Pergilah Suamiku - Bab 51 Panggilan yang terakhir

Tetapi Elaine tahu, tidak mungkin!

Bagaimana mungkin?

Dave hanya menjadi ayah Reece yang menyebutnya anak haram, terutama, Reece saat masih dilahirkan dari perutnya, dia merasa jijik terhadapnya, bagaimana mungkin bisa menjemput Reece pulang sekolah?

Pertanyaan itu, sejak awal, jawabannya sudah pasti!

Tetapi Elaine masih menyentuh handphone, walaupun tidak bisa bertanya kepada Dave, tetapi saat dia sibuk, pernah memberi Reece seorang Bibi untuk menjaganya.

Dia ingin menelepon Bibi yang ada di rumah, bertanya kepada Bibi apa ada menjemput anaknya atau tidak.

Semakin parahnya lagi, saat itu handphone Elaine kehabisan baterai dan mati otomatis.

Dia ingin meminjam handphone guru Reece, tetapi tidak ingat nomor telepon Bibi yang di rumah, lalu ingin juga menelepon Olivia, bertanya tahu tidak kondisi sekarang, lalu menyadari juga tidak ingat nomor telepon Olivia.

Akhirnya, situasi saat itu sangat berantakan!

Setelah kejadian ini terjadi, Elaine akan mengingat di benaknya semua yang ada hubungannya dengan Reece, guru wali kelas, guru taman kanak-kanak, orang tua teman semeja, Olivia, Bibi di rumah, semuanya yang ada hubungannya dengan Reece, semua nomor telepon, akan diukir dalam benaknya, hatinya.

Bahkan jika mereka mengubah informasi kontak mereka, dia juga akan langsung menanyakannya.

“Direktur Qin, kamu tidak membiarkanku bicara, apa demi kenyamananmu melamun? Kelihatannya anak haram di dalam hatimu juga tidak begitu penting!”

Kata-katanya penuh sarkasme, membuat Elaine dari ingatannya kembali fokus, dia tidak ada mood untuk menanggapi serangan Dave, malah dia memandang ke arahnya memikirkan sesuatu.

Dave merasa tidak nyaman dipandang Elaine, dia mengkerutkan alisnya, tertutupi awan gelap.

Dia tidak mencari anak haram, melihat apa yang dilakukannya? Jangan-jangan di dalam hatinya sedang merencanakan sesuatu?

Elaine mengigit bibirnya, dia memilihkan Reece taman kanak-kanak yang memiliki reputasi yang bagus, guru yang ada didalam semuanya adalah pilihan terbaik, terkenal bertanggung jawab.

Dia tidak menjemput Reece, juga tidak bisa menghubunginya, taman kanak-kanak pasti akan menghubungi Papa Reece.

Elaine menatap Dave terus, saat pertama kali Reece masuk sekolah, Taman kanak-kanak meminta Elaine untuk mengisi nomor handphone Papa.

Karena takut terjadi konflik dengan Dave, dia tidak berani memberikan nomor handphonenya, jadi menelepon Elsa, setelah mendapat persetujuan darinya, diisi dengan nomor handphone Elsa .

Mata Elaine bersinar, dia curiga dan melirik Dave atas bawah berulang kali, melihat ekspresinya, tampaknya dia tidak tahu masalah Reece.

“Apa kamu lihat-lihat? Apa handphonenya masih digunakan? Jika tidak maka kembalikan padaku! Tempat seperti Rumah sakit ini, kamu tinggal merasa nyaman, aku malas menemanimu!”

Dave berbicara dengan sinis, selesai bicara menatap dingin arah Elaine.

Elaine sedikit mengencangkan genggaman telepon yang ada ditangannya, alisnya mengkerut, kalau dia malas menemaninya, lalu kenapa dia pergi dan kembali lagi?

Elaine tidak berpikir panjang, perlakuan Dave selalu berubah-ubah, dia tidak akan narsis berpikir bahwa Dave pergi dan kembali lagi karena mengkhawatirkannya.

Tatapan Elaine kembali ke atas layar handphone, berkata : “Aku melakukan panggilan terakhir kalinya, Presdir Bo, Anda tunggu sebentar.”

Dave menghela nafas dingin, dadanya kembang kempis, pantulan lampu yang ada diruangan ini, terasa gelap.

Dia memegang lengan kursi dan menggoyangkannya sebentar, terlihat kerutan menumpuk di atas jasnya, karena gerakan pria itu kembali merapikan kerutan itu, baju yang semuanya dijahit murni menggunakan tangan, tidak ada bekas yang tertinggal.

Panggilan yang terakhir?

Elaine begitu yakin, panggilan terakhir ini bisa menemukan anak haram?

Tidak banyak yang tahu dia dari kantor polisi membawa anak haram pulang!

Bibir Dave terangkat mengejek, lalu kembali diam, berencana terus menonton pertunjukan bagus Elaine.

Elaine menerka, Elsa mungkin adalah satu-satunya orang yang mengerti apa yang terjadi.

Dan Elsa adalah asisten Dave, Dave seharusnya menyimpan nomor teleponnya.

Dia menundukkan kepala, menunjuk ke dalam kontak Dave

Dave menunggu menonton pertunjukkan bagus Elaine, otomatis setiap gerakannya diamati, saat melihat gerakan Elaine, wajah Dave yang tampan langsung tenggelam.

Elaine di depan matanya, berani melihat kontaknya!

Dengan keras berkata mengkhawatirkan keselamatan anak haram, menelepon dua kali lalu melamun, sekarang masih ada mood untuk memeriksa kontaknya?

Elaine mengira dirinya itu apa, berani untuk ikut campur dalam kehidupan pribadinya?

Dia merasa pantas?!

Dave murka, saat mau merampas handphonenya, Elaine tiba-tiba menolehkan kepalanya, tepat bertatapan dengan matanya.

Matanya berapi-api, berkeliaran angin tipis, tetapi tidak bisa menutupi kemarahannya.

Elaine kaget, kontak telepon Dave bisa dihitung dengan satu jari, sama sekali tidak ada menyimpan nomor handphone Elsa, dia menolehkan kepala hanya ingin bertanya nomor handphone Elsa, tetapi malah menatap mata Dave yang penuh kekejaman ini!

Jari-jarinya gemetaran, kata-katanya dilapisi ketegangan dan kecemasan : “Presdir….Presdir Bo, bisakah kamu memberikan nomor handphone sekretatis Xu kepadaku?”

Dave tiba-tiba seperti disiram air dingin, api yang ada dihatinya terpadamkan semua.

Sudut bibirnya berkedut dua kali, Elaine melihat kontaknya hanya demi mencari nomor telepon Elsa? Bukan ingin memata-matai sesuatu dari handphonenya?

Bukan karena mencari mereka yang disebut orang ketiga?

Dia curiga melihatnya atas bawah berkali-kali, tidak paham maksud tatapannya.

Dave tahu mengapa tapi tetap sengaja bertanya ; “Direktur Qin, kamu mau nomor handphone sekretarisku untuk apa? Kenapa, panggilan terakhir mau menelepon Sekretaris Xu? Kamu sudah memikirkannya kah!”

Dia merapatkan bibirnya dan menganggukkan kepala, berkata : “Saat Reece mulai masuk sekolah, pihak sekolah meminta mengisi informasi kontak Papa, Anda setiap hari begitu sibuk, aku sudah berdiskusi dengan sekretaris Xu, diisi dengan nomor handphonenya … …”

Dave tertawa kecil.

Elaine sudah memperhitungkannya,apa aku bilang bagaimana mungkin masalah anak haram ini bisa dirujuk kepadanya! Ternyata semuanya adalah trik wanita ini!

Tes DNA, dan juga drama besar hari ini, agar dia mengenali anak haram Reece ini?

Mimpi kamu!

Dia, Dave tidak terbiasa menjadi keledai!

Dave mencibir dan tertawa dingin : “Sekretarisku, sejak kapan digilir untuk digunakan Direktur Qin!? Di dalam perusahaan, karyawan wanita yang mempunyai anak sangat banyak, Direktur Qin, jika semua sepertimu, saat anak masuk sekolah, informasi kontak Ayah diisi dengan nomor handphone Elsa, apakah Perusahaan tidak akan kacau?”

Hati Elaine merasa sedih.

Dave tidak mengenal Reece, jika awalnya dia mengisi nomor handphone Dave, itu baru kekacauan!

Lagipula, Reece adalah anak dari Dave, dia mengisi nomor handphonenya menjadi sekretaris Dave, bukankah masuk akal?

Dave menyulitkannya, masih tidak memilih waktu, tidak memilih tempat.

Orang seperti Dave, dari dulu selalu dingin terhadap masalah dan orang yang ada disekitarnya. Dia memberikannya kesan yang buruk, dia benar-benar tidak tahu harus menangis, atau harus tertawa.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu