My Charming Wife - Bab 148 Hadiah

Clara Shen tertawa, dia tidak merasa dirinya punya keberuntungan ini, lagipula dari dulu keberuntungannya memang kurang baik, mungkin hal yang paling beruntung dalam hidupnya adalah menikah dengan Wayne Qin, juga punya Elviana Wang dan Claudius Zhang sebagai teman baiknya.

Toko yang dibilang Kelvin Han terletak di paling ujung dari kawasan tradisional ini, merupakan sebuah toko penuh nuansa kuno, dalamnya menjual berbagai barang kuno.

Bos dari toko tersebut bermarga Song, melihat Kelvin Han, ia langsung berkata : “Tuan muda Han, kamu sudah datang, caturnya sudah disiapkan, saya ambilkan sekarang.”

Bos Song segera masuk ke dalam untuk mengambil catur, Clara Shen dan Elviana Wang mengamati sekeliling toko, barang-barang yang ada di sini adalah barang kuno, sebenarnya dia tidak begitu mengerti tentang barang kuno, tapi memang tidak sedikit yang tampak bagus.

Kelvin Han datang ke sisi Elviana Wang, “Elviana, ada yang kamu suka? Kalau ada yang kamu suka, bilang saja ke aku, aku belikan.”

Elviana Wang menggeleng, “Tidak perlu, aku tidak tertarik dengan barang kuno.”

“Lalu kamu tertarik dengan apa, beritahu aku, aku membelikannya untuk kamu, lain kali jangan pikirkan Jaxson Ren itu lagi, tahu tidak?” Ujar Kelvin Han.

Jaxson Ren sudah meninggalkan Kota A, sebelum pergi ia ada mengajak Elviana Wang membawa Kelvin Han untuk makan bersama, meskipun Elviana Wang tidak secara jelas memberitahunya apa hubungannya dengan Jaxson Ren, tapi berdasarkan firasatnya sebagai pria, dia bisa melihat Jaxson Ren pasti punya perasaan tertentu terhadap Elviana Wang.

Elviana Wang mengangguk sambil tertawa, “Baik, aku tahu, sekarang aku hanya memikirkan kamu, puas?”

“Bagus kalau begitu.”

Seketika Kelvin Han bagaikan kucing yang sudah ditenangkan.

Clara Shen yang di samping : “……”

Mengapa dia rasanya lumayan memahami kenapa dulu Elviana Wang sering bilang risih ketika Claudius Zhang berpacaran di depannya?

Ini sungguh pukulan hebat.

Saat ini ia jadi teringat Wayne Qin, sepertinya Wayne Qin tidak pernah menemani dia jalan seperti ini, juga tidak menggombal seperti ini.

Elviana Wang menyadari ekspresi Clara Shen, segera ia berdehem, “Clara, ada yang kamu suka?”

Clara Shen menjawab : “Semuanya sangat bagus, rasanya barang-barang ini sungguh ajaib, sampai bisa di simpan sekian tahun.”

“Benar.”

Di tengah pembicaraan, Bos Song keluar dengan catur di tangannya, kemasannya adalah kotak kayu yang bagus, ada wangi semerbak kayu ketika Clara Shen membukanya, wanginya enak sekali, dua kotak kecil, catur putih dan hitam.

“Cantik sekali.” Kagum Elviana Wang.

Dibuat dari giok yang terang berkilau.

Bos Song menjelaskan, “Ini adalah giok berkualitas tinggi, sedikit sekali kekurangannya, aku juga hanya ada satu set ini saja.”

Clara Shen langsung menyukainya, benar-benar cantik sekali.

Setelah membeli satu set catur itu, dalam hati Clara Shen pun tenang.

Kelvin Han berkata : “Kakek Qin pasti akan menyukainya, Clara, bagus sekali ide kamu.”

Masih bisa begitu berusaha memilih hadiah untuk kakeknya Wayne Qin, sungguh mempunyai niat yang tulus.

Clara Shen menjawab : “Bukankah ini ulang tahun kakek yang ke-80, tentu saja tidak boleh serampangan.”

Setelah selesai membeli, mereka makan di sekitar situ, kemudian Clara Shen pun tidak mengganggu mereka berdua lagi, “Kalian pergilah berkencan, aku tidak akan mengganggu lagi.”

Elviana Wang segera menjawab : “Siapa yang berani bilang kamu mengganggu?”

Kelvin Han segera menyelutuk, “Aku tidak bilang.”

Clara Shen tertawa, “Aku hanya kangen dengan anjingku dirumah, jadi harus segera pulang untuk melihatnya, kalau tidak nanti dia akan kelaparan.”

“Baiklah kalau begitu, lain hari kita jalan lagi.” Ujar Elviana Wang.

“Baik.”

Clara Shen pulang membawa catur, suasana hatinya sekarang baik sekali.

Melihat Clara Shen pulang, Wayne Qin bertanya : “Pergi ke mana?”

Barulah Clara Shen ingat dia tidak memberitahu Wayne Qin : “Pergi jalan dengan Elviana, lupa kabari kamu, Wayne Qin, kamu sudah makan? Aku masakkan sekarang.”

“Sudah.”

Clara Shen memperlihatkan catur tersebut ke Wayne Qin, “Kamu lihat, ini hadiah yang mau aku beri ke kakek, menurutmu apakah kakek akan suka?”

Wayne Qin tertegun ketika melihat kotak catur yang dikeluarkan Clara Shen, dia mengira yang Clara Shen maksud dengan jalan adalah membeli pakaian dan sebagainya, jadi ternyata bukan membeli barang untuk dirinya sendiri, tapi untuk membeli hadiah kakek?”

Tatapan Wayne Qin melembut, “Hm, bagus.”

Clara Shen tertawa, “Aku juga merasa bagus.”

“Jadi kamu tanya kakek suka catur Igo atau catur Tiongkok karena ini?”

Clara Shen mengangguk, “Iya.”

Wayne Qin menjawab : “Lain kali beritahu aku.”

Hari ini setelah pulang kerja dia memasak satu meja makanan di rumah, tapi begitu lama ia menunggu masih tidak mendapati Clara Shen pulang ke rumah.

“Baik, aku tahu.”

Clara Shen sama sekali tidak tahu Wayne Qin sudah memasak, saat ini ia memasukkan catur dengan senang.

Melihat Clara Shen yang demikian, Wayne Qin rasanya ingin ‘menghabisi’ dia, pada kenyataannya Wayne Qin memang sudah berbuat demikian.

Dalam sekejap dengan anehnya Clara Shen sudah dimakan bersih oleh seseorang.

Keesokan paginya Clara Shen menggerutu, “Kamu keterlaluan sekali!”

Wayne Qin bertanya : “Masih ingin tidur sebentar lagi?”

“Ingin.”

“Kalau begitu tidak perlu masuk kerja.”

Clara Shen : “……”

Dia juga ingin, tapi dia tetap perlu mencari uang, kalau tidak mencari uang, bagaimana dia membangun taman hiburan, soal ini Clara Shen tidak pernah memberitahu Wayne Qin, tetap harus mencari uang sendiri baru bisa, kalau progresnya begini, sampai kapan dia baru bisa membangun taman hiburan?

“Lebih baik aku pergi kerja saja, aku masih harus mencari uang.”

Wayne Qin menjawab : “Aku menghidupi kamu.”

Clara Shen sungguh tidak menyangka ada suatu hari dia bisa mendengar kata ini dari mulut Wayne Qin, tidak gampang sekali.

“Haha, baik, kamu menghidupi aku, tapi aku tetap mau mencari uang.”

“Apakah kamu tidak berencana untuk memberitahu aku kenapa kamu ingin mencari banyak uang?” Wayne Qin tidak mengerti, seharusnya Clara Shen sekarang tidak kekurangan uang, punya sebuah tanah di bagian timur kota sana sudah merupakan nyonya kaya, ditambah lagi kartu kredit hitam yang diberikan ke dia, apalagi yang tidak bisa dia beli?

Clara Shen berpikir sejenak dan berkata, “Lain kali saja aku bilang ke kamu, sekarang aku mau cepat-cepat berangkat kerja.”

“Baik.”

Belakangan ini Wayne Qin tidak terlalu sibuk, siang ketika Clara Shen datang makan, Wayne Qin membicarakan soal ulang tahun Kakek Tua dengan Clara Shen, menanyakan dia apakah ada yang mau diundang.

Clara Shen menggeleng, “Tidak ada, kamu juga tahu hubungan aku tidak begitu baik dengan keluarga, tidak ada yang perlu diundang.”

Ekspresi Wayne Qin tidak berubah, “Ada keluarga lain? Maksud ibu mau meminjam kesempatan kali ini untuk membicarakan soal pernikahan kita dengan keluargamu.”

“Tidak ada, tidak perlu, soal pernikahan bisa aku ambil keputusan sendiri.”

Famili keluarga Shen memang tidak sedikit, hanya saja baru mulai mendekatkan diri setelah Raymond Shen sukses, padahal dulu tidak begitu akur, setelah sukses baru mencari Raymond Shen, tentu saja jangan membiarkan mereka menjilat seenaknya, jadi sekian tahun ini benar-benar tidak ada famili apa-apa.

“Baik, kalau begitu nanti kuberitahu ke ibu.”

Clara Shen mengangguk, “Baik.”

Di hari ulang tahun Kakek Tua, rata-rata dihadiri oleh orang terkemuka kota A, satu hari sebelum acara ulang tahun, Clara Shen sudah memberikan hadiah tersebut ke Kakek Tua, Kakek Tua sangat suka, dengan semangat ia memuji Wayne Qin mendapat istri yang tepat.

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu