My Charming Wife - Bab 171 Mood Vallen Tidak Bagus

Hanya saja sayangnya, sekarang tidak hanya jatuh, tapi juga bersalah pada keluarga Qin, dengan cepat ia akan jatuh ke neraka, sekarang pun ia hanya bisa melihatnya saja.

William berkata: "Nilai keseluruhan kali ini tidak begitu baik, tapi nilai kita bagian 2 masih lumayan.

Hanya nilai Clara seorang saja bisa menggoyahkan seluruh bagian 2, sudah satu langkah lebih jauh.

Vallen melemparkan dokumen ke atas meja, "Jadi kalian merasa bangga? Kita departemen desain adalah satu kesatuan! Harus melihat nilai keseluruhan!"

William mengerutkan alisnya, sebenarnya ia sangat tidak suka dengan Vallen, ia pun tidak bisa menahan lagi, ia pun berkata: "Di rapat sebelumnya aku sudah pernah bilang, kami Perusahaan Besar Qin selalu menggunakan style ini selama bertahun-tahun, desainnya juga mirip, jika ada perubahan yang terlalu besar, konsumen juga akan tidak bisa menerimanya, seharusnya melakukan perubahan."

"Itu adalah tipe Perusahaan Besar Qin kita! Menggambarkan Perusahaan Besar Qin, jika ada perubahan, maka itu bukan perhiasan dari Perusahaan Besar Qin lagi!" Suara Vallen sangat kencang.

Semua orang bisa merasakan kemarahan Vallen, juga kagum dengan William, hanya ia yang berani maju menghadapi Vallen, seperti sedang menodongkan senjata.

William mengerutkan alisnya, ia pun berkata: "Aku tidak bilang Perusahaan Besar Qin harus menyerah pada style ini, tapi membuat sebuah seri dari desain awal, lalu juga membutuhkan seri yang baru, bukannya semuanya hanya satu tipe! Perubahan jaman, pandangan tentang keindahan semua orang juga berubah, kita tidak bisa selamanya tidak berubah!"

Tadinya mood Vallen sudah tidak baik, sekarang William masih berani menantangnya, ia pun langsung geram, "Oh ya? Kamu begitu hebat, mengapa tidak menjadi kepala bagian! Posisi manajer ini mengapa tidak menjadi milikmu?"

Raut wajah William juga tidak baik, wanita ini benar-benar gila, benar-benar tidak ada gunanya bercekcok dengannya, bagaimana ia bisa menduduki posisi manajer.

Membawa barangnya, WIlliam juga tidak ingin basa basi dengan Vallen lagi, ia langsung keluar dari ruang rapat.

Vallen marah besar.

"Baiklah! Sekarang kalian bagian 2 sangat hebat! Sama sekali tidak memandangku sebagai manajer! Memiliki sedikit nilai saja sudah hebat kan! Hari ini lembur! Dan juga, bonus kali ini, semuanya dipotong!"

Setelah selesai marah Vallen pun pergi.

Meninggalkan seluruh anggota bagian 2 kesal.

"Apa-apaan!"

"Apa urusannya dengan kita!"

"Vallen apakah dia gila! Siapa yang membuatnya marah dalam dua hari ini, malah melampiaskan amarah pada kita!"

"Kita hanya karyawan, dan bukan karyawannya, atas dasar apa ia meneriaki kita seperti meneriaki anjing?"

Asisten dari bagian 1 pun bahagia di atas penderitaan mereka dan berkata, "Kalau begitu kalian sampaikan pada manajer."

Selesai berbicara ia juga bergegas pergi.

Orang dari 3 bagian lainnya pun memandang bagian 2 dengan iba, ini benar-benar bencana tidak terduga.

Clara mengerutkan alisnya, Vallen ini sepertinya sedang meledak.

Erika menunduk di meja rapat, "Mengapa bisa begini, malam ini aku masih ada janji."

Clara pun berkata, "Tidak bisa membuat marah orang gila."

Erika berkata dengan sedih, "Lihatlah pekerjaan kita sudah selesai semua, lalu lembur nanti, apa yang kita lakukan? Apakah otaknya rusak?"

Clara mengangguk setuju, sekarang Erika juga sudah bisa mengatakan kalimat seperti otak rusak, bagus, perkembangan yang pesat.

Karyawan dari 3 bagian lainnya satu persatu pergi, akhirnya karyawan dari bagian 2 pun menunduk sedih dan keluar satu-satu.

Setelah mengetahui hal ini William sangat marah, masalahnya satu orang mengapa membawa seluruh bagian!

William datang ke kantor Vallen dan bertengkar tentang masalah ini, menurut orang-orang saat itu mereka bertengkar hebat, dari jauh pun bisa mendengar suara mereka sedang bertengkar.

Erika pun bertanya pada Clara, "Clara, menurutmu apakah mungkin kepala bagian kita kurang baik? Akankah nanti manajer menyulitkannya?"

William membantu membela mereka semua, mereka pun terharu, tapi mereka semua mengerti jelas sifat Vallen, sifatnya tidak baik, terlebih lagi di saat seperti ini, keduanya bertengkar hebat, Vallen juga terbawa suasana.

Erika sedikit mengkhawatirkannya.

Clara berkata: "TIdak tahu, tapi awalnya sifat Vallen memang tidak bagus, beberapa hari ini lebih tidak bagus lagi, kalau pun tidak membuatnya marah, tetap saja sepertinya tidak bisa melewati hari dengan baik."

Erika mengangguk, memang benar, dua hari ini ia seperti memakan petasan.

"Jika tahu dari awal seharunya di rapat tadi kita menahan kepala bagian." Meski memang sangat tidak senang, tapi akan berlalu jika mereka bersabar.

Clara menggeleng, masalah ini, juga tidak mudah.

Sekarang Cara tahu mood Vallen menjadi begitu pemarah adalah karenanya, hanya saja meski tahu Clara hanya bisa mengucapkan satu kata gila, tidak akan menunjukkan lebih banyak lagi.

Hari ini ia pulang ke rumah lalu Wayne berkata pada Clara: "Besok Bonita akan mulai libur musim panas."

Clara terkejut, "Cepat sekali?"

"Tahun ini agak sedikit lebih awal."

Clara mengedipkan matanya, belum lama Bonita pergi sekolah, lalu sekarang libur musim panas?

Benar-benar ......

"Kalau begitu nanti aku akan membereskan satu kamar untuknya."

"Baiklah."

Setelah makan Clara pun pergi, ia merapihkan kamar dengan teliti, libur musim panas selama 2 bulan, meski ia tidak begitu menyukai Bonita, tapi ia masih kecil, seorang anak kecil, tidak seharusnya perhitungan padanya.

Nenek juga sudah bilang, akan mendidik anak ini dengan baik.

Ia hanya tidak mengerti mengapa bisa mengikuti mereka.

Apakah Callie juga setuju?

Tidak mengerti adalah tidak mengerti, Clara juga tidak bertanya, setelah selesai merapihkan ia pun bermain game internet dengan beberapa orang, lalu sekalian bercerita akan hal ini pada Wenny.

Wenny pun berkata: "Sepertinya nenek ingin Kakak memperbaiki sifatnya."

Diingat-ingat Bonita memang tidak takut pada siapa pun, tapi ia takut Wayne, dulu Wayne tidak begitu mempedulikannya, juga tidak suka mempedulikannya, tapi sekarang di Kota A, Nenek tidak bisa mempedulikannya lagi jadi hanya bisa menyerahkannya pada Wayne.

Clara pun tertawa, "Begitu rupanya, apakah bibi juga setuju?"

Wenny berkata: "Bibi sekarang sudah pindah, sekarang ia tidak mempedulikan Bonita lagi, perceraian ini memberi pukulan yang besar baginya, jika bukan karena mulutnya yang setiap hari berisik, sebenarnya aku cukup iba padanya, angkuh seumur hidupnya, lalu sekarang bercerai."

Baru saja Clara ingin mengucapkan sesuatu, nada bicara Wenny pun berubah dan berkata, "Orang yang kasihan hidupnya apsti ada sisi menyebalkan, ini adalah karmanya, ia mengira semua orang harus menurutinya, untung saja bukan di rumah, jika tidak aku tidak bisa menahannya."

Clara: "......"

Keesokan harinya Clara pergi ke sekolah menjemput Bonita, tadinya Asisten Pribadi Tang yang akan pergi, tapi Clara merasa pertama kali datang, ia harus menjemputnya pulang, jika ia memiliki pertanyaan pun ia bisa menanyakannya pada Clara.

Clara juga adalah lulusan kampus di Kota A, belum lama ia lulus, ia pun cukup merindukannya.

Tidak sedikit siswa yang berlalu lalang di depan pintu, Clara sangat cantik, banyak orang yang menoleh padanya.

Clara sebenarnya ingin masuk dan melihat-lihat, tapi saat menelepon Bonita, Bonita menyuruhnya menunggu di depan pintu.

Clara pun tidak mungkin tiba-tiba masuk, lagi pula belum lama ia datang, ia juga tidak ada urusan.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu