My Charming Wife - Bab 362 Sampah

Pantas saja waktu itu katanya Candice bohong, jika tidak, sama saja artinya dia melakukan pengkhianatan.

Dulunya masih sedikit merasa curiga, tetapi kini saat melihat wajah Clara, dia tiba-tiba percaya.

Candice memang berparas cantik, namun tidak berbeda jauh dengan Clara, dengan adanya perempuan secantik Clara, mungkinkah bisa tertarik pada Candice Shen?

Felix Cheng memang tidak berbohong padanya.

Tetapi Aideline tetap tidak tahan untuk bertanya pada diri sendiri, Clara begitu cantik, apakah Felix Cheng benar-benar melupakannya?

Tidak ada sedikitpun jejak akan perempuan itu dalam hatinya?

Aideline ingin berkata pasti sudah tidak ada lagi.

Namun dia tiba-iba merasa bimbang, bahkan dia saja merasa terlalu cantik, apalagi laki-laki lain?

Daridulu sudah mendengar Clara Shen adalah perempuan yang sangat cantik, ternyata perkataan itu sama sekali tidak meleset.

Aideline Wu mengambil handphonenya, tiba-tiba mengirimi sebuah pesan pada Felix.

Aideline Wu: [Sedang apa?]

Felix Cheng: [Sedang membaca laporan, selesaikan lebih awal agar bisa membawamu makan enak nanti malam.]

Aideline Wu melihat balasan Felix Cheng lama sekali, setelah itu baru diletakkan.

Sudahlah, memangnya kenapa?

Sekarang Clara juga sudah menikah, bagaimanapun caranya mereka berdua sudah tidak memiliki hubungan lagi.

Clara Shen tidak sadar telah mempengaruhi suasana hati Aideline Wu, sepulang kerja langsung bergegas mengambil paket, dua hari ini selalu disibukkan dengan paket yang berdatangan.

Claudius Zhang pun amat terkejut, berkata: “Bukankah aku dan Wenny yang mulai dekorasi rumah, kenapa aku rasa kamu juga seperti sedang merenovasi rumah?”

Clara menjawab: “Bukankah semua ini karena rumah terlalu besar, banyak tempat kosong, isi dengan benda-benda akan memberikan suasana yang lebih nyaman.”

Hari ini Clara Shen membeli bantal sofa warna-warni dan menatanya di atas sofa, kelihatan jauh lebih menarik, karpet berwarna hitam juga telah digantikan dengan warna kuning oleh Clara, bingkai-bingkai foto warna hitam putih yang tergantung di dinding pun digantikan dengan foto kucing yang sangat lucu, saklar lampu juga diganti dengan bentuk boneka kelinci yang amat menggemaskan, meja-meja tidak lupa dihiasi tananam kecil yang menyegarkan mata.

Clara Shen merasa rumah itu jauh lebih enak dipandang dari sebelumnya.

Kini kucing peliharaan mereka telah memiliki rumah kecil sendiri, saat Clara Shen sedang tidak bermain dengannya, dia suka sekali bermain sendiri dalam kandang barunya.

Claudius berkata dengan tidak mau kalah: “Tiba saatnya nanti kamu juga datang lihat punya kami ya.”

“Tenang saja, tenang saja, oh ya, kapan Wenny pulang?”

“Kali ini dia pergi untuk setengah bulan.”

Saat kembali nanti pun tidak akan menetap terlalu lama, harus pergi lagi.

“Menjadi aktris memang melelahkan.”

Setengah bulan tidak termasuk lama, juga tidak termasuk singkat, tetapi untuk sementara waktu Claudius memang sangat kewalahan, di satu sisi harus menyelesaikan urusan kantor, di sisi lain juga harus mengurusi dekorasi rumah.

Penjualan Qins Jewelry musim ini meningkat dengan pesat, dalam rapat para petinggi perusahaan, Wayne Qin sengaja mengambil contoh nyata, Clara mengerjakan laporan musiman dengan sangat serius, kini Cheng’s Jewelry sudah berdiri, dia pun harus serius, jika tidak serius, bagaimana mungkin yang lainnya juga bisa serius?”

Hanya saja Clara Shen sama sekali tidak menyangka akan menerima telepon dari Aideline Wu, orang itu juga mengajaknya bertemu di kafe bawah gedung kantor, juga langsung disetujui olehnya.

Sejujurnya saja, Clara sangat terkejut menyadari Aideline ingin bertemu dengannya, dia merasa sedikit penasaran, ada apa dia mencari dirinya?

Saat Clara bertemu Aideline, perempuan itu sedang duduk di posisi dekat jendela dalam kafe, melihat kedatangan Clara, dia pun mulai memerhatikan dan menilainya dengan serius.

Tibanya Clara Shen di dalam kafe membuat hampir semua mata terpana, Aideline percaya pertama kali bertemu dengannya, Felix Cheng pasti jatuh hati dengan begitu mudah.

Clara Shen berjalan menghampiri Aideline Wu, duduk di hadapannya.

“Apa kabar, Nona Aideline Wu?” Clara menyapa terlebih dahulu.

Aideline Wu tersenyum ramah, menjulurkan tangan sambil berkata: “Apa kabar, aku Adideline Wu.”

Clara pun menjulurkan tangan bersalaman dengannya.

Aideline lanjut berkata: “Waktu itu saat bertemu di restoran Italia, aku benar-benar tidak menyangka, bahwa kamu adalah Clara Shen.

Clara berkata: “Sebenarnya aku juga sangat kaget, mendengar kamu mencariku.”

Dia ingin sekali tahu, untuk apa Aideline mencarinya kali ini, apakah soal Felix Cheng?

“Aku hanya merasa penasaran soal kamu.”

Clara Shen mengangkat alis: “Nona Wu terlihat sangat kurang kerjaan.”

“Bukan kurang kerjaan, aku benar-benar penasaran soal kamu, aku sudah melihat karya-karya milikmu, tidak menyangka seorang lulusan Universitas Kota A sepertimu, bisa mencapai keberhasilan yang besar.” Kata Aideline.

Saat melihat karya Clara, dia langsung membuka situs internet dan mencari tahu, dia kira Clara juga lulusan luar negeri, namun ternyata hanya seorang lulusan universitas dalam Kota A.

Clara Shen menjawab: “Universitas Kota A adalah universitas yang sangat bagus, bukankah sangat wajar bisa mendidik bakat dan kemampuan seperti ini?”

Aideline tersenyum: “Mungkin saja.”

Clara Shen lanjut bertanya: “Apakah kamu mencariku hari ini hanya demi menanyakan ini?”

“Tentu saja bukan.”

Clara Shen melihat ke arah Aideline: “Lalu apa tujuanmu mengajakku bertemu hari ini?”

Aideline menyeruput kopi dalam gelas, lanjut berkata: “Kita taruhan saja.”

“Taruhan apa?”

Aideline berkata: “Taruhan atas prestasi penjualan bulan depan, bagaimana?”

Clara Shen mengerutkan kening saat mendengarnya, taruhan seperti itu termasuk dalam dugaannya, juga di luar dugaannya.

“Apakah seperti itu sangat berarti?” Tidak berbicara soal menang dan kalah dulu, pada kenyataannya, apakah itu sangat berarti?

“Setiap taruhan tentu sangat berarti, jika kamu kalah, segera tinggalkan bidang ini, jika aku kalah, aku yang akan tinggalkan bidang ini, bagaimana?” Kata Aideline.

Tanpa banyak berpikir, Clara Shen langsung berkata: “Mohon maaf, aku tidak berencana taruhan ini denganmu.”

Aideline Wu mengangkat alis: “Kenapa? Takut?”

Clara tersenyum: “Bukan takut, hanya merasa, anak kecillah yang cocok dengan taruhan tak berarti seperti ini.”

Aideline Wu segera menjawab: “Kenapa bisa tidak berarti, bukankah sudah aku katakan, jika aku yang kalah…..”

“Jika kamu yang kalah, apakah dengan keluar atau tidaknya kamu dari bidang ini, akan sangat berpengaruh padaku?” Clara Shen bertanya kembali.

Dia sama sekali tidak tertarik dengan perginya Aideline dari bidang yang sedang dia tekuni.

Kening Aideline Wu mengerut, “Jika aku tidak berada di Cheng’s Jewelry, maka Qin’s Jewelry pun bisa berkuasa, apakah menurutmu, ini masih tidak berarti?”

“Jika ingin berkuasa di bidang ini, cukup keluarkan karya terbaru, untuk apa taruhan seperti ini.”

Clara Shen bukanlah seseorang yang gegabah, tidak mungkin menyetujui ajakan taruhan Aideline begitu saja, sebab itu sangat tidak berarti baginya.

Aideline tidak menyangka Clara Shen akan memberi tanggapan seperti itu, dalam seketika tidak tahu apalagi yang harus dikatakan.

Pada akhirnya Clara berkata: “Sudah, aku juga sudah maksud ajakanmu bertemu hari ini, aku tidak tertarik, jadi, jika tidak ada urusan lain, aku pergi dulu.”

“Mohon tunggu sebentar.”

Aideline Wu menghentikan Clara yang sudah akan pergi.

Clara melihatnya, menggunakan tatapan isyarat untuk bertanya ‘ada apa’?

Aideline menghela nafas, berkata: “Sebenarnya aku mengajakmu bertemu hari ini untuk dua hal, yang pertama sudah aku sampaikan, dan yang kedua….”

“Apa?” Tanya Clara segera.

Aideline berkata: “Menurutmu, Felix Cheng bagaimana?”

Clara mengerutkan kening, melihat ke arah Aideline, beberapa saat kemudian baru berkata: “Sekalipun tidak mencari tahu tentangku, kamu tentu tahu hubungan apa yang ada di antara aku dan Felix, jadi, apakah kamu merasa tepat menanyakan ini padaku?”

Aideline Wu menjawab: “Tepat kok, aku ingin mendengar, seperti apa Felix Cheng di hatimu.”

“Sampah.” Jawab Clara Shen tanpa perlu banyak berpikir.

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu