Pergilah Suamiku - Bab 191 Elaine Berencana Membunuh Adik Keempat

Dave.....

Itu satu-satunya putranya!

Terlalu menyakitkan, air mata keluar dari mata Ibu Bo.

Dorongan dari Calen dan Nia masih belum selesai

"Bu, kamu tidak bisa membiarkan masalah ini!"

“Mana mungkin sesederhana yang dikatakan kakak kedua? Bagaimana Elaine masuk dan menikah ke keluarga kita tiga tahun lalu, apakah kamu lupa?"

"Beberapa tahun ini, Keluarga Bo kita tidak merasa kasihan padanya dan begitu putrinya mengalami kecelakaan, Papa setuju tanpa ragu untuk menggunakan uang menebus Reece!"

"Menurutku Elaine suka dengan Adik Keempat adalah palsu, dia ingin adik keempat mati baru benar!"

Calen berhenti dan memandangi Nia, bibir dinginnya menghembuskan kata yang kejam, satu di sebelah yang lain dan menghantam hati ibu dengan keras:

"Bu, Elaine berencana untuk membunuh adik keempat sehingga dia dapat mengambil alih properti keluarga Bo!"

Nia bergejolak dalam hatinya dan tanpa sadar melihat ke Ibu Bo.

Ibu Bo selalu menyukai Calen, dia jelas percaya Calen!

Juga benar, tidak ada yang salah dengan kata-kata Calen. Selain itu, Yonas selalu mempercayai Elaine. Hal ini diketahui semua orang dengan baik. Jika bukan Calen yang mengdipkn mata padanya, Nia juga percaya kata-kata Calen!

Ibu Bo mengambil dua napas berat dan tangannya gemetar, napasnya semakin dalam: "Bantu aku ... pergi ke kamar Elaine!"

Mendengar ini, Nia dan Calen saling melirik dan setiap orang mengulurkan satu tangan, menopang Ibu Bo, membantu dia keluar dari kamar.

Dave mendapat beberapa kejadian buruk. Ibu Bo telah secara emosional down untuk waktu yang lama. Dia dibantu oleh Calen dan Nia untuk berjalan beberapa langkah. Rasa pusing Ibu Bo sedikit mereda, dia mengulurkan tangan dan melepas tangan Nia dan Calen, berjalan ke arah kamar Elaine.

……

Elaine barusan tertidur dan suara John terdengar di telinganya.

"Elaine, kamu tidur sebentar, aku akan membelikanmu sesuatu untuk dimakan."

Elaine menanggapi dengan sembarang, sudah sakit. Dia sangat lemah sehingga seluruh tubuh menyusut di tempat tidur. Dia tidur dalam keadaan pusing dan tidak stabil.

Dia memiliki jarum infus di tangannya dan dia berbaring telentang.

Setelah tidur selama beberapa menit, tiba-tiba Elaine merasakan bayangan hitam tebal di tubuhnya dan detik berikutnya, tamparan di udara dengan angin panas, mendarat di wajah Elaine.

Elaine dengan takut terbangun.

Rasa sakit yang dahsyat itu mengejutkannya, tanpa sadar ia mengulurkan tangan untuk menutupi wajahnya, membuka kelopak matanya dan bertemu dengan mata menyala-nyala Ibu Bo.

"Bu?"

Ibu Bo mencibir: "Bu? Jangan panggil aku ibu! Aku tidak punya anak perempuan sebesar kamu!"

Dengan itu, dia menarik infus Elaine dengan kasar, menarik keras dengan tangannya dan langsung tertarik keluar.

Jarum tertancap di punggung tangan Elaine dengan plester medis. Ketika Ibu Bo tiba-tiba bergerak, Elaine hanya merasakan sakit di punggung tangan dan darah tersebar di sepanjang jarum.

Elaine terkejut oleh Ibu Bo. Detik berikutnya, Ibu Bo mengulurkan tangan dan menarik baju medis Elaine, menarik Elaine kepadanya dengan gerakan yang kuat.

Nada suara Ibu Bo terdengar dingin: "Apa yang kamu katakan kepada Yonas?"

"Elaine, aku tidak menyangka kamu orang seperti itu!"

"Kamu sangat menginginkan nyawa putraku, kamu sama saja membunuhku!"

"Kenapa? Hanya karena hidup atau mati Recee tidak pasti, anakku harus dikuburkan bersamanya? !!!"

Elaine terpana dengan perkataan Ibu Bo. Barusan John juga memberitahunya bahwa Recee sedang tidur di rumah lama. Bagaimana ganti ke mulut Ibu Bo, kehidupan atau kematian putrinya jadi tidak pasti?

"Apanya yang hidup mati tidak pasti?"

"Bu, jangan menakutiku, mengapa Recee hidup mati tidak pasti? Bukankah dia tidur di rumah lama?"

Ibu Bo mendengar ini, dengan tertawa berkata: "Tidur?"

"Putrimu diculik oleh para penculik! Jadi putraku yang harus ditinggalkan di gunung!"

Emosi Ibu Bo tampaknya agak bergejolak dan setiap kata - katanya sedikit berat, dengan rasa balas dendam yang kuat!

Jika bukan karena Elaine, apakah Dave sampai sekarang masih belum disini? !

Elaine mendengarkan kata-kata Ibu Bo dan tidak peduli dengan sakit di wajahnya. pupil matanya menyusut dan Ibu Bo mengangkat bibirnya dan suaranya suram: "katakan! karena Reece menyakiti Dave-ku!"

Dia tiba-tiba meraih Elaine, mengguncang tubuh Elaine dengan putus asa.

"Berikan Dave-ku! Berikan Dave-ku!"

Tangan Elaine masih susah digerakkan, demam di tubuhya masih belum pulih, seluruh kepalanya pusing. Ditambah, dia tahu bahwa Reece telah diculik. Air mata mulai keluar dari matanya.

Elaine mengulurkan tangan tanpa sadar untuk mendorong Ibu Bo: "Bu, jangan ribut, tolong katakan padaku dulu, mengapa Reece diculik?"

Ibu Bo terhuyung-huyung oleh dorongan Elaine dan hampir jatuh, Calen secara reflek menjangkau untuk menahan Ibu Bo.

"Bagus, Elaine, kamu berani mendorong ibumu!"

Calen menyela, suaranya dingin.

Ibu Bo melambaikan tangannya dan kembali maju, tetapi tangannya belum tersentuh pada Elaine, lengannya sudah dipegang dengan sepasang telapak tangan yang kuat.

Yonas menyeret Ibu Bo mundur, dia dengan sedih berteriak, "Cukup!"

"Apa yang membuatmu gila di rumah sakit, tidak malu?!"

Ibu Bo :“……”

Rupanya Yonas mendengar kejadian di sini, Ibu Bo melihatnya, makin jengkel, tidak ada kabar dari Dave, ekspresi wajahnya membawa kemarahan.

Tanpa bergegas ke Elaine, Ibu Bo mengangkat tangannya dan menampar ke arah wajah Yonas.

Tanpa diduga, Ibu Bo akan melakukan tindakan ini, Yonas tidak sempat menghindarinya dan rahangnya tergores oleh kuku Ibu Bo, meninggalkan bekas kuku berwarna merah terang. Ada sedikit luka berwarna merah.

Yonas terkejut.

Rupanya Ibu Bo masih belum cukup, walau ditahan Yonas, ia masih mengamuk dan melihat Yonas dengan putus asa.

matanya merah, melihat pandangan Yonas, seperti terdapat dendam yang dalam.

"Yonas, apa maksudmu dengan mengeluarkan tim penyelamat?!"

"Elaine sudah benar-benar aman turun gunung!"

"Apa yang kamu lakukan meninggalkan anakku sendirian di gunung?!"

"Aku sudah kehilangan tiga putra dan yang terakhir, tidakkah kamu menyisakannyaa untukku!"

Ibu Bo berkata dengan perasaan panik, air matanya jatuh lagi. Dia berkata begini, Elaine dan Yonas membeku.

Elaine dikejutkan oleh Ibu Bo yang mengatakan bahwa Yonas menarik tim penyelamat gunung.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu