My Charming Wife - Bab 329 Bahkan Ingin Memukuli Orang

Masalah laki-laki itu hanya sebuah selingan kecil, mereka pun mulai bermain, berfoto, lalu berjalan dari pantai ke sisi lain pulau, Clara mencoba mengajak Wayne, namun malah ditolak, katanya ada urusan kantor yang harus diselesaikan, Clara pun terpaksa pergi bersama Claudius, Elviana dan Wenny. Moon Island tidak terlalu besar, tetapi segala sesuatu ada disana, mereka berempat membeli banyak jajanan. Makanan laut dan ikan bakar disana sangat enak, awalnya Clara tidak menaruh harapan terlalu besar, tetapi setelah mencobanya tersadar enak sekali, lanjut memakan lebih banyak.

“Bawakan sedikit untuk Kakak.” Kata Wenny.

Clara Shen mengangguk: “Aku juga berpikir seperti itu.”

Selesai berkata, Clara Shen pun berencana memesannya lagi, malah tiba-tiba dipanggil Claudius: “Ada kolam harapan disana, kita kesana dulu, nanti baru kembali lagi untuk membelinya, jika tidak akan tidak enak saat menjadi dingin nanti.”

Clara Shen juga merasa yang Claudius katakan memang masuk akal: “Baiklah.”

Selesai membayar, mereka pun bergegas menuju kolam harapan di samping, ada sebuah patung batu disana, Clara tidak mengenalnya, namun melihat banyak orang berdoa dan berharap disana, Claudius pun membeli empat buah koin harapan, memberikan masing-masing satu pada mereka. Clara menerima koin itu dan melihatnya, ada sebuah patung batu disana, sama seperti yang berada di tengah kolam.

Clara Shen berpikir sesaat, mulai berdoa, lalu melemparkan koin itu ke dalam kolam.

Harapan terbesar Clara Shen adalah semoga anaknya bisa kembali lagi.

Claudius Zhang dan Wenny Qin juga sudah selesai berdoa, ketiganya bertatapan, lalu menyadari Elviana masih sedang berdoa, beberapa saat kemudian Elviana baru membuka kedua mata, melihat mereka sudah menunggu, langsung berkata: “Ayo kita pergi.”

Keluar dari kolam harapan, Claudius bertanya: “Apa yang kamu doa dan harapkan tadi, kenapa lama sekali.”

“Aku berbeda dengan kalian, masa depanku masih belum jelas.” Selesai berkata Elviana Wang pun berjalan ke depan.

Soal apa yang menjadi harapannya, dia melakukan penyusunan ulang terharap masa depan, lalu untuk teman dan keluarga, semoga diberikan kesehatan dan kebahagiaan, intinya, memang cukup panjang lebar.

Mereka lanjut berkeliling sesaat, selain harga barang yang mahal di atas pulau itu, hampir tidak ada kekurangan lain.

Wayne Qin pun dibelikan sedikit makanan, sepulangnya mereka, terlihat Wayne sedang telepon, Clara Shen pun berkata pada Wenny: “Belakangan ini Kakakmu benar-benar sibuk.”

“Tentu saja, sebenarnya Kakakku adalah seorang pekerja keras, tingkahnya seperti sekarang sama sekali tidak membuat heran.” Wenny Qin sudah terbiasa, tidak merasa terkejut.

Di samping kursi tempat Wayne Qin berbaring, Clara Shen meletakkan makanan ke atas meja, Wayne yang sedang berbicara dalam telepon melihatnya sesaat, melihat Clara Shen dan lainnya sudah pulang, telepon pun segera dimatikan.

Clara Shen berkata: “Kami baru saja jajan, enak sekali, makanya membelikan untukmu juga, makan dulu baru lanjut kerja.”

Wenny Qin ikut berbicara: “Saat ini kita datang untuk liburan, Kak, bisakah kurangi pekerjaanmu, lihatlah selama bertahun-tahun pikiranmu selalu fokus pada urusan kantor, sudah bersusah payah meluangkan waktu keluar, hanya beberapa hari saja, tidak akan banyak berpengaruh kok.”

Wayne Qin pun meletakkan handphone yang sedang digenggam, “Baiklah.”

Sebenarnya Wayne Qin belum terlalu nafsu makan, tetapi melihat mereka berniat baik membawakannya makanan, dia pun tidak enak menolak, maka memakan sedikit, rasanya memang enak, hanya saja Wayne tidak terlalu nafsu makan, juga tidak makan banyak.

Clara Shen yang kelelahan berjalan, segera berbaring ke samping Wayne Qin, bertanya: “Sudah jauh-jauh kita kemari, bukankah sia-sia jika kamu tidak bermain dengan puas?”

“Cukup kamu yang puas bermain saja.”

Karena sekolah Wayne Qin saat di luar negeri tepat berada di tepi pantai, kini dia pun tidak seheboh dan sesenang Clara dan lainnya.

Clara Shen memesan segelas minuman dingin lagi, lalu bertanya pada Wayne: “Aku lihat beberapa hari ini kamu sibuk, masalah perusahaan belum selesai juga ya?”

“Masalah kali ini cukup istimewa, belum sepenuhnya selesai, harus menungguku kembali baru tahu keadaan aktual disana.”

Baru saja telah mendapat kabar bahwa pembangunan gedung olahraga diserahkan pada Perusahaan Besar Wu, dia pun menelepon penanggung jawab sebelumnya, balasan yang didapat adalah harga yang ditawarkan Perusahaan Besar Wu terlalu rendah, mereka tidak mampu menolak, kecuali Perusahaan Besar Qin juga bisa memberikan tawaran harga yang sama rendahnya. Setelah Wayne pikir-pikir, harga yang ditawarkan Perusahaan Besar Wu sudah dibawah harga modal, jika dirinya juga ikut memberi harga murah, kerugian besar pun harus ditanggung, maka dalam situasi seperti ini dia terpaksa mengalah pada Perusahaan Besar Wu.

Dari situasi itu, terlihat jelas Perusahaan Besar Wu melakukan aksi besar-besaran demi menentang Perusahaan Besar Qin, saat ini Wayne tidak berada di Kota A, entah apalagi yang akan mereka lakukan, mereka bersedia melakukan transaksi rugi demi menyerang Perusahaan Besar Qin.

“Parah tidak?” Tanya Clara dengan cemas.

Dia tidak pernah mendengar ada masalah yang tidak mampu Wayne selesaikan, mungkinkah sungguh terjadi masalah yang besar?

“Tidak tahu, baru akan tahu setelah pulang nanti.” Mungkin saja Perusahaan Besar Wu datang ke Kota A untuk memberikan sebuah ancaman dan menunjukkan kebolehannya, mungkin juga ingin merebut Perusahaan Qin, apapun yang mereka pikirkan, cara yang mereka ambil telah salah besar.

Clara Shen segera menegakkan posisi duduk: “Kalau begitu bagaimana jika kita pulang sekarang juga.”

“Tidak perlu, sudah terlanjur datang, bermainlah dengan puas, beberapa hari lagi baru kita pulang.”

Karena sudah memutuskan membawa Clara keluar jalan-jalan, dia pun tidak akan pulang dalam waktu satu dua hari saja, apalagi, sekalipun masalah di kantor sangat besar, tetap saja tidak lebih besar dari urusan istri dan anak. Yang paling Clara butuhkan saat ini adalah pengobatan luka dalam hati, dan sejauh ini sepertinya cukup berkhasiat, dia pun tidak mungkin menyudahinya begitu saja, jika tidak, pasti akan mendatangkan penyesalan di kemudian hari.

Bermain hingga jam 3 sore, mereka berlima pun meninggalkan Moon Island, tidak langsung kembali ke villa, melainkan menikmati makan malam di perkotaan. Selesai makan, mereka jalan-jalan di pasar Negara G, membeli jajanan, berbelanja, setibanya di rumah waktu sudah menunjukkan jam 11.

Wayne Qin dan Claudius Zhang menenteng kantong belanjaan berukuran besar, terutama Claudius, dia membawakan belanjaan Wenny dan Elviana, hingga hampir tidak bisa melihat jalan di depan.

Setelah meletakkan semua barang, barulah dia menghela nafas berat: “Kalian perempuan-perempuan memang menakutkan.”

Bisa-bisanya belanja sebanyak itu, mampukah dibawa pulang nanti? Entah lain kali masih aka nada perjalanan seperti itu atau tidak, Claudius merasa ketakutan.

Saat hari pertama datang, Claudius dan Wenny sempat membeli durian, namun tidak jadi dimakan karena Clara membuatkan sarapan, disimpan hingga sekarang, Wenny pun mengeluarkannya dan berkata: “Kita makan saja durian ini.”

Elviana mengelus perut sendiri, bertanya: “Kamu tidak kekenyangan?”

Makanan yang dimakan hari ini sedikit berlebihan, dia juga terus memusingkan berat badan sendiri, meski tidak sedang ingin diet, namun makan terlalu banyak tetap saja tidak baik kan? Tetapi jika semua orang memakannya, dia pasti tidak mampu menahan diri.

“Masih bisa kok, hanya sedikit kenyang saja, saat pulang tadi sudah lumayan banyak makanan dicerna, aku hanya takut durian ini rusak juga disimpan terlalu lama, jadi lebih baik kita makan saja.” Kata Wenny Qin.

Durian bisa rusak?

Bohongin anak kecil saja.

Claudius mengumpat dalam hati, perempuan yang berkata ingin diet memang tidak bisa dipercaya, begitu bertemu makanan pasti tidak bisa rem.

Clara pun menambahkan: “Makan saja, aku juga sudah lama tidak makan durian.”

Lalu, selain Wayne, semua orang sibuk menikmati durian, tanpa disisakan sama sekali.

Elviana masih merasa kurang puas: “Durian Negara G terlalu enak deh.”

Clara Shen menganggukkan kepala: “Besok kita pergi beli lagi.”

Wayne Qin mengerutkan kening mendengar perbincangan mereka, rasanya benar-benar tidak tahan lagi: “Besok kita ganti kota lain, kita ke Kota D.”

“Besok ganti tempat?” Wenny sedikit terkejut mendengarnya.

Semua orang pun tidak mengetahuinya, mengira akan terus di kota itu.

Jadwal perjalanan kali ini selalu ditentukan Wayne, tetapi sebelumnya belum pernah dikabarkan sama sekali, saat ini semua orang terkejut.

“Hm, sudah beberapa hari kita bermain disini, sudah seharusnya pindah ke tempat lain.”

Selesai berkata, Wayne melihat sekilas kulit durian yang berserakan di atas meja, dia tidak akan berkata alasan pindah tempat karena tidak kuat mencium aroma itu, hingga besok pun aroma itu tidak akan menghilang, lebih baik ke lantai atas saja.

“Aku ke atas dulu.”

Setelah Wayne pergi, barulah Wenny tersadar sesuatu: “Sepertinya Kakakku tidak tahan mencium aroma durian.”

Ketiga orang lainnya: “……”

Clara mencium aroma pakaian sendiri, entah ada bau durian atau tidak.

Sudahlah, cepat mandi dan bersihkan diri saja.

“Waktu sudah malam, istirahatlah, aku naik dulu.”

Saat tiba di kamar, Clara Shen tidak menemukan Wayne, tanpa perlu ditebak, sudah pasti dia sedang bekerja.

Memanfaatkan kesempatan itu, Clara segera mandi, sekaligus mencuci pakaiannya, seharusnya tidak ada aroma durian lagi deh?

Keesokan harinya, karena semalam bermain terlalu lelah, semua orang bangun lebih siang, tersadar waktu sudah menunjukkan jam 10 lewat, cuaca juga tidak terlalu baik. Hujan deras mengguyur permukaan bumi, ini adalah hujan pertama yang mereka jumpai selama berada di Negara G.

Clara Shen bertanya pada Wayne: “Hujan, kita jadi berangkat atau tidak?”

Hujan di luar terlihat cukup deras.

“Hujan di daerah ini biasanya tidak lama, coba kita lihat sebentar lagi lebih reda atau tidak, jika reda baru kita berangkat.”

“Baiklah.”

Kenyataannya memang seperti yang Wayne katakan, tidak lama kemudian hujan pun reda, Clara mengacungkan jempol pada Wayne: “Luar biasa.”

Mereka pun mulai berbenah, bersiap-siap pindah ke tempat lain.

Barang yang Clara Shen beli jauh lebih sedikit dari Wenny dan Elviana, tetapi juga menambah berat koper, untung saja dia tetap susun dalam satu koper. Berbeda dengannya, Elviana dan Wenny malah masing-masing membawa dua koper.

Claudius Zhang benar-benar kewalahan, saat berangkat, hujan sudah reda total.

Elviana berjalan di depan, tiba-tiba menabrak seseorang, “Mohon maaf, mohon maaf!”

“Apa-apaan, tidak punya mata ya?” Yang Elviana tabrak adalah seorang perempuan, dia sedang berjalan bersama seorang laki-laki, setelah dilihat dengan jelas, Elviana merasa sangat familiar, berpikir sesaat, bukankah perempuan itu Ibunya Calvin Liu?

“Bengong apanya? Menyebalkan.”

Elviana pun mengerutkan kening, berkata dengan tidak sabar: “Aku hanya menabrakmu dengan pelan, dan kamulah yang berdiri di depan pintu, aku juga sudah minta maaf denganmu, sama-sama orang China, bisakah perbaiki sikapmu, jangan membuat malu disini.”

Elviana meminta maaf murni karena refleks, ngomong-ngomong entah kenapa kedua orang itu berdiri di depan pintu.

Perempuan itu menjulurkan tangan bersiap-siap menampar Elviana, dia sama sekali tidak pernah bertemu orang yang berani berbicara begitu dengannya, dia bukanlah seseorang yang memiliki emosi baik.

Elviana malah menangkap tangan perempuan itu: “Kamu berani main tangan?”

Elviana pun merasa sangat terkejut, berani-beraninya perempuan itu main tangan memukulnya.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu