Pergilah Suamiku - Bab 77 Mama Selama Ini Membohongiku (1)

Elaine melihatnya, jantungnya berdegup kencang. Faktanya, tidak ada seorang pun yang tahu alur masalah ini sejelas dirinya sendiri. Malam itu, Dave bahkan menyelamatkannya, dan jika bukan karena dia, mungkin dia telah dibunuh oleh supir di pegunungan.

Berita ini terlihat sangat buruk, pasti memberi pengaruh yang sangat besar untuk Perusahaan Bo, dia memegang koran itu dan tanpa sadar menjatuhkannya, Yuherni menajamkan sudut mulutnya, berkata dengan nada yang agak meremehkan : “Bahkan kalo anak perempuan kamu bukan anak haram, apa bedanya, aku juga tidak percaya kalo Dave punya waktu untuk mengurusi kehidupan kalian, Aku hari ini, harus membalas yang kalian perbuat pada anakku!”

Seselesai Yuherni Haris berbicara dia langsung mencari satpam dan berbicara dengannya menggunakan nada yang tinggi: “awasi mereka berdua, TK Cahaya tidak menerima orang seperti mereka!”

Yuherni Haris langsung menarik tangan suaminya dan langsung masuk ke area sekolah, ternyata orang yang kemarin Jumat muncul di kantor polisi adalah Dave, ini membuktikan bahwa pemeriksaan ini benar, seberapa besar uang yang bisa dikeluarkan oleh Elaine?

Yang jelas Dave tidak peduli tentang kehidupan Elaine, bagaimana dia bisa datang secepat ini?

Tentu saja, Elaine tidak peduli dengan apa yang dipikirkan Yuherni Haris. Dia sangat ingin menelepon perusahaan dan membiarkan departemen hubungan masyarakat menyelesaikan.

Dia merogoh tasnya, tapi tidak menemukan handphonenya.

Elaine menggerutkan dahinya sambil berpikir, tadi setelah keluar dia membantu Reece memakai sepatu jadi dia menaruh sepatu diatas rak sepatu.

Dia menggaruk rambutnya, memijat kepalanya karena kebodohan ini. Ketika dia melihat ke bawah, dia melihat Reece menatap lurus ke koran yang dia pegang.

Matanya membendung sebongkah air mata, mulutnya mengerang dia seperti menahan emosinya. Melihat Elaine berbalik arah menatapnya, Reece menjilat bibirnya, suaranya bergetar dan agak terisak, “Mama apakah papa memukulmu ?”

Reece menahan untuk tidak menangis, tetapi air matanya tetap jatuh, tidak bias menerima perubahan sebesar ini.

Luka di kepalanya semakin baik, tetapi warna hitam dan hijau di sekitar lukanya terlihat lebih besar sehingga Reece terlihat lebih menyedihkan.

Dia menangis dan membuat hati Elaine semakin susah, Jadi dia berlutut dan mendesah pelan: "Tidak, Reece, apakah ibu sudah pernah mengatakannya? Hal-hal di koran itu semua berisi kebohongan, dan Ayah tidak pernah memukuli seorang wanita. Apalagi memukul mama! "

Reece menggoyangkan kepalanya, air mata menetes sedikit demi sedikit, :”Tapi papa yang sudah membawamu pulang, setelah pulang badanmu penuh dengan luka…”

Reece menangis sampai terisak, air matanya mengalir sangat deras :”mama, kamu selalu membohongiku kan? Papa sedikitpun tidak mencintaimu, dan juga tidak menyayangi Reece.”

Tubuh Elaine kaku.

3 tahun ini, dia sedang memberi tahu Reece, Dave mencintai mereka, Ini tidak lebih dari masa kecil yang riang bagi Reece, dia berharap masa kecil Reece sempurna dan tidak meninggalkan penyesalan.

Tapi ….

Masalah ini, dia selalu gagal melakukannya.

Mata Elaine terlihat sangat masam, sebenarnya air matanya sudah tidak terbendung lagi, tapi dia harus menahannya. Dia menolak dan menggelengkan kepalanya.

Lalu berkata : “Tidak, bagaimana mama bisa menipu Reece? Reece, apakah kamu masih berniat mempercayai hal-hal ini, dan menyakiti hati mama papa?”

Kasih sayang Dave, datang terlalu cepat, tapi juga sangat cepat dilupakan, tapi paling tidak kasih sayang ini pernah datan untuk dirasakannya.