My Charming Wife - Bab 100 Sarapan buatan Wenny Qin

Claudius Zhang segera berdiri, dan matanya yang redup langsung menjadi cerah.

Wenny Qin merasa ingin menyentuh wajahnya, tetapi menahan keinginan ini, "Ayo."

“Pergi ke rumahku?” Tanya Claudius Zhang.

"Ya."

Keesokan harinya Kelvin Han bangun dan mendapati dirinya di dalam ruangan karaoke, kepalanya berdengung, dan butuh waktu lama untuk sadar penuh. Mengapa dia ada di sini? Tidak ada yang peduli tentang dia? Semua orang membiarkannya di sini dan tidur sepanjang malam? Keterlaluan!

Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon kakak laki-lakinya. Kemarin dia minum dengan Claudius Zhang untuk menemaninya bersenang-senang. Tetapi, dia bahkan tidak membawanya pulang, ini benar-benar tidak masuk akal!

"Maaf, panggilan yang kamu lakukan dimatikan."

Kelvin Han kaget, dimatikan?

Ponsel kakak laki-lakinya selalu aktif selama 24 jam, kecuali saat dia sedang berada di pesawat, Kelvin Han pun memeriksa waktu. Apakah karena dia sedang dalam perjalanan bisnis saat ini?

Tiba-tiba ponselnya berdering.

"Ayah?"

Kelvin Han semakin terkejut lagi, Ayahnya jarang meneleponnya. Pada hari-hari kerja, ibunya yang selalu menelepon dan sesekali menyuruhnya pulang untuk makan malam.

"Dimana?"

"Aku? Sekarang ..."

"Segera datang ke perusahaan."

Sebelum Kelvin Han selesai berbicara, dia diinterupsi. Kelvin Han jarang mendengar ayahnya berbicara dengan serius. Apalagi, sejak kakaknya mengambil alih perusahaan, ayahnya jarang pergi ke perusahaan.

Setelah menutup telepon, Kelvin Han mengerutkan kening melihat bajunya yang kusut, tetapi pada akhirnya menghilangkan ide untuk kembali dan berganti pakaian terlebih dahulu. Dia merasa ada yang tidak beres.

Claudius Zhang merasa pusing ketika bangun keesokan harinya. Dia bangun dari tempat tidur dan hendak mandi, lalu dia menyadari ada baju milik orang lain di apartemennya. Claudius Zhang terkejut, lalu dia melihat lebih dekat, tampaknya itu milik Wenny Qin.

Dia tertegun sesaat, dan butuh waktu lama untuk bereaksi, dengan sikat gigi di mulutnya yang berbusa, dia berjalan keluar dan melihat Wenny Qin berdiri di dapur mengenakan piyamanya. Claudius Zhang hampir mengira dia sedang berilusi.

Wenny Qin melihat Claudius Zhang, "Sudah bangun? Sarapan siap sebentar lagi."

Claudius Zhang berkedip. Wenny Qin benar-benar ada di rumahnya. "Wenny ... kamu, mengapa kamu memasak? Seharusnya aku yang masak."

Wenny Qin melambaikan spatula di tangannya, "Tidak apa-apa, cepat kemari."

Claudius Zhang mengangguk, lalu segera berlari ke kamar mandi, membilas mulutnya, mencuci wajahnya, dan menyesuaikan gaya rambutnya sebelum dia keluar.

Wenny Qin telah menyiapkan sarapan di atas meja, "Sarapan sudah siap."

“Wenny, kamu, apakah kamu tidur di rumahku kemarin?” Claudius Zhang bertanya dengan hati-hati.

"Bukankah kamu bersikeras ingin bersamaku? Jika tidak ikut denganmuk, kamu akan datang ke rumahku, dan itu tidak mungkin."

Apakah ini satu-satunya cara? Wenny Qin tidak ingin terlalu banyak berpikir, dia hanya ikuti kata hatinya.

Claudius Zhang menggaruk kepalanya, dia tidak ingat apa-apa, dia menyesal telah minum begitu banyak kemarin.

"Makanlah."

Wenny Qin membuat sandwich sederhana dan menyiapkan susu untuk sarapan.

Claudius Zhang baru ingat sekarang dan bertanya, "Kamu bisa masak?"

"Masakan sederhana-sederhana saja."

Claudius Zhang sedikit terkejut, "Aku tidak menyangka kamu bisa memasak juga."

"Dulu aku tidak bisa. Kemudian aku syuting di luar, kadang-kadang butuh waktu lama dan aku tidak bisa makan di luar, karena itu aku mencoba masak."

Claudius Zhang segera berkata: "Ketika kita sudah menikah di masa depan, serahkan urusan masak padaku."

"Kamu berpikir terlalu banyak, aku saja belum setuju."

Mendengar itu, sandwich yang baru saja dimakan oleh Claudius Zhang tidak berasa, "Maksudmu, apakah kamu tidak berencana menikah denganku?"

Claudius Zhang merasa dunianya telah runtuh. Setelah menunggu bertahun-tahun, akhirnya dia menemukan seseorang yang disukainya. Tidak peduli berapa banyak wanita cantik di luar sana, mereka semua tidak menarik baginya, dia ingin menikahi Wenny Qin, tetapi Wenny Qin tidak mau menikah dengannya. Apa yang lebih menyedihkan dari ini?

Wenny Qin menyesap susu dengan anggun, "Menikah atau tidak, tergantung pada tingkah lakumu."

"Aku paham."

Mingda’s Group.

Kelvin Han berjalan ke kantor direktur. Ayahnya sudah lama tidak datang ke perusahaan. Kenapa dia datang hari ini?

"tok tok tok!"

"Masuk."

Memasuki ruangan kantor, Kelvin Han melihat punggung kursi menghadap ke arahnya, hanya sedikit bayangan ayahnya terlihat.

"Ayah, ini aku."

Kursi itu berbalik.

Jansen Han tampak kuyu dan berkata kepada Kelvin Han, "Duduklah."

Perasaan tidak enak di hati Kelvin Han semakin kuat, "Ayah, kenapa datang ke perusahaan? Ada yang tidak beres?"

Dimana kakaknya? Jika sesuatu terjadi pada perusahaan, bukankah yang terutama adalah mencari kakaknya? Dia tidak mengerti urusan perusahaan sedikitpun, tidak ada gunanya memanggilnya datang?

Jansen Han memandangi anak laki-lakinya dengan hati-hati. Waktu kecil, Kelvin Han sangat pintar dan gesit belajar. Pada saat itu, dia berpikir, anak sulung dan bungsu, dua-duanya sangat pintar, kepada siapa perusahaan akan diserahkan di masa depan? Tahun demi tahun, tidak ada yang tertarik dengan perusahaannya. Akhirnya, dia memaksa mereka untuk bergabung dengan perusahaan, Victor Han tidak punya pilihan selain bergabung dengan perusahaan. Sedangkan putra bungsunya mengatakan dia tidak menginginkan apa pun, berbeda dari apa yang dia kira.

Kelvin Han sedikit bingung ketika Jansen Han terdiam, "Ayah, jika ada sesuatu, beri tahu aku."

Apakah keluarganya bangkrut?

Jansen Han sadar dari lamunannya, "Kamu datang ke perusahaan mengenakan pakaian seperti itu? Apakah kamu pergi bermain-main lagi tadi malam?"

Pakaian Kelvin Han memang benar-benar terlihat lusuh. Dia langsung merapihkannya dan berkata, "Tidak, aku bersama kakak tadi malam. Aku minum terlalu banyak tetapi kakak tidak membawaku pulang. Ketika bangun aku menerima telepon dari ayah. "

Ekspresi Jansen Han serius, "Kamu bersama kakakmu kemarin?"

"Ya."

“Kalau begitu apa kamu tahu apa yang terjadi dengan kakakmu tadi malam?” Tanya Jansen Han tidak sabar.

Kelvin Han jarang melihat ayahnya menunjukkan ekspresi cemas, dan menjawab: "Tidak ada yang terjadi tadi malam. Aku juga mabuk, dia meninggalkan aku, justru aku ingin bertanya padanya."

“Dengan siapa kamu minum tadi malam? Apakah kakakmu juga minum?” Tanya Jansen Han.

Kelvin Han menganggap ayahnya aneh, jangan-jangan ini bukan masalah perusahaan, tapi masalah kakaknya?

"Kakak tidak minum kemarin, lagipula meskipun dia minum dia tidak akan mabuk, mengapa aku tidak melihatnya?"

Jansen Han menghela napas, "Kakakmu, dia tidak akan datang."

Kelvin Han terkejut dan memandang Jansen Han dengan bgingung, "Apa maksud Ayah?"

"Kakakmu menelepon pagi ini dan mengatakan bahwa dia akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden perusahaan. Dia ingin jalan-jalan, sepertinya tidak akan kembali dalam waktu dekat. Dia berada di bandara ketika dia menelepon ayah. "

Jansen Han sakit kepala, dia tidak pernah mengkhawatirkan putra tertuanya sebelumnya. Karena itu, dia tahu bahwa sesuatu pasti telah terjadi ketika putranya itu membuat pilihan ini. Dia benar-benar tidak mengerti anaknya sendiri, pikirnya.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu