qin yang sedang sibuk di dapur.

"Hari ini kamu masak sendiri." tanya Clara Shen.

"Kebetulan bisa membiarkan kalian mencoba masakanku. Apa kakakku masih kerja? Suruh dia turun untuk makan, mencoba makanan yang adiknya kuasai." sambil bicara, Wenny Qin memasukkan sayuran ke dalam panci.

Terdengar suara minyak yang mendidih, bergerumuh, Wenny Qin segera membalik-balikkan makanan dalam panci.

Clara Shen mengambil piring kosong ke samping, "Kakakmu demam. Beberapa waktu lalu pernah demam beberapa kali. Setiap kali lumayan parah. Beberapa waktu ini tidak demam lagi, aku bahkan kira karena pengaruh cuaca."

Wenny Qin menoleh menatap Clara Shen dengan terkejut, "Dia demam lagi? Telepon ambulans tidak?"

Setelah bertanya, Wenny Qin menyadari sepertinya dia bertanya terlalu banyak, rasanya juga tidak ada gunanya. Wayne Qin kalau demam pasti akan demam dua hari, dua hari ini harus diinfus, "Tidak bisa. Aku harus pergi lihat. Kakak ipar kamu goreng dulu, tinggal dua sayur lagi."

Setelah berkata, Wenny Qin pun berjalan keluar.

"Bukan, aku belum selesai bicara!"

Clara Shen melihat Wenny Qin sudah berjalan jauh.

Sudahlah.

Wenny Qin naik ke atas dan melihat Wenny Qin sudah keluar. Wenny Qin mengerjapkan mata dan bicara dengan terkejut, "Kak, bukankah kakak ipar bilang kamu demam? Ada apa, ada apa ...."

"Iya, demamku sudah turun."

Wenny Qin bingung, "Tapi, dulu kamu selalu demam cukup lama. Kenapa sembuh secepat ini? Kalian membohongiku ya?"

"Tidak. Sekarang sudah tidak membutuhkan waktu selama itu lagi. Apa paman sudah datang?" tanya Wayne Qin.

Wenny Qin menggelengkan kepala, "Tidak, tadi nenek menelpon bilang mereka makan di sana, juga menyuruh kita makan di sana, tapi kalau dua mumi itu pergi, pasti akan membuat nenek terkejut. Aku bilang saja hari ini kita makan di luar."

"Ok, yuk turun ke bawah. Makan malam hari ini pesan makanan saja."

Clara Shen menjaganya selama ini, makan malam pasti tidak akan membiarkan Clara Shen masak lagi.

"Sudah selesai, tinggal dua sayuran lagi. Tadi saat naik ke atas, aku sudah suruh kakak ipar buat."

Clara Shen membawa makanan yang sudah selesai dimasak keluar dapur. Saat sedang makan, Damson Zhou berjalan ke sini.

Bonita Zhou meletakkan sumpit, menghampiri Damson Zhou, dan bertanya, "Ayah, apa ayah sudah makan?"

"Aku sudah makan di rumah kakek dan nenekmu." Damson Zhou menjawab sambil mengganti sepatu.

"Kenapa sepagi itu. Kita sekarang baru makan."

"Kamu 'kan tahu kakek dan nenekmu makan lebih cepat. Kalau begitu kamu makan dulu sana."

Setelah Damson Zhou selesai makan, dia langsung datang. Dia berpikir kalau misal hari ini bisa pulang ke Kota B, maka akan pulang hari ini. Kalau tidak bisa, maka akan pulang besok.

"Ok."

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu