Pergilah Suamiku - Bab 74 Aku Akan Minta Maaf Dengan Si Gendut (2)

"Bukan anak haram? Berarti dia benar adalah anak Dave? Bagaimana Dave bermain dengan wanita luar selama tiga tahun ini sudah bukan rahasia di dalam kota Tong, bisa jadi dia masih ada banyak anak di luar, siapa tahu yang kamu bilang itu benar atau palsu? Meskipun itu benar, Dave bisa ada waktu mengurus Reece? Reece hanya bisa merugikannya, kamu berikan kepada Dave pun dia tidak akan mau!"

"Mengapa Reece bisa begitu tidak beretika? Kamu lihat dia bahkan memukul anakku sampai begitu!"

Ekspresi Elaine sedikit tenggelam, dia berkata : "Nyonya Yuherni, kata-kata anda terlalu berat. Ada berapa anak yang tidak akan saling tengkar ketika bersama ? Bukannya antara anak-anak terjadi pertengkaran itu memang sebuah hal wajar? Tidak mungkin tiap kali anak-anak bertengkar, kamu berkata mereka semua tidak beretika?"

"Selain itu, si gendut juga tidak akan tiba-tiba berkata Reece adalah anak haram, anak kecil pasti dipancing oleh orang lain......."

"Maksudmu apa? Kamu berkata aku dan suamiku mengajari anakku marahi anakmu ya, terus anakku patut dipukul?" Suara Nyonya Yuherni menjadi sangat tajam.

Telinga Elaine terasa sakit karena suara tajam Nyonya Yuherni, dia baru saja mau menjelaskan kepadanya, Reece sudah membuka pintu kamarnya sendiri dan berjalan ke sisi Elaine.

Elaine bertanya dengan suara kecil : "Kenapa?"

Reece menarik tangan ibunya dan berkata dengan suara kecil : "Mama, aku sudah tahu salah, aku akan minta maaf dengan si gendut......."

Matanya berisi kecewa, Reece kemarin berkata si gendut yang duluan marah dia dan bahkan dorong dia, makanya Reece memukulnya.

Elaine tentu saja mengenal anaknya sendiri, Reece bukanlah anak yang mudah marah, si gendut itu pasti ada berkata kata-kata yang kelewatan, makanya dia bisa sampai marah dan memukulnya.

Elaine merasa sedikit bersalah, dia sendiri adalah orang yang memilih taman kanak-kanak itu untuk Reece, selain itu Elaine juga sudah menyadari ada sesuatu yang salah sebelumnya, tetapi dia sibuk dengan proyek Pantai Luoshen, ditambah Elaine tidak bisa membuat Dave setuju mau membawa Reece ke sekolah....

Kalau tidak, masalah seperti ini tidak akan terjadi.

Elaine merasa sakit hati, dia mengelus kepala Reece sebelum mulai menelpon lagi.

"Nyonya Yuherni, saya tidak ada maksud meragukan kamu dan Tuan Yuherni, saya hanya khawatir si gendut di pancing oleh orang lain, saya benar-benar tulus mau minta maaf" Elaine menjilat bibirnya dan lanjut berkata dengan suara kecil : "Usia Reece masih kecil, dia tidak bisa tidak sekolah, tujuan saya menelpon ke kamu adalah berharap kamu bisa memberikan Reece satu kesempatan lagi! Boleh?"

Nyonya Yuherni tidak menerima, nada suaranya tetap sangat kasar dan marah : "Mengapa aku harus memberikan gadis jahat itu satu kesempatan lagi, untuk dia pergi ke sekolah pukul anakku lagi?"

"Tulang anakku patah sekarang, dia harus berhenti sekolah untuk sementara waktu, dari mana aku masih bisa mengurus masalah anakmu?"

Elaine merasa otaknya pegal : "Reece sudah tahu dia salah, selain itu saya juga jamin dia tidak akan memukul orang lagi, saya juga akan menanggung biaya pengobatan luka si gendut, sekali lagi, saya minta tolong berikan Reece satu kesempatan lagi"

Setelah Elaine berkata, nyonya Yuherni tidak berbicara lagi, Elaine tahu Nyonya Yuherni pasti sedang ulang berpikir, pada saat dia ingin terus berkata lagi, Reece menarik lengannya dan menunjuk ke layar ponsel.

Elaine melamun sejenak sebelum mengaktifkan pengeras suara, Reece mengarahkan wajah kecilnya ke layar ponsel dan tatapannya berisi ketulusan.

"Tante, saya benar-benar sudah tahu salah, saya tidak akan berkelahi dengan si gendut lagi, apakah kamu bisa membiarkan saya kembali ke sekolah?"